Si-Manis dan MPO, Instrumen Pemantauan Kerja PSP

Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) meluncurkan Sistem Informasi dan Manajemen Spasial (Si-Manis) dan Model Pelaporan Online (MPO) sebagai salah satu instrumen pemantauan dan evaluasi kinerja, khususnya menyangkut soal bantuan pemerintah kepada petani.

Dengan Si-Manis dan MPO, setiap satuan kerja (satker) dapat melakukan pemantauan dan pengendalian intensif serta aktif melaporkan secara periodik perkembangan kegiatan PSP di daerah masing-masing.

Aplikasi online (dalam jaringan atau daring) Smart dari Kemenkeu, e-Monev Bappenas dan Model Pelaporan Online (MPO) serta Si-Manis PSP telah diluncurkan Ditjen PSP Kementan, akhir bulan Januari 2019.

“Sistem aplikasi daring ini salah satu instrumen pemantauan dan evaluasi kinerja anggaran/kegiatan,” kata Dirjen  PSP Kementan, Sarwo Edhy saat membuka ‘Rapat Teknis Pengelolaan Anggaran Ditjen PSP´ di Yogyakarta, Rabu (6/2/2019), yang diikuti lebih dari 100 peserta dari seluruh Indonesia, dan dihadiri oleh Sekretaris Ditjen PSP, Mulyadi Hendiawan.

“Empat aplikasi yang dikembangkan Kemenkeu, Bappenas dan Ditjen PSP Kementan bertujuan memastikan bahwa pelaksanaan seluruh kegiatan PSP berjalan sesuai target,” kata Sarwo Edhy, yang berada di Yogyakarta dua hari setelah dilantik Mentan Amran Sulaiman, Senin (4/2/2019), menggantikan Pending Dadih Permana sebagai Dirjen PSP.

Sebagaimana diketahui, Smart adalah aplikasi daring Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Sementara e-Monev yang dikembangkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) adalah aplikasi untuk pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dan pelaporannya.

“Aplikasi Kemenkeu dan Bappenas kompatibel dengan Si-Manis PSP dan MPO dari Ditjen PSP Kementan. Fungsinya selain menjadi media informasi, juga menjadi sarana pengawasan bantuan, dan kemudahan prasarana dan sarana pertanian,” kata Sarwo Edhy, yang sebelumnya menjabat Direktur Buah dan Florikultura di Ditjen Hortikultura.

Sarwo Edhy menambahkan, rapat teknis di Yogyakarta merupakan tindak lanjut dari ‘rapat koordinasi, dan sinkronisasi’ atau Rakorsin lingkup Ditjen PSP di Bogor pada 22-24 Januari 2019.

“Berbeda dengan Rakorsin Bogor yang bertujuan menyelaraskan kebijakan program sekaligus menyusun strategi percepatan pelaksanaan kegiatan tahun anggaran, Ratek Yogja ajang mendetilkan strategi percepatan pelaksanaan kegiatan TA 2019. Pada kesempatan ini, dapat disepakati pula kebijakan relokasi kegiatan dan komitmen daerah terkait kesanggupan melaksanakan kegiatan lingkup Ditjen PSP,” katanya.

Si-Manis PSP  ini menjadi upaya penyiapan, penyediaan, dan pengelolaan data dan informasi kegiatan Ditjen PSP dalam bentuk peta spasial yang dapat dimanfaatkan oleh stakeholders yang membutuhkan (layanan publik) secara cepat, akurat, dan ter-update.

Dalam aplikasi bisa terlihat progress masing-masing bantuan secara spasial seluruh Indonesia. “Misalnya saja bantuan Alsintan yang diberikan akan terlihat jelas di mana posisinya, jumlahnya berapa. Bahkan beberapa Alsintan nanti akan diberikan GPS sehingga mengetahui dipergunakan atau tidak,” papar Sarwo Edhy.

Begitu pula dengan data perluasan dan perlindungan lahan yang bisa terlihat lokasi hasil cetak sawah yang dilakukan Ditjen PSP sejak 2017 hingga saat ini.

Sedangkan untuk pupuk, melalui Si-Manis bisa terlihat realisasi penyaluran pupuk sejak 2018. Begitupula dengan akses asuransi pertanian yang sudah terpantau realisasinya di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi.

Menariknya, dalam Si-Manis juga terdapat peta interaktif yang berisikan semua program Ditjen PSP yang sudah disalurkan di semua daerah di Indonesia.

Ditambahkan Sarwo Edhy, Si-Manis ini bisa diakses oleh masyarakat umum, sehingga bisa turut memantau setiap program bantuan yang digulirkan oleh pemerintah pusat.

Masyarakat cukup mengakses website/laman Ditjen PSP di www.psp.pertanian.go.id kemudian carilah tampilan aplikasi Si-Manis yang berada di kanan layar. Atau bisa juga dengan mengakses search engine dan memasukkan kata kunci Si-Manis PSP dan akan terlihat laman dari Si-Manis untuk bisa di akses.

Lahan Rawa

Sarwo Edhy menyebutkan, tahun 2019 ditargetkan mendukung pembangunan dan perbaikan infrastruktur serta bantuan Alsintan untuk pengembangan lahan rawa seluas 500.000 ha.

Potensi lahan rawa di seluruh Indonesia seluas 33,4 juta ha, 23,05 juta ha lahan pasang surut dan rawa lebak 10,35 juta ha, dari jumlah tersebut yang potensial untuk pertanian mencapai 10,90 juta ha.

Menurut dia, potensi lahan rawa yang sangat besar ini akan digarap dalam kerangka kegiatan optimasi lahan untuk peningkatan produksi pangan nasional, melalui program ‘selamatkan rawa sejahterakan petani’ (SERASI).

“Tahun ini, pengembangan lahan rawa akan ditargetkan seluas 500.000 ha, yang tersebar di lima provinsi, yakni Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Jambi, Lampung, dan Sulawesi Selatan,” katanya.

Untuk merealisasikan target SERASI, Ditjen PSP Kementan sesuai tugas dan fungsinya bertanggung jawab terhadap aspek pembangunan dan perbaikan infrastruktur yang diperlukan serta bantuan Alsintan pra panen yang diperlukan. PSP