Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX), menginisiasi kampanye Bursa Masa Kini dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada publik mengenai Bursa Komoditi dan industri perdagangan berjangka komoditi (PBK) serta manfaatnya secara luas.
CEO ICDX, Lamon Rutten, di Jakarta, Rabu (23/02/2022) menjelaskan, kampanye Bursa Masa Kini merupakan komitmen ICDX untuk mendorong pertumbuhan PBK di Indonesia, dengan meningkatkan awareness masyarakat melalui berbagai program literasi dan edukasi.
“Kami mengajak pihak terkait mulai dari regulator, asosiasi, pialang maupun pedagang untuk berkolaborasi dalam kampanye Bursa Masa Kini. Dengan demikian diharapkan semakin banyak masyarakat yang paham dan merasa aman bertransaksi di PBK, yang nantinya akan semakin mendorong pertumbuhan transaksi PBK serta pergerakan ekonomi negara,” ujarnya.
ICDX sendiri sudah menjalankan program edukasi dan literasi ke masyarakat salah satunya yang sudah berjalan selama tiga tahun adalah trading class sebagai upaya pembekalan terhadap calon nasabah yang ingin bertransaksi produk bursa yang bekerjasama dengan pialang anggota bursa.
“Program lainnya, khususnya yang dekat dengan kalangan milenial, yaitu Young Traders Community, yaitu seminar pengenalan ke kalangan kampus, lalu ada juga Commodity and Derivatives Interest Group yang bertujuan untuk melakukan pendampingan secara materi dan sosialisasi,” kata Head of Learning Center ICDX, Anang E. Wicaksono.
Selain bursa komoditi, perangkat PBK lainnya yang terlibat dalam kampanye ini adalah Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia atau ASPEBTINDO yang memiliki peran penting dalam memberikan edukasi dan memodernisasi industri PBK agar dapat membantu masyarakat terhindar dari segala bentuk praktik trading ilegal yang dapat merugikan nasabah maupun industri Perdagangan Berjangka Komoditas.
“ASPEBTINDO bekerjasama dengan BAPPEBTI dan ICDX mengumpulkan peserta Program Pelatihan Peningkatan Profesi Wakil Pialang Berjangka (P4WPB) untuk diberikan training dan pembekalan terlebih dahulu dan setelahnya diberikan soal-soal latihan yang menjadi sarana penyegaran pengetahuan bagi para calon wakil pialang berjangka (WPB),” kata Ketua Umum ASPEBTINDO, Udi Margo Utomo.
Hal ini dilakukan untuk menjaga kompetensi dan kelayakan WPB sebagai garda terdepan dalam komunikasi terhadap calon investor, kata Ketua Umum ASPEBTINDO, Udi Margo Utomo.
Udi mengatakan bahwa industri PBK semakin diminati oleh generasi yang lebih muda, dimana hal ini juga didukung oleh pernyataan CEO ICDX, Lamon Rutten yang mengatakan bahwa jumlah nasabah millennial ICDX pada tahun 2021 tumbuh 37%.
Selaras dengan tujuan kampanye Bursa Masa Kini, program edukasi yang diberikan ASPEBTINDO ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan keahlian PBK kepada calon Wakil Pialang Berjangka sebagai ujung tombak yang berhadapan langsung dengan nasabah. Di sisi lain, untuk melindungi nasabah, industri PBK juga dilengkapi dengan Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi (BAKTI).
Ketua BAKTI, Kadjatni menyampaikan, “Fungsi dari BAKTI sendiri adalah lembaga arbitrase yang menyediakan layanan penyelesaian sengketa di luar pengadilan melalui mekanisme arbitrase. Khusus untuk sengketa perdata berkenaan dengan Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, atau transaksi lain yang diatur oleh BAPPEBTI.”
Potensi PBK sangat besar di Indonesia. Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar, BAPPEBTI, Kementerian Perdagangan, Tirta Karma Senjaya mengatakan, sepanjang 2021 lalu, BAPPEBTI mencatat total transaksi PBK di tanah air mencapai 14,5 juta lot, yang mana mengalami kenaikan 10,3% dari tahun sebelumnya, 2020, yaitu 13,2 juta lot.
“Tahun ini kami menargetkan nilai transaksi hingga Rp200 triliun,” katanya. B Wibowo