Ditengah pandemi Covid-19 yang menyerang secara global, ekspor ikan kerapu dari Kabupaten Kepualauan Natuna, Kepulauan Riau masih berjalan. Ada penurunan harga meski tak terlalu signifikan.
Ekspor diberangkat dari Sendanau, Kepulauan Riau, menuju Hngkong dengan volume mencapai 15,6 ton senilai 93.984 dolar AS, pada 20 dan 21 April 2020.
Eko Prihananto, pemilik PT Putri Ayu Jaya, perusahaan eksportir ikan kerapu di Kepulauan Natuna, menyatakan ekspor kerapu ke Hongkong, utamanya dari Kepulauan Natuna memang masih terus berjalan. Hanya saja menurutnya, ada penurunan harga di negara tujuan ekspor akibat dampak wabah Covid-19. Meski terjadi penurunan tersebut, diakuinya tidak terlalu signifikan.
“Kalau dibandingkan sebelum wabah Covid-19 memang ada penurunan harga, namun tidak signifikan. Kalau diitung ya paling hanya sekitar 3% penurunannya. Penurunan tersebut disebabkan memang selama wabah Covid-19 demand di tingkat konsumen agak turun juga. Tapi, secara umum tidak memberikan pengaruh berarti terhadap aktivitas ekspor kerapu dari Natuna,” ungkap Eko seperti dikutip Agro Indonesia dari siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rabu (22/4/2020).
Ditanya, apakah ada kebijakan dari Otoritas Hongkong untuk membatasi impor kerapu, Eko mengatakan sejauh ini tidak ada pembatasan mengenai impor kerapu yang masuk ke Hongkong. Apalagi menurutnya produk perikanan ini cukup strategis untuk suplai pangan selama wabah Covid-19 ini.
Menurut Eko, daya serap pasar yang sedikit menurun lebih disebabkan oleh konsumen yang kemungkinan terdampak Covid-19, sehingga berpengaruh pada daya belinya. Eko juga mengatakan, bahwa sejauh ini aktivitas budidaya masih relatif stabil.
“Aktivitas budidaya relatif masih stabil. Apalagi dukungan Pemda terhadap aktivitas ekonomi masyarakat pesisir yang cukup tinggi, utama jelang memaduki Ramadhan ini,” imbuhnya.
Sugiharto