Industri kecil dan menengah (IKM) komponen Indonesia telah mampu memasok sebagian besar komponen yang dibutuhkan untuk produksi kendaraan dan alat berat yang digunakan sektor perkebunan, pertanian, kehutanan, pertambangan dan kelautan.
“IKM komponen lokal telah mampu memasok sekitar 65 persen komponen pada kendaraan dan alat berat yang kami produksi,” kata Hilman Risan, Direktur Utama PT United Tractor Pandu Engineering (UTE), di sela acara Link and Match IKM Komponen Otomotif dengan Tier APM dan Industri Besar di Jakarta, Selasa (2711/2018).
Menurut Hilman, produk komponen dari lokal sudah memenuhi standar dan bisa bersaing dengan produk serupa yang berasal dari luar negeri.Selain itu, IKM juga sudah mampu memasok komponen utama dari produk yang dibuat PT UTE.
Bahkan,di tahun depan UTE akan meningkatkan penggunaan komponen dari IKM lokal menjadi 80 %. “Kami yakin target itu bisa tercapai di tahun depan,” ujarnya.
UTE sendiri merupakan produsen pelbagai kendaraan dan alat berat seperti traktor, truk besar untuk perkebunan, kehutanan, pertamabangan dan kapal angkut. Saat ini perseroan menjalin kerjasama dengan 45 IKM untuk memasok komponen.
Untuk mendorong peningkatan pasokan komponen dari IKM lokal, Hilman menyatakan pihaknya tetap memberikan bantuan berupa pelatihan, pendikan dan fasilitas pinjaman kepada IKM komponen.
Peran Penting
Sementara itu Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menegaskan kalau IKM komponen lokal memegang peranan penting dalam rantai pasok produksi otomotif nasional.
Dia merujuk pada impor komponen otomotif periode Januari-Juni 2018 yang mencapai sekitar 2,06 miliar dolar AS atau melonjak sekitar 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Jika IKM mampu memasok komponen yang dibutuhkan, tentu angka impor akan berkurang,” ujarnya.
Menurutnya, potensi IKM komponen otomotif di Indonesia cukup besar mengingat pemerintah Jepang sudah menyatakan kalau 10 tahun ke depan negara itu tidak akan mampu memenuhi kebutuhan komponen otomotif bagi produsen otomotif negera itu di pelbagai dunia. “Untuk memenuhi kebutuhan, mereka akan meminta industri lokal untuk memasok komponen yang dibutuhkan,” ucapnya.
Agar IKM dapat mengetahui komponen apa yang dibutuhkan industri otomotif di dalam negeri dan suplier serta industri otomotif bisa menjelaskan komponen yang dibutuhkannya , ungkap Gati, Kementerian Perindustrian menggelar acara link and match tersebut.
“Kegiatan ini digelar agar IKM dapat menggali informasi mengenai potensi pasar yang dapat dijajaki di suplier APM dan industri besar. Selain itu, suplier APM juga bisa mendapatkan informasi tentang potensi IKM yang dapat memasuk kebutuhan industri besar dan dijadikan bagian dari supply chain,” katanya.
Sementara bagi pemerintah, khususnya Ditjen IKM, lewat kegiatan link and match tersebut bisa mendapat masukan terkait kebutuhan pembinaan IKM ke depan.
Dalam kegiatan itu, Ditjen IKM mengundang 19 perusahaan suplier APM dan industri besar. Sedangkan peserta pada kegiatan itu terdapat lebih dari 100 IKM komponen otomotif yang berasal dari sentra-sentra IKM logam di Kabupaten tegal, Purbalingga, Sidoarjo, Pasuruan, Jabodetabek dan Jawa Barat. Buyung N