Mentan: Kita Harus Jaga Harga Gabah Tidak Turun

* Panen Raya di Sumatera Selatan

Panen raya padi serentak dilakukan di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), yakni di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Ogan Komering Ilir (OKI) dan Kabupaten Banyuasin. Produktivitas yang dicapai rata-rata 7,6 ton/hektare gabah kering panen (GKP).

Di OKU Timur, panen berlangsung di Desa Raman Agung, Kecamatan Buay Madang Timur. Panen selama Maret ini di OKU Timur mencapai seluas 17.791 hektare (ha), sedangkan luas panen Kecamatan Buay Madang Timur 2.859,5 ha.

Varietas yang digunakan adalah Inpari 32, Ciherang dengan produktivitas rata-rata 7,6 ton/ha GKP dengan indeks pertanaman IP 300. Harga jual gabah saat ini berkisar Rp4.400/kg-Rp4.900/kg.

Sedangkan panen padi di Desa Lubuk Seberuk, Kecamatan Lempuing, Kabupaten OKI mencakup lahan pertanian seluas 11.964 ha. Begitu juga di Kabupaten Banyuasin.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo berharap agar saat panen seperti saat ini, jangan sampai harga gabah turun, yang tentunya akan menyebabkan kerugian bagi petani.

“Kita harus bersama-sama menjaga ketersediaan pangan. Namun jangan sampai melupakan kesejahteraan para petani, dengan menjaga harga gabah agar tidak turun,” katanya dalam rilis Ditjen PSP, Kamis (9/3/2023).

Berdasarkan keputusan Badan Pangan Nasional (Bapanas), pemerintah telah menetapkan batas atas harga pembelian (ceiling price) untuk GKP di tingkat petani sebesar Rp4.550/kg, di tingkat penggilingan Rp4.650/kg, sementara untuk GKG di tingkat penggilingan Rp5.700/kg dan beras medium sampai gudang Perum Bulog Rp9.000/kg. Harga ini berlaku mulai 27 Februari 2023 sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian.

Sedangkan harga batas bawah pembelian gabah/beras mengacu kepada harga pembelian pemerintah (HPP) yang diatur Permendag No. 24 Tahun 2020, yaitu GKP tingkat petani Rp4.200/kg, GKP tingkat penggilingan Rp4.250/kg, GKG tingkat penggilingan Rp5.250/kg, dan beras medium di gudang Perum Bulog Rp8.300/kg.

Mentan juga menyebutkan, pihaknya akan mengawal pertanaman dari serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) sehingga produksi dapat maksimal.

Dia menyebutkan, dalam masa panen raya seperti saat ini, agar harga komoditi pertanian tidak jatuh, Kementan punya solusi melalui Kostraling (Komando Strategi Penggilingan Padi) dengan menggandeng lembaga keuangan, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Melalui Kostraling ini, diharapkan hasil dari petani tidak dimainkan oleh para tengkulak, namun dibeli langsung oleh mitra atau tempat penggilingan sebagai penjamin petani,” katanya.

Mentan menjelaskan, upaya pemerintah tidak hanya sampai pada tahap peningkatan produksi tetapi meningkatkan penanganan setelah masa panen raya.

Di antaranya membantu proses pengeringan gabah (dryer) dan Rice Milling Unit (RMU) atau penggilingan gabah sehingga beras yang dihasilkan petani berkualitas tinggi dan mudah diserap dengan harga yang memberikan keuntungan.

Di OKU Timur ini, terdapat RMU dengan kapasitas 7 ton/hari lokal dan 100 ton/hari non-lokal. Lokasi RMU ini sekitar 1 km dari lokasi panen lokal dan 100 km non-lokal.

Dengan demikian, secara bertahap pemerintah meningkatkan kesejahteraan petani dan sektor pertanian makin terdepan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Sesuai arahan Presiden Jokowi, tidak hanya budidaya yang didorong, tetapi pascapanennya, salah satunya kualitas RMU sehingga beras yang dihasilkan berkualitas dan harganya tidak di luar HPP,” katanya.

Manfatkan Alsintan

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil juga terus mendorong petani untuk memanfaatkan alat mesin pertanian (Alsintan) dalam proses memanen dan menanam.

“Dengan menggunakan Alsintan, proses menanam atau memanen bisa dikerjakan oleh satu atau dua orang saja. Namun, hasilnya tetap maksimal dan lebih cepat,” jelas Ali Jamil.

Ali Jamil menambahkan, petani juga bisa melakukan sewa-pinjam Alsintan yang dikelola Brigadir Alsintan, Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), Kelompok Usaha Bersama (KUB) dan Taksi Alsintan di daerah masing-masing.

