Dalam sidang kabinet paripurna akhir pekan lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melontarkan dua prioritas ekonomi yang harus dijalankan oleh para menterinya di bidang ekonomi. Di tengah tekanan ekonomi yang masih akan terus terjadi, dua prioritas ini harus dijalankan.
Prioritas pertama, SBY meminta para menterinya untuk sekuat tenaga menjaga stabilitas harga pangan untuk menahan laju inflasi.
Lalu prioritas kedua adalah, perekonomian Indonesia harus terus menciptakan lapangan pekerjaan baru, untuk bisa menekan jumlah pengangguran. Untuk menciptakan lapangan kerja, SBY berharap proyek-proyek infrastruktur terus dilakukan.
Dari dua prioritas ekonomi tersebut, menjaga stabilitas harga pangan sangat mendesak dilakukan pemerintah mengingat hal itu berkaitan erat dengan peningkatan jumlah penduduk miskin.
Tantangan untuk menjaga stabilitas harga pangan cukup berat, terutama melamhnya nilai tukar rupiah dan masih tingginya ketergantungan Indonesia terhadap sejumlah komoditas pangan impor.
Untuk menjaga stabilitas harga pangan, pemerintah perlu mengeluarkan sejumlah program baru dalam jangka pendek. Misalnya saja soal percepatan impor bahan pangan yang diperlukan.
Instansi-instansi terkait, seperti Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian perlu didorog untuk mempercepat dan mempermudah prosedur impor bahan pangan, seperti daging sapi, kedelai.Kejadian naiknya harga daging sapi tahun lalu, yang antara lain dipicu oleh lambannya pengeluaran izin impor, tidak boleh terulang lagi.
Selain itu, Bulog juga dapat diberdayakan untuk bersiap melakukan operasi pasar (OP) ke daerah-daerah yang kekurangan pasokan bahan pangan, khususnya beras.
Untuk menjamin distribusi bahan pangan, keterlibatan sejumlah instansi pemerintah untuk mendistribusikan bahan pangan, seperti BUMN Pelni dan tentara nasional jug perlu dilakukan.
Tentunya, selain upaya di atas juga perlu dukungan dari otoritas moneter untuk menstabilkan nilai tukar rupiah sehingga harga produk pangan impor tidak melambung.
Nilai tukar rupiah tidak boleh dipermainkan para spekulan seenaknya saja. Kita memiliki modal yang kuat untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, seperti cadangan devisa yang cukup besar serta fundamental ekonomi yang cukup kuat.
Sedangkan kebijakan jangka menengah dan panjang yang harus dilakukan pemerintah guna menjaga stabilisasi harga bahan pangan di dalam negeri adalah dengan mendorong peningkatan produktivitas petani.
Perluasan lahan persawahan, pemberian pupuk bersubsidi dalam jumlah yang cukup serta dukungan terhadap pasca panen, merupakan suatu keharusan jika kita ingin menjaga stabilisasi harga dan pasokan pangan.