Importir pupuk di Asia bergegas mencari pasok alternatif di luar China karena khawatir eksportir pupuk terbesar di dunia ini bakal mengetatkan ekspor pupuknya guna melindungi pasar dalam negeri.
China merupakan eksportir pospat terbesar dunia dan eksportir pupuk urea utama dunia. Namun, sejak tahun 2021, Beijing menerapkan berbagai kebijakan, termasuk menerapkan kuota ekspor dan memperpanjang persyaratan pemeriksaan terhadap kandungan pupuk guna meredam harga pupuk di dalam negeri, kata analis dan buyer pupuk.
Ekspor urea China anjlok 24% menjadi 2,8 juta ton pada 2022 dibandingkan setahun sebelumnya. Meskipun ekspor saat ini lebih tinggi, namun volumenya tetap masih di bawah rata-rata volume tahunan sebelumnya.
Ekspor pospat meningkat tajam pada awal 2023, tapi dalam beberapa terakhir mengalami penurunan, sehingga membuat pasok global seret dan berbuntut naiknya harga.
Langkah-langkah pemerintah China yang kerap melakukan intervensi dalam kebijakan ekspor menunjukkan bahwa China bakal makin sulit diandalkan sebagai pemasok pupuk pada tahun 2024, kata direktur pupuk di perusahaan pialang StoneX Group, Josh Linville.
“Biasanya, faktor pasar menentukan apa yang terjadi. Sekarang, kita harus mencoba memcari tahu apa yang sedang dipikirkan pemerintah pusat dan reaksi pemerintah bisa sangat bervariasi. Pembeli harus melakukan diversifikasi sumber pasok,” tandasnya sepetti dikutip Reuters, Selasa (19/12).
Harga di-amonium-pospat (DAP) — yang jadi patokan industri pupuk global — dalam denominasi dolar AS telah meningkat 26% sejak pertengahan Juli di posisi 617,30 dolar AS/ton, demikian data LSEG.
“Kebijakan pembatasan yang diterapkan China telah mengerek naik harga urea dan DAP, tapi kita tidak mengantisipasi kenaikan yang signifikan,” ujar seorang pejabat senior perusahaan pupuk yang berpusat di New Delhi, India.
India merupakan salah satu pembeli pupuk terbesar di dunia. Ekspor urea China ke negeri ini pada semester I 2023/2024 yang dimulai April, anjlok 58% dibandingkan tahun lalu menjadi 335.963 ton, demikian data yang dikumpulkan kementerian perdagangan India.
Namun, adanya pasok alternatif dari sumber lain, seperti Rusia, Oman dan Uni Emirat Arab (UAE) bisa menutupi turunnya ekspor dari China, tambah sang pejabat.
Ketidakpastian
Malaysia juga mulai beralih impor pupuk dari China, dan membeli mulai pospat dari Vietnam dan Mesir, kata Teo Tee Seng, direktur pelaksana pemasok pupuk dan agrokimia Behn Meyer Agricare di Kuala Lumpur.
“Pasar global mengalami ketidakpastian akibat pembatasan ekspor pupuk China,” katanya.
Penjualan DAP dan mono-amonium-pospat (MAP) China terus melemah dalam beberapa bulan terakhir di tengah merosotnya produksi dalam negeri, kata trader dan analis.
Pada Oktober, ekspor DAP turun 12,5% dari setahun sebelumnya, sementara ekspor MAP juga turun 10%, demikian data bea cukai China.
“Pemasok langganan kami sudah mengurangi ukuran kemasan pupuknya menjadi 8 kg saat ini, dari semula 25 kg,” ujar importir Malaysia, Ng Wei Houng.
Sementara Korea Selatan, yang mengeluh ke China terkait tertundanya ekspor urea, juga sedang mencari pemasok alternatif. Korsel menggunakan urea untuk pupuk maupun aditif untuk bahan bakar diesel.
“Kami mendiversifikasi pasok untuk menerima impor dari negara-negara lain, seperti Vietnam, Indonesia dan Arab Saudi dan tren pembelian akan terus berlanjut ke depannya,” kata seorang pejabat dari distributor utama pupuk urea Korsel, yang menolak disebutkan jatidirinya karena tak berwenang bicara kepada media.
Seoul meningkatkan simpanan pupuk urea untuk melindungi diri dari volatilitas harga, dengan mengamankan pasok tambahan dari Vietnam, kata pemerintah.
Ekspor urea dari China tahun depan diperkirakan naik secara bertahap dari volume ekspor 2023 sekitar 4 juta ton, kata analis, tapi pengapalan masih tetap ketat sampai semester I tahun 2024.
Chia telah meminta 15 firma dagang besar pupuk untuk membatasi total ekspor mereka pada 2024 menjadi 994.000 ton, dan Beijing diperkirakan akan mengeluarkan kuota ekspor kepada produsen pupuk lainnya, kata Gavin Ju, kepala analis pupuk di CRU Group.
Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China tidak menjawab permintaan konfirmasi terkait alokasi kuota ekspor. AI