e-RDKK Jamin Distribusi Pupuk Subsidi Tersedia Cukup

Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok elektronik (e-RDKK) menjamin distribusi pupuk subsidi tersedia cukup, sehingga tidak terjadi kelangkaan di lapangan. Di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, misalnya. Distribusi dan ketersediaan pupuk subsidi dipastikan tidak ada kendala.

Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai memastikan, pupuk bersubsidi dari pemerintah diberikan kepada petani berdasarkan data yang ada di Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok elektronik (e-RDKK).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kuota pupuk bersubsidi memang terbatas. Oleh karena itu, distribusi dilakukan secara tertutup dengan menggunakan e-RDKK.

“Untuk mendapatkan pupuk subsidi, ada kriteria yang harus dipenuhi. Dengan cara ini, kita ingin memastikan pupuk bersubsidi benar-benar didapat petani yang membutuhkan,” katanya di Jakarta, Selasa (30/3/2021).

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy mengatakan, kriteria penerima pupuk bersubsidi sudah ditetapkan melalui Permentan Nomor 49 tahun 2020. “Petani harus memiliki KTP, memiliki lahan maksimal seluas 2 hektare (ha), tergabung dengan kelompok tani, dan telah menyusun e-RDKK,” jelasnya.

Untuk memastikan validitas data penerima pupuk bersubsidi, proses verifikasinya dilakukan secara bertahap. Seleksi dan verifikasi sudah dilakukan dari kelompok tani. Saat diserahkan ke kabupaten/kota, data tersebut diverifikasi lagi. Setelah dikirim ke provinsi, verifikasi dilakukan kembali sebelum dikirim ke pusat.

“Di pusat, masih diberikan kesempatan agar data tersebut diperbaiki sebelum ditetapkan nama petani dan jumlah pupuk yang didapat setelah disesuaikan,” jelasnya.

Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Kabupaten Manggarai, Yoseph Mantara juga memastikan tidak ada persoalan dalam pendistribusian pupuk bersubsidi oleh distributor di Kabupaten Manggarai. “Petani yang ribut itu adalah petani yang tidak terdaftar di e-RDKK,” tegasnya.

Yoseph Mantara menambahkan, tidak ada kelangkaan pupuk bersubsidi pada tahun 2021 di Kabupaten Manggarai. Hanya saja, dia menyebut kuotanya yang berkurang karena sesuai dengan data e-RDKK.

“Sebenarnya kalau dibilang langka (pupuk bersubsidi) tidak juga, karena tahun-tahun sebelumnya juga seperti ini. Kuota pupuk itu sesuai dengan kemampuan keuangan negara, yang hanya 20,72% dari jumlah kebutuhan,” jelasnya.

Dia mengatakan, tahun 2021 ini kuota pupuk bersubsidi untuk masyarakat petani di Kabupaten Manggarai hanya 5.560 ton. “Untuk petani yang luas lahannya 2 ha itu ditanggung oleh pupuk subsidi. Kekurangannya menggunakan pupuk nonsubsidi, tetapi harganya tiga kali lipat lebih mahal dari pupuk subsidi,” terangnya.

Selain itu, urusan distribusi pupuk tidak ditangani oleh pemerintah, tetapi pemerintah pusat menyalurkan pupuk subsidi melalui produsen diteruskan ke distributor, yang selanjutnya disalurkan ke pengecer dan dibagikan kepada masyarakat yang namanya terdaftar dalam data e-RDKK.

Pupuk Subsidi di Jatim Aman

Sementara itu  petani di Jawa Timur (Jatim)  menghadapi musim tanam dengan tenang. Pasalnya, di provinsi paling timur Pulau Jawa ini didukung oleh ketersediaan pupuk bersubsidi yang cukup.

Sarwo Edhy mengatakan, pemerintah akan terus berusaha agar program bantuan pupuk bersubsidi bisa tersedia sebelum musim tanam. “Sebab, pemerintah juga menargetkan produksi pertanian meningkat, sehingga program ini tepat sasaran dan ketahanan pangan juga terjaga,” katanya.

Sarwo Edhy menyebutkan, pupuk bersubsidi tidak hanya berdampak pada peningkatan produktivitas. Tetapi juga meningkatkan produksi pangan dan komoditas pertanian. “Pupuk subsidi juga melindungi petani dari gejolak harga pupuk, serta mendorong penerapan pemupukan berimbang,” katanya.

Pemerintah Provinsi Jatim sendiri menargetkan terjadinya peningkatan produksi dan ketahanan pangan pada musim tanam April 2021 ini.

Sementara untuk alokasi pupuk bersubsidi di tahun 2021, di Jatim ada dua jenis. Yaitu pupuk granul sebanyak 2.287.214 ton dan pupuk cair 517.609 ton.

