Musim kemarau tahun ini melanda sebagian besar wilayah di Jawa Barat. Oleh karena itu, keberadaan air sangat dibutuhkan. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) sudah membangun embung, salah satunya di Kabupaten Indramayu.
Pembangunan embung ini terbukti tak hanya mampu membantu petani padi, tapi juga peternakan dalam mengatasi masalah air, terutama di musim kemarau.
Pembangunan embung tidak hanya dibutuhkan petani padi/sawah, tetapi peternak sapi potong juga membutuhkan karena sering kali mengalami kekurangan air pada musim kemarau.
“Kita ingin usaha peternakan bisa terus berproduksi dalam kondisi apapun, termasuk saat musim kemarau dan pandemi COVID-19. Kita berharap embung peternakan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh peternak dan bisa berdampak pada peningkatan produksi daging nasional,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo, Jumat (2/10/2020).
Sementara Dirjen PSP Sarwo Edhy mengatakan, Ditjen PSP serius dalam menangani persoalan kekeringan melalui penyediaan infrastruktur irigasi pertanian berupa bangunan embung. Apalagi, embung mampu mendukung semua subsektor pertanian.
Menurut dia, embung harus bisa meningkatkan produksi pertanian pada semua subsektor, baik itu subsektor tanaman pangan, subsektor hortikultura, subsektor perkebunan maupun subsektor peternakan.
Dengan demikian, yang menjadi skala prioritas adalah pada lokasi yang rawan terdampak bencana kekeringan dan kebanjiran akibat anomali iklim.
Ternak Sapi Potong
Direktur Irigasi Pertanian Rahmanto mengatakan tahun 2020 ini telah dialokasikan embung peternakan 1 unit di Kabupaten Indramayu.
“Pembangunan embung mendukung peternakan memang tidak sebanyak alokasi bangunan embung mendukung tanaman pangan, karena tim teknis Kabupaten masih sulit memenuhi kriteria teknis yang dipersyaratkan,” katanya.
Embung yang merupakan salah satu upaya konservasi air tepat guna, harus berada dalam kawasan peternakan (ruminansia) yang peruntukannya untuk Hijauan Pakan Ternak (HPT), sanitasi dan minum ternak agar kebutuhan air untuk usaha ternak terpenuhi, utamanya saat musim kemarau.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Indramayu, telah merealisasikan 1 unit bangunan embung peternakan pada 31 Juli 2020. Embung ini dibangun pada lokasi Kelompok Ternak Sri Sumber Tirta I Desa Cangkingan, Kecamatan Kedokanbunder.
Saat dilakukan monitoring dan evaluasi di puncak musim kemarau 2020 dan masa pandemi COVID-19 ini, bangunan embung mampu menjadi salah satu solusi permasalahan kekurangan air pada setiap musim kemarau.
Air embung dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bagi ternak yang ada di kawasan kandang tersebut dan juga tanaman hijauan pakan ternak, baik yang ada di kebun rumput maupun sepanjang pinggiran sungai sekitar kandang.
Kepala Bidang Prasarana Sarana dan Penyuluhan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Indramayu, Dadang Supriatna mengatakan, bantuan embung dari PSP sangat berarti bagi keberlanjutan usaha ternak sapi potong yang dibudidayakan Kelompok Ternak Sri Sumber Tirta I.
“Harapannya dapat mendukung program pemerintah untuk swasembada daging. Paling tidak, berperan serta dalam memenuhi kebutuhan daging sapi Kabupaten Indramayu yang selama ini masih sangat tergantung pada sapi-sapi yang didatangkan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur,” ujarnya.
Ketua Kelompok Ternak Sri Sumber Tirta I, Charida mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pertanian melalui Ditjen PSP atau bantuan embung ini.
“Kami sangat merasakan manfaat dari bantuan embung yang berukuran 6 x 50 x 2,5 meter tersebut. Dengan adanya pembangunan kandang yang semi modern dan kepastian ketersediaan air dari embung ini telah menarik minat anggota kelompok untuk menambah populasinya dari luar,” katanya.
Bantuan embung mampu menjadi stimulan bagi keberlanjutan usaha ternak sapi pada Kelompok Ternak Sri Sumber Tirta I. Jumlah kandang yang ada dalam kawasan ternak kelompok saat ini sejumlah 25 unit dengan 82 ekor sapi potong.
