Pengembangan blue economy berupa pemanfaatan sumber daya laut harus dilakukan secara berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat sekaligus untuk mencegah perubahan iklim.
Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Victor Gustaaf Manoppo menjelaskan bahwa sejalan dengan Road Map Blue Economy yang telah di diluncurkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, KKP mengimplementasikan lima strategi.
Kelimanya adalah perluasan kawasan konservasi laut, penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pembangunan budidaya laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan, pengelolaan dan pengendalian kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil serta pembersihan sampah plastik di laut.
“Kawasan konservasi laut akan mendukung ketersediaan sumber daya perikanan, penyerapan karbon, dan memproduksi oksigen untuk kehidupan,” katanya saat diskusi panel tentang Blue Economy di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP28 UNFCCC di Dubai, Uni Emirat Arab, Sabtu, 2 Desember, 2023.
Victor menyatakan untuk mengembangkan blue economy penting untuk memiliki tata kelola ruang laut yang kuat dan berintegritas.
Untuk mendukung hal itu, KKP sedang membangun dua perangkat kunci pemanfaatan teknologi. Pertama Ocean Big Data, dikembangkan melalui perangkat berbasis teknologi yang ditempatkan di daerah pesisir, laut, dan udara. Teknologinya bisa berupa radar, sensor pengukur kualitas air laut, drone bawah air (AUV), drone udara, dan satelit nano untuk memetakan aktivitas laut, serta kondisi dan habitat laut.
Sementara perangkat kedua adalah Ocean Accounting atau Neraca Sumber Daya Laut, yang merupakan sistem pengelolaan data spasial dan non-spasial yang terintegrasi.
Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Vivi Yulaswati menjelaskan Road Map Blue Economy diluncurkan awal Juli 2023 lalu. Menurut Vivi, tujuan dari Road Map Blue Economy adalah menyatukan semua aspek dari potensi pengembangan ekonomi biru di Tanah Air.
Road Map tersebut tidak hanya berfokus pada sektor-sektor yang sudah ada seperti perikanan tangkap dan budidaya, pariwisata, manufaktur berbasis komoditas laut dan pesisir, tetapi juga melihat potensi pengembangan sumber pertumbuhan baru.
Contohnya antara lain bioteknologi, bioekonomi, energi baru terbarukan berbasis laut, hingga memperkuat riset dan edukasi.
Sementara itu Presiden Direktur PT Sea Six Energy Indonesia, Agus Sastra Wiguna menjelaskan pihaknya mengimplementasikan blue economy dengan dengan mengembangkan produk-produk turunan dari rumput laut.
“Rumput laut tidak hanya diolah menjadi pangan tetapi juga bisa dalam berbagai produk bermanfaat lainnya,” katanya.
Agus mengaku saat ini pihaknya juga sedang dalam tahap riset untuk dapat menggunakan rumput laut sebagai bioplastik dan biofuel. ****