Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta agar Bengkulu fokus pada pengembangan tanaman perkebunan, baik itu sawit, karet atau kopi. Hal tersebut akan berdampak pada pedapatan petani yang semakin meningkat.
“Fokus tiga komoditas akan memudahkan ahlinya memonitor dan mengawasi perkembangan tanaman tersebut,” kata Amran saat acara Rapat Koordinasi Perbenihan atau Perbibitan Wilayah Provinsi Bengkulu, di Bengkulu, dalam siaran pers yang diterima Senin (18/09/2017).
Amran menginstruksikan, kepala dinas setempat untuk terus membina petani untuk meningkatkan produksinya. Apalagi Indonesia memiliki peluang untuk menguasai pasar global. Untuk komoditas kopi misalnya, saat ini Indonesia berada di urutan 4 setelah Brazil, Kolombia, dan Vietnam.
“Vietnam produksi 3 ton, Indonesia 0,6 ton. Kalau naik 1 ton saja Indonesia masuk peringkat 2 dunia karena luasan 1,2 juta hektare (ha). Kalau naik produktivitasnya 1,5 ton menjadi 2 ton Indonesia nomor 1 dunia. Indonesia merajai kopi dunia,”ungkapnya.
Amran menambahkan, untuk meningkatkan pendapatan petani perlu adanya koperasi yang bentuknya berbadan hukum yang sah. “Caranya adalah koperasi dikorporasikan, ini dibuat perusahaan 20%, kemudian kerja sama bisa 3 pabrik,”ungkapnya.
Amran menjelaskan, petani dapat mengelola usaha tanin dengan baik. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani. Perlu terbentuknya korporasi untuk memudahkan dalam penambahan modal.
“Rakyat harus menikmati, pemerintah layani dan setiap jeritan rakyat, pemerintah harus hadir di tengah mereka jangan biarkan mereka jalan sendiri,”jelasnya.
Sementara iru, Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengungkapkan, program pemerintah pusat terkait peremajaan perkebunan rakyat di sambut baik pemerintah daerah Bengkulu.
“Kami yakin betul kalau ini dilakukan, lahannya sangat subur, rata-rata lokasi perkebunan itu dekat akses jalan. Sehingga sangat dimudahkan untuk cost trasnportasinya rendah,” ungkapnya. Sabrina