“Untuk semua kabupaten/kota sudah ada alokasi masing-masing. Stok pupuk bersubsidi granul bulan Januari sampai dengan  Februari 2021 sebanyak  503.202 ton dan baru terserap 269.147 ton,” jelas Hadi.

Jumlah itu mencapai 53,49% dari stok atau 11,76% dari alokasi.  Sedangkan untuk penyerapan pupuk subsidi granul bulan Januari, dari stok 274.466 ton terserap 122.973 ton atau 44,80%, dan bulan Februari dari stok 228.736 ton terserap 146.174 ton atau 63,91%.

APBD Buat Pupuk Subsidi

Sementara Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur mengalokasikan dana Rp6 miliar untuk subsidi pupuk. Dana ini dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Situbondo sangat serius menggarap pertanian. “Upaya yang dilakukan Situbondo patut diapresiasi. Sebab, dengan upaya ini, petani akan terbantu. Beban mereka akan jauh berkurang,” katanya.

Hal senada disampaikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy. “Dengan perhatian dan keseriusan pemerintah daerah, program pupuk bersubsidi tentu akan berlangung lebih maksimal. Dan kita harapkan pupuk bersubsidi juga berdampak pada peningkatan produktivitas,” katanya.

Sarwo Edhy menambahkan, pupuk bersubsidi tidak hanya diharapkan bisa berdampak pada peningkatan produktivitas.

“Tetapi juga meningkatkan produksi pangan dan komoditas pertanian, melindungi petani dari gejolak harga pupuk, mendorong penerapan pemupukan berimbang, juga memberikan jaminan ketersediaan pupuk,” katanya.

Bupati Situbondo Karna Suswandi mengatakan, pupuk bersubsidi bagi petani itu nantinya akan disalurkan melalui kelompok tani yang sudah terdata dalam e-RDKK.

“Anggaran untuk pupuk bersubsidi Rp6 miliar memang tidak banyak, namun kami meyakini dengan alokasi tidak terlalu besar karena menyesuaikan APBD kami, ini dapat membantu meringankan beban para petani,” kata Karna.

Dia menjelaskan, para petani penerima pupuk bersubsidi yang sudah tergabung dalam anggota kelompok tani, dan mereka (petani) yang berhak menerima yang memiliki luasan lahan tidak lebih dari 0,5 ha. PSP

Pupuk Hayati Perlu Dikembangkan

Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung pengembangan pupuk hayati yang dilakukan generasi milenial. Apalagi, produk tersebut terbukti mampu meningkatkan produktivitas tanaman, seperti yang dilakukan petani milenial dari NTB, M. Adzwar Fuadi.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, pupuk hayati Bio Azwar yang dihasilkan petani milenial dari NTB mampu meningkatkan produktivitas tanah.

Apalagi, produk inovasi tersebut dibuat dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang ada di ladang tembakau sawah untuk meningkatkan produktivitas tanah.

“Sudah terbukti, bila digunakan untuk tanaman tembakau, maka kualitas tanah akan bagus, pertumbuhan tanamannya hebat dan berkualitas, meningkat lebih dari 50%. Selain itu, ada produk pembenah tanah dan pestisida nabati organik,” kata Dedi.

Untuk itu, Dedi meminta Azwar yang merupakan Duta Petani Milenial (DPM) ini dapat mencetak sebanyak-banyaknya petani pengusaha milenial, minimal satu kabupaten satu petani milenial. “Kalau NTB bisa mencetak 10 petani milenial dalam satu kabupaten, maka produktivitas pertaniannya akan berkembang pesat. Terbukti sekarang saja sudah mampu ekspor keluar daerah dan tembakaunya sudah ekspor keluar negeri,” tuturnya.

Dedi juga meminta seluruh penggiat pertanian di NTB untuk meningkatkan komoditas pertanian yang ada, terutama untuk pakan ternak budidaya sapi. Sebab, menurutnya, kalau pakannya digenjot, pasti sapinya akan tumbuh subur. “Kalau kita sekarang masih impor daging, peran duta petani milenial bisa mendongkrak pakan ternak dan produktiivtas sapi dan daging,” tambahnya.

Untuk itu, Kementan terus mendorong guna meningkatkan kemampuan dan bimbingan petani milenial. Pertama, melalui virtual maupun konvensional.

Kedua, mendampingi sepak terjang petani milenial dalam mengenjot produktivitasnya. Ketiga, membangun forum komunikasi untuk koordinasi bagi DPM dan DPA Indonesia.

“Saya sendiri sudah menyaksikan kerja sama DPM dengan industri olahan. Di mana industri tersebut membutuhkan bahan baku seperti jambu batu, nanas, sirsak, dan lainnya guna dijadikan ekstrak dan tepung untuk ekspor. DPM dari beberapa daerah siap memasok kebutuhan industri tersebut,” ujarnya. Jamalzen/PSP