Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) telah melepas berbagai varietas unggul kedelai.
Menurut Kepala Balitbangtan Fadrjy Djufry, Balitkabi telah memberi kontribusi yang penting dalam pengembangan varietas unggul kedelai di Indonesia.
“Balitkabi sebagai salah satu UPT Balitbangtan telah berperan penting dalam program strategis Kementerian Pertanian. Ambil contoh misalnya varietas unggul, 94% varietas unggul kedelai yang digunakan saat ini adalah hasil karya peneliti Balitkabi,” ungkap Fadjry, Kamis (18/2/2021) .
Saat ini Kementerian Pertanian berupaya meningkatkan produktivitas kedelai dalam negeri, salah satunya dengan mengembangkan varietas kedelai yang memiliki produktivitas tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan pasar. Kolaborasi dengan berbagai pihak juga dilakukan untuk mengembangkan varietas unggul yang telah dihasilkan.
Kemudian, lanjut Fadjry, di awal 2021 Balitkabi berkolaborasi dengan PT. Dwitunggal Nusa Mandiri (DNM) dalam penyediaan benih kedelai untuk dikembangkan di Sulawesi Utara.
“Saat ini PT. DNM tengah melakukan uji coba terhadap varietas unggul kedelai yang telah dihasilkan Balitkabi yaitu Detap 1 dan Devon 1 di Desa Tontalete, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara,” ujarnya.
Direktur Bussines Development PT. DNM, Cecilia Wirawan, mengaku puas dengan pertumbuhan benih varietas unggul kedelai yang dihasilkan oleh Balitkabi tersebut.
“Pertumbuhannya bagus, ini berpeluang untuk dilakukan pengembangan yang lebih luas,” ucap Cecilia.
Tidak hanya di Sulawesi Utara, awal tahun ini Balitkabi juga mengembangkan varietas unggul kedelai bersama penangkar kedelai binaannya di Desa Binangun, Kabupaten Blitar. Balitkabi bekerja sama dengan kelompok tani Karya Tani untuk mengembangkan benih varietas Dega 1 dan Anjasmoro. Di awal Februari varietas Dega 1 yang ditanam telah membentuk polong, sedangkan varietas Anjasmoro telah membentuk bunga.
Petani di Desa Binangun memilih varietas Dega 1 dan Anjasmoro karena kedua varietas ini dapat tumbuh dengan baik di lahan kering dan memiliki produktivitas yang cukup tinggi. Varietas Anjasmoro adaptif terhadap berbagai agroekologi, sedangkan varietas Dega 1 memiliki biji besar dan berumur genjah. Kedua varietas ini diharapkan dapat berproduksi lebih dari 2 ton per hektar dan membawa kesejahteraan bagi petani di Desa Binangun.
Pengembangan hasil teknologi Balitbangtan melalui kolaborasi dan kerja sama ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa kemajuan pertanian hanya bisa diwujudkan dengan kerja sama dan kemitraan dengan berbagai pihak.
“Pertanian membutuhkan kerja sama. Tidak ada pertanian yang bisa hidup sendiri, dia butuhkan kemitraan, dia butuhkan kerjasama, dia butuhkan dari hulu ke hilir,” ungkap Syahrul dalam berbagai kesempatan.
Mentan Syahrul juga mengatakan bahwa Balitbangtan memiliki peran untuk menghasilkan, menerapkan, serta mendampingi penggunaan teknologi inovasi yang telah dihasilkan.
“Balitbangtan berperan dalam memperkenalkan, menerapkan, dan mendampingi penggunaan berbagai teknologi. Begitu pula dengan kerja sama dan kolaborasi semua pihak yang harus dikuatkan,” jelas Syahrul.
Berbagai varietas unggul kedelai yang telah dihasilkan Balitbangtan diharapkan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan oleh petani dan industri serta memberi dampak positif terhadap peningkatan produksi kedelai lokal di Indonesia.
Atiyyah Rahma