Kementerian Pertanian (Kementan), melalui kerja sama dengan pihak perbankan nasional, menyiapkan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai fasilitas kredit modal bagi para petani dan pelaku usaha tani. Plafon yang diberikan senilai Rp50 miliar per kabupaten/kota.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pemerataan dilakukan hampir di semua kabupaten dengan modal awal Rp50 miliar untuk perlengkapan alat dan mesin pertanian (Alsintan).
“Kredit KUR ini bisa digunakan untuk pompa air dan alat yang dibutuhkan pada satu kabupaten, sekitar Rp50 juta-Rp100 miliar untuk menstimulasi hadirnya teknologi dan Alsintan dalam mempercepat penanganan kekeringan dan krisis,” ujar Syahrul di Makasar, Rabu (5/7/2023).
Selain itu, kredit KUR ini juga dapat digunakan untuk pembuatan pupuk organik dan modal usaha tani lainnya dalam mendukung peningkatan pertanian. “Pemerintah akan menyiapkan KUR berikut asuransinya,” tambah Mentan.
Syahrul menambahkan, mulai saat ini semua daerah harus menyiapkan lumbung pangannya masing-masing agar dapat menyimpan stok pangan di saat semua negara menghadapi krisis dunia.
“Saya meminta agar petani terus melakukan produksi dengan memanfaatkan sisa air yang tersedia,” tegasnya.
Semua daerah diminta harus mengoptimalkan air yang tersisa dengan tetap memanfaatkan air di sumur resapan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier serta membagi pompa air di semua titik.
Terkait penyaluran KUR Pertanian oleh perbankan, PT BRI juga memprioritaskan penyaluran KUR Pertanian sebagai salah satu wujud mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya pada wilayah Regional Office (RO) Makassar.
Ruang lingkup BRI RO Makassar meliputi Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Ambon Maluku. “Penyaluran KUR Pertanian sekitar 60% dari total penyaluran KUR Mikro karena memang wilayah pertanian kita banyak,” ujar CEO BRI Regional Makassar, Rahman Arif.
BRI RO Makassar merilis penyaluran KUR Mikro sejak Maret hingga 22 Juni 2023 sebesar Rp5,57 triliun, sementara penyaluran KUR Super Mikro sebanyak Rp26,7 miliar, sehingga total penyaluran KUR sebanyak Rp5,65 triliun.
Rahman Arif menjelaskan, KUR pertanian diperuntukkan bagi para petani atau berbagai pihak yang mengerjakan sektor pertanian. Kredit usaha ini untuk membantu permodalan para petani dalam mengelola sawahnya, seperti pembibitan dan pemupukan sehingga dalam proses produksinya bisa menghasilkan hasil tani yang berkualitas sesuai harapan.
Data penyaluran KUR Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) mencatat, sejak 2018-2022 penyaluran terus meningkat. Pada tahun 2018, APBN Kementan menargetkan penyaluran sebesar Rp23,9 triliun, namun realisasi KUR sebanyak Rp29,8 triliun.
Tahun 2019 (APBN Rp21,8 triliun, KUR Rp36,17 triliun), tahun 2020 (APBN Rp15,89 triliun, KUR Rp55,3 triliun), tahun 2021 (APBN Rp16,3 triliun, KUR Rp85,6 triliun) dan tahun 2022 (APBN Rp14,45 triliun, KUR Rp113,4 triliun).
”Serapan KUR sektor pertanian 2022 mencapai 2,7 juta debitur dan realisasi kredit Rp113,4 triliun atau 126,04% dari target Rp90 triliun. Provinsi dengan penyaluran KUR tertinggi adalah Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 23,6 triliun dari target Rp10,25 triliun. Bahkan NPL KUR hanya 0,82%,” kata Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil.
Realisasai KUR terbesar sampai saat ini adalah dari subsektor perkebunan. Dari target sebanyak Rp30,08 triliun, realisasinya Rp38,47 triliun. Kemudian tanaman pangan (target Rp26,47 triliun, realisasi Rp31,74 triliun), hortikultura (target Rp12,09 triliun, realisasi Rp13,13 triliun) dan peternakan (target Rp21,36 triliun, realisasi Rp19,22 triliun).
Untuk tahun 2023, Ali Jamil mengatakan, pemerintah telah menetapkan target KUR tahun ini sebanyak Rp100 triliun. Perinciannya, KUR tanaman pangan sebanyak Rp28 triliun, hortikultura Rp15 triliun, perkebunan Rp33 triliun dan peternakan Rp24 triliun.
Harus Manfaatkan KUR
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mengatakan, pendanaan untuk para petani saat ini sangat penting. Sejalan dengan ini, Kementerian Pertanian (Kementan) menggagas komitmen kerja sama pengembangan usaha pertanian.
“Gagasan ini membuat Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) akan menyalurkan setidaknya Rp100 triliun kepada sektor pertanian. Permodalan harus dibantu karena menjadi fondasi awal yang sangat penting agar niat menjadi petani muda bisa tumbuh,” katanya.
Dana KUR Rp100 triliun khusus sektor pertanian disalurkan ke 34 provinsi. Himbara sepakat akan menyalurkan KUR kepada sektor pertanian, agar kinerja sektor ini bisa lebih maksimal.
Isran, yang juga sebagai ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), sudah melakukan penandatanganan piagam komitmen bersama Kementerian Pertanian terkait penyaluran KUR tersebut.