“Dengan menggunakan Alsintan, petani akan lebih hemat dan lebih cepat dalam proses panen begitu juga saat proses menanam, akan jauh lebih cepat,” katanya.

Sementara itu, Bupati OKU Timur, Lanosin Hamzah menambahkan, Kabupaten OKU Timur merupakan sentra produksi padi nasional dengan produktivitasnya tertinggi di Provinsi Sumsel.

Berdasarkan data statistik tahun 2022, hasil produksi padi di OKU Timur mencapai 689.678 ton GKG atau 811.385 ton GKP dari luas tanam seluas 108.141 ha. Hasil produksi tersebut mengalami peningkatan sebesar 20% dibandingkan tahun 2021 yang dihasilkan petani di wilayah itu.

“Oleh sebab itu, kami optimistis tahun 2023 mampu memproduksi sejuta ton GKP dari 133.893 ha total luas tanam yang ada di OKU Timur,” tegasnya.

Pemerintah daerah setempat juga mengapresiasi dukungan nyata Menteri Pertanian dalam menstabilkan harga saat masa panen raya ini dengan mendorong Bulog dan BUMN lainnya untuk menyerap gabah petani dengan harga sesuai HPP.

“Kami berharap, masa panen raya ini harga gabah tidak anjlok,” ungkapnya.

OKI Panen Raya

Sementara itu panen raya di Desa Lubuk Seberuk, Kecamatan Lempuing, Kabupaten OKI diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan masyarakat setempat.

Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Rahmanto mengatakan, saat ini sedang berlangsung panen raya di 10 provinsi dan kabupaten, termasuk Kabupaten OKI dan kabupaten lainnya di Sumsel.

“Kami bersyukur, acara ini waktunya bersamaan dengan acara panen padi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabupaten Kebumen,” ujar Rahmanto saat menghadiri panen raya secara simbolis di Desa Lubuk Seberuk, Kecamatan Lempuing, Kabupaten OKI, Sumsel, Kamis (9/3/2023).

Dia mengungkapkan, kegiatan panen raya dilaksanakan pada Maret-April 2023. Kementan optimistis, petani bisa lebih meningkatkan produksi pangan untuk selanjutnya.

“Kita harus bersama-sama dan bersinergi, antara pusat dan daerah, untuk mendorong peningkatan produksi hasil pertanian,” ucapnya.

Rahmanto menyebutkan, perubahan iklim di Indonesia menjadi tantangan bersama, sekaligus bisa menjadi peluang jika diatasi dengan cara yang tepat.

“Kejadian banjir terjadi di Jawa, tetapi di OKI tidak terjadi, bahkan petani bisa meningkatkan produksi. Ini capaian luar biasa untuk petani,” katanya.

Rahmanto juga menilai, lahan rawa di OKI yang cukup luas bisa menjadi potensi besar jika ditata dan dikelola secara tepat dan benar.

“Lahan rawa memiliki indeks pertanaman (IP) yang biasanya dalam satu tahun panen hanya sekali. Ini masih bisa kita tingkatkan lagi,” sebutnya.

Dia menyebutkan, jika lahan rawa dikelola dengan tepat, misalnya melalui tata kelola air, lahan ini bisa ditanami 2 bahkan 3 kali dalam setahun. “Ini akan menjadi peningkatan produksi yang luar biasa,” katanya.

Adapun pelaksanaan panen raya di Sumsel terbagi di tiga lokasi, yakni Desa Raman Agung Kecamatan Buay Madang TImur, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Desa Lubuk Seberuk Kecamatan Lempuing Kabupaten OKI, dan Kabupaten Banyuasin.

Pelaksanaan panen raya padi di Desa Lubuk Seberuk, Kecamatan Lempuing, Kabupaten OKI dilakukan di lahan seluas 4.831 ha.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Ogan Komering Ilir, M. Dja’far Shodiq mengatakan, panen raya di wilayahnya menjadi berkah untuk petani karena produksi gabah kering meningkat.

Dia pun mengimbau petani untuk mengutamakan pasokan gabah dan beras untuk konsumsi rumah tangga menjelang Ramadhan.

“Jelang Ramadhan, para petani harus mengutamakan pasokan beras di wilayah dulu, jangan dijual ke luar daerah lain. Nanti kalau sudah aman (cukup) kebutuhan di sini, silakan dijual ke luar daerah,” imbaunya.

Direktur Jenderal PSP Kementan, Ali Jamil berharap, petani segera menanam kembali produksi setelah panen agar semakin meningkat. Dia juga berharap OKI jadi menjadi lumbung padi.

“Mohon lahan dipelihara dengan baik. Bila sudah bisa ditanam dua kali setahun, diupayakan menjadi tiga kali setahun. Satunya lagi bisa untuk menanam jagung,” katanya. YR/SW