Pantau Hutan, APP Sinar Mas Manfaatkan Teknologi Satelit

ilustrasi hutan

Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas memanfaatkan teknologi Forest Alert Services (FAS) berbasis luar angkasa untuk memantau hilangnya tutupan hutan di kawasan konservasi, termasuk di wilayah pemasok kayu pulp APP Sinar Mas. Pemanfaatan teknologi ini bisa menunjang terpenuhinya komitmen APP Sinar Mas untuk tidak membuka kawasan hutan konservasi dalam memenuhi kebutuhan produksi.

Teknologi FAS ini dimiliki oleh MDA, sebuah perusahaan teknologi bagian dari Maxar Technologies yang bergerak di bidang teknologi luar angkasa. Dalam waktu kurang dari tiga tahun sejak MDA mulai menyediakan layanan pemantauan, APP Sinar Mas melaporkan hilangnya tutupan hutan alam di kawasan konservasi yang berada di konsesi hutan pemasok, dengan luas lebih dari 600.000 hektare, telah turun dari sekitar 5%-6% menjadi hanya 0,06%. Hal ini menunjukkan komitmen APP Sinar Mas terhadap pengelolaan hutan yang bertanggung jawab.

“Melestarikan dan melindungi hutan hujan Indonesia adalah tujuan akhir dari Kebijakan Konservasi Hutan yang kami umumkan pada tahun 2013. Melalui kerja sama dengan MDA, kami dapat memantau kondisi hutan yang kami kelola dan dengan cepat menyelidiki, serta menyelesaikan gangguan dan melestarikan sumber daya alam yang berharga,” kata Direktur Sustainability APP Sinar Mas Elim Sritaba seperti dikutip Agro Indonesia, Kamis (7/3/2019).

Kerja sama strategis antara APP Sinar Mas dengan MDA pertama kali diluncurkan pada tahun 2016. Kerja sama ini memungkinkan para pemasok kayu pulp APP Sinar Mas untuk segera merespons jika ada perubahan hutan yang terdeteksi. Memantau perubahan tutupan lahan di kawasan produksi sangat esensial untuk perencanaan operasional yang efisien dan upaya meminimalkan perambahan ilegal, sehingga dapat melindungi hutan-hutan yang bernilai tinggi.

Dengan menggunakan satelit RADARSAT-2 milik MDA, layanan FAS menyediakan data yang sedekat mungkin dengan waktu sebenarnya agar dapat memberikan informasi penting dan tepat waktu untuk APP Sinar Mas, biasanya membutuhkan dua hari pengumpulan data. Setiap 24 hari, sistem satelit akan memonitor sekitar 3,8 juta hektare lahan, yang juga terdiri dari pemasok kayu pulp APP dan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil. RADARSAT-2 mampu menembus awan dan curah hujan untuk mendeteksi gangguan hutan walau halus sekalipun, bahkan di area sekecil 0,5 hektare.

“Kami bangga atas teknologi satelit ini karena mampu mendeteksi dengan cepat dan akurat ketika kerusakan terjadi, sehingga dapat membantu pelestarian hutan hujan Indonesia,” ujar Group President MDA Mike Greenley.

Satelit RADARSAT-2 memiliki kemampuan pengamatan global beresolusi tinggi, sehingga memungkinkan untuk memperoleh data terlepas dari kondisi cahaya atau cuaca. Satelit ini juga memungkinkan pengguna untuk melihat kembali pencitraan yang telah diambil kapan pun dibutuhkan. Informasi yang diberikan cocok untuk industri yang membutuhkan pemantauan wilayah secara luas maupun pengamatan yang ditargetkan, seperti pengamatan maritim, pertahanan dan keamanan, manajemen penggunaan lahan, pertanian, serta manajemen bencana dan sumber daya alam.  Sugiharto