Selanjutnya, dana KUR masing-masing sebesar Rp100 triliun disalurkan ke 34 provinsi se-Indonesia. “Kita patut bersyukur, penandatanganan piagam, sebagai jaminan kemudahan dan mendorong petani serta nelayan untuk mengakses KUR melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD), serta Himbara, seperti Bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI. Semoga setelah ini, kita semua para kepala daerah bisa mendorong petaninya mengembangkan usaha dengan dukungan KUR dari lembaga perbankan,” katanya.
Menurut Isran Noor, selama ini tidak sedikit petani serta nelayan tidak paham dan tidak bisa mengakses dana KUR yang sudah disediakan pemerintah melalui lembaga perbankan.
Pengembangan turunan bisnis pertanian juga tak lepas dari peran perbankan untuk permodalan. Para petani untuk menjalankan bisnisnya, salah satu kendala pasti modal.
“Petani harus diarahkan untuk mendapat KUR, sehingga permasalahan-permasalahannya bisa dipecahkan semuanya. Kita berharap, perbankan bisa mempermudah para petani dan nelayan untuk mendapatkan akses keuangan,” tuturnya.
Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi banyak laut, Indonesia memang memiliki potensi besar untuk ekonomi biru. Inovasi-inovasi perusahaan rintisan terhadap teknologi yang berkaitan dengan ekonomi biru terus berkembang. YR
Kementan Anjurkan Petani Segera Akses KUR Pertanian
Kementerian Pertanian (Kementan) mempersilakan petani mengakses kredit usaha rakyat (KUR), yang telah disediakan sebesar Rp 100 triliun pada tahun 2023 ini, untuk mengantisipasi kerugian akibat gagal panen atau puso yang menimpa lahan sawahnya. Terutama ketika El Nino yang bisa menyebabkan kekeringan panjang.
Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), sekaligus Ketua Umum Perhimpi, Prof. Fadjry Djufry mengatakan, melalui KUR serta asuransi pertanian yang disediakan Kementan sangat menolong petani. Karena dengan premi sekitar Rp40.000, petani memperoleh jaminan sekitar Rp6 juta.
“Jadi, kalau terjadi puso, petani dapat mengakses KUR. Tiga sampai empat tahun ini kita telah menyalurkan KUR meningkat setiap tahun,” katanya di Bogor, Rabu (5/7/2023).
Fadjry menyampaikan, Kementan juga tidak hanya mengantisipasi kerugian petani melalui KUR, namun juga dengan menyiapkan varietas-varietas padi yang tahan kekeringan, pupuk dan antisipasi hama.
Sejumlah wilayah di antaranya Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi zona merah terdampak El Nino pada sektor pertanian, namun ada beberapa daerah rawa lebak yang kini justru dapat menjadi lumbung pertanian baru menggunakan varietas yang disesuaikan.
Tahun ini, tersedia KUR pertanian bagi petani tanaman pangan sebesar Rp28 triliun, holtikultura Rp15 triliun, perkebunan Rp33 triliun dan peternakan Rp24 triliun, sehingga total mencapai Rp100 triilun.
Menurut data Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, hingga Senin (3/7/2023), realisasi KUR pertanian untuk tanaman pangan sekitar Rp7,9 triliun, holtikultura Rp3,1 trilun, perkebunan Rp12 triliun dan peternakan Rp5,8 triilun.
Pada tahun 2022, kata dia, realisasi penyaluran KUR sektor pertanian mencapai Rp103 triliun, melampaui target tahun 2022 senilai Rp90 triliun. Sebelumnya pada 2020, realisasi penyaluran KUR Pertanian mencapai Rp50 triliun. Sementara pada 2021 mencapai Rp85,6 triliun dari target Rp70 triliun.
“Jadi, ada KUR dan ada asuransi, sehingga Kementerian bisa hadir kalau terjadi kerugian. Kami juga menyiapkan varietas-varietas yang diharapkan tahan selama kekeringan panjang El Nino,” ujarnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, beberapa langkah yang harus dilakukan semua pihak dalam menghadapi El Nino yang berdampak pada sektor pangan di antaranya KUR untuk mengantisipasi kerugian petani.
“Banyak sektor dalam hal ini yang harus bisa terantisipasi dengan mempersiapkan kredit usaha rakyat atau KUR dan investasi-investasi lainnya yang ada di sekitar daerah masing-masing untuk mengantar program-program selain dari APBN dan APBD,” katanya.
Syahrul mengajak para petani dapat mengatur bukan hanya budidaya, tetapi bagaimana pascapanen bahkan lumbung-lumbung pangan yang ada di desa dan kabupaten harus dihidupkan untuk menjaga stok pangan agar semua daerah merasa aman dengan pangan yang disediakan sendiri.
KUR dapat membantu petani yang membutuhkan bantuan ketika pertaniannya mengalami potensi kerugian akibat El Nino yang diprediksi terjadi puncaknya mulai bulan Juli hingga September 2023 ini.
Sementara itu Dirjen PSP Ali Jamin mengatakan, menghadapi El Nino ini petani dianjurkan untuk ikut program asuransi pertanian (AUTP), sehingga kerugian petani karena kekeringan dapat diganti pihak asuransi.
“Jika petani ikut AUTP, ganti rugi Rp6 Juta/ha. Uang ini dapat digunakan petani untuk usaha tani,” kata Ali Jamil. PRP