Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong masyarakat terutama petani untuk membangun unit usaha taksi alat dan mesin pertanian (alsintan).
“Taksi alsintan ini adalah menyediakan dan menyewakan alat-alat yang dibutuhkan petani spsrti traktor roda 2, roda 4, rice transplanter, pompa air dan lainnya,” Ali Jamil saat memberikan keterangan pers Satu Tahun Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Jakarta, Senin sore, (27/12/2021).
Dia menyebutkan usaha taksi alsintan ini bisa dikelola perorangan, koperasi maupun perusahaan. “Produsen alsintan bisa buka usaha taksi ini asal perusahaan itu mau menyediakan alsintan dari produk orang lain,” tegasnya.
Ali Jamil menjelaskan jika orang mau menitipkan alsintan di usaha taksi bisa dilakukan. Pemakai jasa taksi alsintan bisa menggunakan aplikasi, dengan demikian jangkauan usaha taksi ini lebih luas.
“Jadi, orang bisa pesan by android atau telepon,” katanya. Tujuan dari usaha ini antara lain untuk mempercepat tercapainya petani maju, mandiri dan modern. Selain itu usaha ini untuk memenuhi kebutuhan, petani akan alsintan.
Usaha taksi alsintan ini, rencananya akan dilakukan ujicoba tahun 2022. Ali Jamil menjelaskan pengalaman Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, ketika menjadi Bupati Goa Sulawesi Selatan, pernah melakukan hal yang sama.
Pengalaman tersebut akan diterapkan lagi. Program Taksi Alsintan ini, sudah disampaikan Mentan, kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Taksi Alsintan ini maksudnya bagaimana massalisasi Alsintan. Dikatakan Ali Jamil, massalisasi alsintan melalui program brigade alsintan dan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) masih sangat kurang untuk mendongkrak level mekanisasi pertanian di Indonesia yang tertinggal dari negara Amerika Serikat (AS), dan Jepang.
“Tahun 2022 besok insyallah akan bergerak cepat. Besok Rakornas PSP kita akan bertanda tangan komitmen antara pengelola Taksin Alsintan bersama pembiyaan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR),” jelas Ali Jamil.
Ali Jamil mengatakan, Himpunan Bank-Bank Negara (HIMBARA) baik BNI, Mandiri, maupun BRI sudah membubuhkan komitmen untuk membiayai melalui KUR untuk program Taksi Alsintan.
“Dalam hitungan kita satu unit Taksi Alsintan itu untuk coverage areanya 150 hektare itu sekitar Rp1,8 miliar. Itu nanti ada alsintan traktor roda dua, roda empat, mesin pompa air, combine harvester, dan alsintan lainnya,” ujarnya.
Program Taksi Alsintan ini, kata lulusan Doctor of Philosophy dari Dept of Soil Science, UPLB, Los Baños, Philippines terbilang unik karena tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dia menargetkan untuk tahun 2022, satu kabupaten ada dua unit Taksi Alsintan. Dengan begitu, harap dia, massalisasi percepatan level menakinasi Indonesia bisa melonjak ke depannya di atas lima atau bahkan 10.
“Kita masih jauh dari AS dan Jepang. Artinya jumlah alat yang bergerak di suatu luasan tertentu katakalah satu hektare sawah ada 5 alsintan, mungkin satu traktor roda dua, traktor roda empat, dan mesin pompo air. Kira-kira itu maknanya level mekanisasi kita,” katanya.
Ditempat terpisah, Direktur Alsintan, Andi Nur Alam, mengatakan realisasi penyaluran bantuan alsintan tahun 2021, sudah mencapai 98,8%. “Alhamdulillah, hampir 100%,” katanya, kepada Agro Indonesia, Senin malam (27/12/2021).
Dia menyebutkan alokasi bantuan alsintan pra panen tahun 2021 sebanyak 24.594 unit yang terdiri dari 3.423 unit Cultivator, 6.556 unit Hand Sprayer elektrik, 7.660 unit Pompa Air, 318 unit Rice Transplanter, 5.747 unit Traktor Roda 2 dan 888 unit Traktor Roda 4.
“Bantuan alsintan ini dapat meningkatkan efisien waktu kerja, biaya serta mengurangi susut panen. Sekarang ini petani sudah banyak menggunakan alsintan dalam usaha tani,” tegasnya. Jamalzen