Akhir pekan lalu, tepatnya, Jumat, 22 April, masyarakat di seluruh dunia memperingati Hari Bumi. Peringatan Hari Bumi dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia saat ini yaitu bumi.
Peringatan Hari Bumi muncul setelah seorang senator Amerika Serikat, Gaylorfd Nelson menyaksikan betapa kotor dan tercemarnya bumi oleh prilaku manusia. Nelson pun mengambil prakarsa bersama dengan LSM untuk mencurahkan satu hari bagi upaya penyelamatan bumi dari kerusakan.
Karena itu, peringatan Hari Bumi tidaklah hanya dilakukan melalui suatu upacara atau seremonial saja. Tetapi juga merealisasikan apa yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan akibat eksploitasi manusia.
Sebagai tempat bagi kita dan anak cucu kita nanti, maka kita yang hidup sekarang ini harus mampu merawat datau memelihara bumi dengan baik agar planet ini bisa tetap ditinggali oleh anak cucu kita dengan nyaman.
Saat ini, kondisi bumi tengah menghadapi berbagai masalah yang bisa berujung pada kerusakan bumi. Misalnya saja aksi penggundulan hutan. Sebuah penelitian menyebutkn kalau sebanyak 1% hutan alam di Sumatera hilang setiap tahunnya dalam kurun waktu 30 tahun terakhir untuk memenuhi kebutuhan konsumen atas produksi berbasis kayu dan minyak sawit.
Sementara di Pulau Jawa, kondisi airnya terus mengkhawatirkan, dimana saat ini nilai defisit air terus meningkat. Pada tahun 2015 defisitnya telah mencapai minus 134 juta meter kubik per tahun. Sedangkan sumber perikanan Indonesia juga mengalami masalah akibat praktik perikanan yang destruktif dan eksploitatif untuk memenuhi permintaan pasar dunia.
Banyaknya pabrik serta penggunaan alat listrik dan tranmsportasi juga telah memicu peningkatan emisi gas rumah kaca yang mengakibatkan kondisi lingkungan bumi tidak baik.
Jika kita ingin menjaga bumi, masyarakat sebaiknya melakukan kegiatan-kegiatan yang positif, seperti gotong royong membersihkan pantai dari sampah-sampah sambil melakukan penyuluhan/kampanye kebersihan lingkungan kepada para nelayan dan keluarganya. Bisa juga kegiatan berupa membersihkan sungai dan tepiannya dari sampah-sampah yang melibatkan anak-anak sekolah dan masyarakat.
Membagikan potongan drum atau tempah sampah kepada para keluarga yang kurang mampu, sehingga tidak membuang sampah sembarangan. Menanam pohon penghijauan di lahan-lahan kosong di pinggir jalan atau di tepian sungai atau di pinggir-pinggir taman. Dengan menanam pohon ini menjadi salah satu cara untuk menjaga alam karena setipa batang pohong sangat memberikan dampak yang besar bagi kehidupan manusia.Dan kegiatan-kegiatan lain yang ada hubungannya dengan pengelolaan lingkungan hidup.
Jika hal-hal tersebut bisa dilakukan oleh masyarakat dunia secara kontinyu, maka bumi bisa terjaga dari kerusakan dan anak cucu kita nanti masih bisa tinggal di bumi dengan kondisi nyaman dan aman.