Pelatihan atau sosialisasi penggunaan alat dan mesin pertanian (Alsintan) yang dilakukan kelompok tani (Poktan) maupun Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), sangat positif untuk mendorong petani agar bisa memanfaatkan alat tersebut dengan optimal.
“Pelatihan atau sosialisasi soal Alsintan memang penting untuk meningkatan pengetahuan petani,” kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Sarwo Edhy di Jakarta, pekan lalu.
Menurut Dirjen, dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan penggunan Alsintan, petani diharapkan menjadi lebih terbiasa dengan teknologi, sehingga pemanfaatan alat tersebut menjadi maksimal.
Belakangan ini UPJA di beberapa daerah rutin memberikan sosialisasi pentingnya memanfaatkan Alsintan kepada anggota Poktan maupun Gapoktan. Melalui kegiatan tersebut, petani bisa lebih optimal menggunakan Alsintan, mulai dari olah tanah sampai panen.
Manager UPJA Tani Makmur, Heru Rusiyanto mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih fokus dengan sosialisasi penggunaan Alsintan ke petani di Desa Gladag, Kecamatan Rogojambi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Selain itu, UPJA Tani Makmur juga melakukan pelatihan cara mengoperasikan Alsintan kepada calon operator Alsintan di kecamatan sekitar Kabupaten Banyuwangi.
“Karena itu, kami belum melakukan ekspansi usaha dengan menambah Alsintan. UPJA yang kami kelola hanya mengoptimalkan Alsintan yang sudah ada supaya kas UPJA tak kosong,” katanya di Jakarta, belum lama ini.
UPJA Tani Makmur yang berdiri pada tahun 2017 memang tak hanya melayani sewa Alsintan petani di Desa Gladag, tapi sudah berusaha memperluas cakupan ke sejumlah desa lainnya di Kecamatan Rogojambi.
Kementan pernah memberikan UPJA, yang berada di bawah naungan Gapoktan Surangganti, ini bantuan combine harvester (CH) besar 1 unit dan rice transplanter (RT) 3 unit dan traktor tangan 1 unit.
Setelah satu tahun UPJA didirikan, jumlah petani yang memanfaatkan atau sewa Alsintan, khususnya CH dan RT, tercatat cukup banyak. CH menjadi Alsintan favorit petani, karena di Desa Gladag kini petani mulai kesulitan mencari tenaga kerja untuk menanam. “Alsintan ini merupakan berkah bagi mereka,” ujar Heru.
Faktor lain banyaknya petani di Desa Gladag dan sekitarnya berminat memanfaatkan CH dan RT adalah karena penggunaan kedua Alsintan tersebut sangat efektif dan efisien. Artinya, dengan memanfaatkan RT, petani bisa menghemat waktu dan uang. Begitu juga dengan memanfaatkan CH, petani bisa mendapat hasil panen yang lebih baik.
“Petani yang menggunakan Alsintan lebih dimudahkan dalam olah tanah, tanam, sampai panen. Penggunaan Alsintan ini juga lebih efektif dan efisien. Petani tak perlu waktu lama dalam olah lahan, tanam dan panen. Cara kerja Alsintan juga lebih efisien,” tuturnya.
Hitungan Heru, jika petani menggunakan CH ada selisih sekitar Rp400.000/bahu. Dengan demikian, penggunaan Alsintan ini lebih menguntungkan petani.
UPJA Tani Makmur juga terus mendorong petani memanfaatkan Alsintan, karena dengan memanfaatkan Alsintan hasilnya dijamin lebih baik. Bahkan, usaha taninya juga lebih maksimal. “Karena berapa pun luas lahan sawah yang dimiliki petani bisa dijangkau dengan Alsintan,” ujarnya.
Untuk mendorong petani menggunakan Alsintan, UPJA Tani Makmur tak membebani petani dengan ongkos atau sewa Alsintan yang mahal. “Sangat manusiawi dan terjangkau bagi petani,” ujar Heru.
Sebagai contoh, sewa RT hanya dipatok dengan harga Rp1,6 juta/bahu (tanam plus bibitnya). Kemudian untuk sewa CH dipatok sebesar Rp1,3 juta/bahu, HT Rp1 juta/bahu. Bahkan, khusus anggota Gapoktan yang menyewa HT hanya dikenakan ongkos sewa sebesar Rp900.000/bahu.
Solusi sulitnya tenaga kerja
Sementara itu, Balai Alsintan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, melakukan pelatihan Alsintan kepada 30 orang petani di Desa Dondong, Kabupaten Cilacap.
Kegiatan untuk melatih menggunakan alat mesin tanam padi modern, baik operator maupun teknik pemeliharaannya. Kegiatan ini dilaksanakan karena tenaga buruh tanam padi sudah sulit.
Kasi Pupuk Pestisida, Alsin Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Slamet Nova mengakui, kini semakin sulit mencari tenaga buruh tanam padi di wilayah Cilacap, sehingga mesin tanam modern sebagai solusi untuk membantu petani saat musim tanam tiba.
Menurut dia, pemerintah menuntut dapat meningkatkan produksi. “Dengan program pelatihan ini, kita harapkan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan petani dalam pemanfaatan Alsintan, khususnya mesin tanam modern yang dapat mempercepat penanaman, sehingga ada keserempakan waktu panen,” paparnya.
Slamet mengatakan, pelatihan ini sekaligus sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dari petani atau operator mesin tanam padi. Sehingga tidak lagi melakukan kesalahan yang membuat Alsintan mudah rusak saat pemakaian mesin ketika tanam.
“Lahan sawah sebaiknya dalam kondisi rata dengan air secukupnya serta kedalaman lumpur sekitar 40 cm. Hal tersebut harus diketahui juga oleh operator, sebab bila dipaksakan tetap jalan maka mesin akan macet,” katanya.
Salah satu peserta pelatihan, Rusmono dari perwakilan Kelompok Tani Desa Menganti, Kecamatan Kesugihan, Cilacap mengatakan, mesin tanam secara teorinya bagus untuk solusi bertanam padi dengan cepat dan biaya terjangkau.
“Pelatihan yang sekaligus praktik di sawah sangat bermanfaat menambah pengalaman mengenai cara bertanam dengan mesin tanam modern,” katanya. PSP