Selain itu, terdapat 1 unit kandang yang berisi 5 ekor domba lokal merupakan bantuan dari Dana Desa Cangkingan. Pasca realisasi bangunan embung, akan dibangunkan kandang koloni baru di lahan milik kelompok yang letaknya berdampingan dengan kawasan kandang sebelumnya. PSP
Program Ditjen PSP Menjaga Aktivitas Pertanian
Program Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian, seperti membangun embung, damparit, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, pemberian bantuan Alsintan dan lainnya adalah bertujuan menjaga aktivitas pertanian agar tetap bergairah di tengah pandemi.
Bahkan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan akan membuat masif kegiatan perpompaan untuk petani. Menurutnya, kegiatan perpompaan adalah bagian dari water management atau pengelolaan sumber daya air.
“Kebutuhan dasar pertanian adalah air. Untuk itu, kami memaksimalkan dukungan untuk water management, misalnya dengan kegiatan perpompaan,” kata Mentan, Sabtu (3/10/2020).
Dia mengatakan, tujuan pembangunan irigasi perpompaan adalah untuk meningkatkan intensitas pertanaman, meningkatkan produktivitas pertanian, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Menurut dia, pembangunan irigasi perpompaan itu memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplesi air irigasi. “Pengembangan irigasi perpompaan juga mendukung subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan,” katanya.
Terkait peternakan, Mentan mengatakan, irigiasi perpompaan bisa membantu produktivitas dalam hijauan makanan ternak (HMT), serta untuk sanitasi dan minum ternak dari aspek penyediaan air.
Adapun dalam pembangunan irigasi perpompaan akan menerapkan sistem swakelola berpola padat karya, sehingga melibatkan anggota kelompok tani. Mereka ini akan menerima bantuan agar lebih aktif bekerja. Tahapan pembangunan akan dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan serta pemeliharaan dengan melibatkan partisipasi penuh petani.
Mentan Yasin Limpo menambahkan, program pembangunan itu diprioritaskan pada lokasi kawasan pertanian yang sering mengalami kendala atau kekurangan air irigasi terutama saat musim kemarau.
Desa Buntet
Sementara itu, terkait target pembangunan 1.000 unit irigasi perpompaan, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) menjelaskan alokasinya akan tersebar di 32 provinsi.
Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, tujuan kegiatan perpompaan bukan hanya mengairi lahan yang ada, tetapi juga memperluas area tanam.
Edhy juga menuturkan, kegiatan perpompaan yang sudah terealisasi sebanyak 799 unit atau 79,90%, dari target 1.000 unit. “Kegiatan perpompaan ini tersebar di seluruh provinsi,” katanya di Jakarta, Sabtu (3/10/2020).
Sementara untuk kegiatan perpipaan, Ditjen PSP telah merealisasikan 114 unit, atau mencapai 82,61% dari target 138 unit. Sedangkan untuk Calon Petani Calon Lokasi (CPCL), perpompaan telah mencapai 1.000 unit dari target 1.000 unit. Artinya capaian sudah 100%. “Begitu juga CPCL perpipaan yang mencapai 138 Unit dari target 138 unit atau 100%,” lanjutnya.
Saat meninjau kegiatan perpompaan di Desa Buntet, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Sarwo Edhy mengatakan pengerjaan kegiatan perpompaan Kelompok Tani Pucuk Manis yang memiliki jumlah anggota 20 orang.
Menurut Sarwo Edhy, kegiatan perpompaan ini memanfaatkan sumber air dari bekas galian tambang tipe C. “Pompa air yang kita berikan adalah berkapasitas 23 PK, dengan diameter 6 inci. Debit pompa 10 liter per detik,” katanya.
Dalam kegiatan ini dibangun juga rumah pompa ukuran 3x3x3 m3, dengan bak tampung berkapasitas 2,5×2,5×2,5 m3. Pipa yang digunakan berukuran 6 inci dengan panjang pipa 60 m.
“Yang paling terasa adalah peningkatan pendapatan petani. Jika sebelumnya diperkirakan petani bisa meraih 31.074.120/ha dalam satu musim tanam, sesudah pompa perkiraan pendapatan petani mencapai 41.364.900/ha dalam satu musim tanam,” katanya. PSP