Siapa yang tidak tahu buah mengkudu atau pace? Buah ini dikenal karena baunya yang tidak sedap, mengeluarkan bau yang menyengat. Penampilan buahnya juga kurang menggoda. Meski begitu, ada banyak manfaat yang baik dari mengkudu untuk kesehatan tubuh.
Mengkudu merupakan buah-buahan berwarna hijau yang berasal daerah Asia Tenggara. Tergolong dalam famili Rubiaceae, tanaman ini banyak ditemukan di Australia, India, dan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.
Bahkan di Hawaii sejak 1.500 tahun lalu penduduk di sana mengenal mengkudu dengan sebutan noni. Mereka menduga tumbuhan bernama latin Morinda citrifolia tersebut memiliki banyak manfaat. Mereka memandangnya sebagai Hawaii magicplant karena buah ini dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit.
Selain disebut sebagai buah noni, banyak nama lain untuk mengkudu seperti keumeudee (Aceh), pace, kemudu, kudu (Jawa), cangkudu (Sunda), koddhu, pace (Madura), tibah (Bali), noni (Betawi, Hawaii), nono (Tahiti), nonu (Tonga), ungcoikan (Myanmar) dan ach (Hindi)
Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1.500 m. Tinggi pohon mengkudu mencapai 3–8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam serta memiliki rasa yang pahit.
Sebagian masyarakat meyakini buah mengkudu dapat mengobati berbagai macam penyakit. Buah mengkudu dapat mengobati berbagai macam penyakit, seperti pilek, sakit kepala, diabetes, kolesterol, tekanan darah tinggi, rematik, alergi, infeksi, peradangan, penyakit jantung, psoriasis, HIV, dan kanker.
Mengkudu kaya akan vitamin C yang sanggup membantu meningkatkan kekebalan tubuh sekaligus menangkal radikal bebas. Mengkudu juga satu di antara buah yang kaya antioksidan, vitamin A, vitamin B3, dan zat besi.
Mengkudu mengandung berbagai macam zat, salah satunya adalah kalium, yaitu mineral yang mampu membantu mempertahankan daya tahan tubuh. Kini banyak produk obat-obatan herbal yang mengandalkan ekstrak buah satu ini.
Selain digunakan untuk mengobati beberapa kondisi penyakit, mengkudu juga sering digunakan sebagai pelembap dan menyamarkan penuaan dengan cara dioleskan di kulit. Sayangnya, efektivitas pengobatan dengan mengkudu masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Disamping untuk kesehatan dan kecantikan, ternyata mengkudu juga efektif untuk mengusir tikus. Baunya yang tidak sedap dan menyengat ternyata tidak disukai tikus.
Seperti diketahui tikus menjadi salah satu hewan yang kerap diburu dan dibasmi manusia. Itu karena keberadaannya yang sering merugikan. Selain mengganggu lahan pertanian petani, tikus juga sering ditemukan masuk ke dalam rumah.
Tikus dapat menimbulkan berbagai kerugian bagi manusia, mulai dari merusak barang, mencuri makanan hingga mengotori rumah. Tikus pun kerap memakan makanan di dalam rumah, bahkan menggigit benda lain, seperti kabel listrik, sabun, hingga pakaian.
Selain mengganggu, keberadaan tikus juga bisa memberi dampak bagi kesehatan manusia. Hewan pengerat ini dapat membawa kuman dan bakteri dan menyebabkan berbagai penyakit seperti Hantavirus Pulmonary Syndrome dan Rat Bite Fever, dan Tularemia.
Banyak cara akhirnya dilakukan untuk menyingkirkan tikus yang bersarang di rumah atau di sawah. Mulai dari bahan kimia hingga bahan alami. Saat ini dengan anjuran dan himbauan mengurangi bahan kimia yang dapat merusak lingkungan, maka bahan alami sangat tepat digunakan untuk mengusir tikus. Dan salah satunya adalah dengan mengkudu atau pace.
Seperti yang dilakukan oleh Ardiati dan Mia warga Rajek Lor Tirtoadi, Mlati Sleman, Yogyakarta. Kesadaran akan menjaga lingkungan membuat mereka menggunakan bahan alami untuk mengusir tikus yang ada di rumah atau sawah mereka. Dengan memanfaatkan mengkudu yang mempunyai aroma menyengat yang dibenci tikus dan membuat tikus menghindar.
Ardiati yang juga pernah aktif di KKPA (Kelompok Kerja Pemberdayaan Agronomi), dan sekarang mengelola Sanggar Anak Bumi Tani, memang sering menyampaikan ajakan untuk melestarikan lingkungan dan memanfaatkan dengan baik apa yang ada di sekitar rumah.
Jadi, mengurangi penggunaan bahan kimia yang bisa merusak lingkungan, menjadi agenda hariannya. Tanaman apa saja yang bisa dimanfaatkan maka akan digunakan dengan baik, sebagai bahan alami, yang sehat untuk tubuh dan juga lingkungan sekitar. Tanaman mengkudu yang banyak tumbuh di sana, dimanfaatkan sebagai pengusir tikus.
“Di sini warga mengusir tikus dengan pace. Tanaman pace juga banyak tumbuh disini. Mudah didapat. Penggunaan pace sebagai bahan alami ini sangat aman, sehat untuk lingkungan, tidak membahayakan bagi anak-anak ataupun hewan peliharaan di rumah dan membuatnya juga mudah,” ujarnya.
Racikannya Sangat Mudah
Menurut Ardiati dengan pengusir tikus alami ini, tidak perlu lagi menggunakan racun atau lem tikus yang membahayakan. Cara ini efektif. Aroma yang menyengat dari buah pace ampuh sebagai pengusir tikus secara alami. Jika buah pacenya sudah terlihat kering, kita tinggal mengganti buahnya, karena baunya sudah mulai berkurang.
Sementara itu Mia menginformasikan, bagaimana cara meraciknya. Menurutnya sangat mudah dan tidak repot. Sebenarnya ada beberapa cara tetapi Mia biasa melakukan dengan memotong buah mengkudu hingga terbagi menjadi beberapa bagian dan meletakkan potongan-potongan tersebut di sudut rumah yang menjadi sarang tikus.
Cara lain yang bisa dilakukan dengan menghancurkan buah mengkudu kemudian larutkan kedalam air. Setelah itu masukkan larutan kedalam botol semprot.
Kemudian semprotkan larutan mengkudu pada area yang sering dilalui oleh tikus. Jika perlu, dapat menyemprotkan cairan mengkudu pada lubang tikus secara langsung.
Dengan demikian, tikus akan keluar dan pergi jauh dari rumah. Tikus tidak akan betah berlama-lama menetap di rumah, karena bau mengkudu yang menyengat.
Anna Zulfiyah