Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian yang diluncurkan pemerintah ternyata sangat diminati masyarakat tani dan pelaku usaha yang bergerak di bidang agribisnis. Tingginya minat masyarakat, khususnya petani, untuk memanfaatkan KUR terbukti dari realisasi penyaluran kredit.
Data Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, hingga 15 Agustus 2021, realisasi penyaluran KUR Pertanian sudah mencapai Rp47,1 triliun atau 67,29% dari alokasi/target penyaluran sebesar Rp70 triliun.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun meminta petani dan pelaku usaha bidang pertanian untuk memanfaatkan fasilitas KUR Pertanian ini.
KUR Pertanian membantu petani dalam mengembangkan budidaya pertanian dari hulu hingga hilir. KUR juga bisa digunakan untuk Alsintan.
“KUR Pertanian ini adalah program pembiayaan dengan bunga yang disubsidi pemerintah. Tujuannya membantu petani mengembangkan budidaya pertanian dari hulu hingga hilir,” katanya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil mengatakan, serapan KUR senilai Rp47,1 triliun untuk membiayai sektor pertanian.
Dia mengatakan, dari realisasi sebesar Rp47,1 triliun tadi, sektor tanaman pangan menyerap senilai Rp12,4 triliun atau setara dengan 46,26%.
Untuk tanaman pangan, target penyaluran KUR tahun ini senilai Rp26,8 triliun. Sedangkan realisasi penyaluran KUR untuk hortikultura sudah mencapai Rp5,8 triliun atau setara dengan 74,905% dari alokasi senilai Rp7,8 triliun.
Untuk perkebunan tersalurkan sebesar Rp16,7 triliun atau setara dengan 82,37% dari alokasi senilai Rp20,2 triliun. Peternakan realisasinya senilai Rp8,6 triliun atau setara dengan 57,59% dari total alokasi Rp15 triliun.
“Untuk mixed farming realisasinya senilai Rp2,9 triliun. Untuk sektor jasa pertanian, perkebunan dan peternakan realisasi senilai Rp536,4 miliar,” terang Ali.
Ali meminta semua stakeholder terus menggenjot penyerapan KUR Pertanian di lapangan, karena memiliki banyak manfaat untuk masyarakat.
“KUR Pertanian ini tak hanya menggerakkan perekonomian dasar masyarakat, tetapi juga membuka dan menciptakan peluang kerja. Ini yang kita butuhkan di tengah pandemi agar perekonomian nasional kembali menanjak,” ujar Ali.
Ali melanjutkan, KUR Pertanian dapat digunakan petani untuk berbagai keperluan permodalan, seperti untuk mengembangkan budidaya pertanian mereka mulai dari pengadaan pupuk hingga membangun industri pengemasan di sektor hilir.
“Kami mendorong petani untuk manfaatkan KUR Pertanian ini yang dapat digunakan sebagai faktor pemicu peningkatan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan petani itu sendiri,” papar Ali.
Rp1 triliun per hari
Sementara itu Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Menko Perekonomian, Gede Edy Prasetya mengatakan,serapan KUR dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Karena itu, Gede menargetkan, ke depan serapan KUR pertanian mampu mencapai Rp1 triliun dalam satu hari.
“Kami memiliki target Rp1 triliun per hari. Jadi, kalau bisa di-gaspol, hasilnya akan lebih bagus. Mudah-mudahan dengan kesempatan yang dibuka lebih luas ini, bapak dan ibu para petani bisa mendapatkan kredit KUR untuk hasil yang lebih maksimal,” katanya.
Menurut Gede, program KUR adalah bentuk kehadiran negara terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani Indonesia. Apalagi, tahun ini pemerintah memutuskan suku bunga yang dibebankan tidak lebih dari 3%.
“Dengan begitu, kita berharap cita cita dalam membuat korporasi petani bisa dilakukan dengan baik. Apalagi terkait pertanian yang sangat bagus perkembangannya. Dengan KUR rakyat menjadi makmur,” katanya.
Direktur Pembiayaan Ditjen PSP Kementan, Indah Megahwati merinci, berdasarkan data tersebut, sebanyak 1.461.483 debitur telah terfasilitasi melalui KUR Pertanian.
“Makin hari jumlah serapan KUR Pertanian semakin meningkat, karena memang diperuntukkan bagi petani. Jadi, berbagai keperluan petani bisa terpenuhi dengan mengakses KUR Pertanian ini,” ujar Indah.
Indah mengajak petani untuk terus memanfaatkan KUR Pertanian karena memiliki manfaat yang cukup banyak. Selain itu, KUR Pertanian juga memiliki bunga ringan yang waktu pengembaliannya bisa dilakukan pada saat panen raya. “Manfaat KUR Pertanian ini banyak dengan bunga yang cukup ringan. KUR Pertanian juga bisa diajukan tanpa agunan dengan limit pinjaman tertentu,” katanya. PSP
Revitalisasi RMU Dorong Realisasi KUR Pertanian
Kementerian Pertanian (Kementan) berusaha terus mempercepat realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian. Salah satunya dengan melakukan revitalisasi Rice Milling Unit (RMU) di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, KUR Pertanian terbukti bisa menggerakkan perekonomian dasar masyarakat di daerah.
KUR Pertanian, kata Syahrul, bukan hanya penyangga ekonomi masyarakat, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan. “Dengan sokongan dari KUR, sektor pertanian menjadi kekuatan pemerintah untuk keluar dari krisis yang dihadapi saat ini akibat pandemi COVID-19,” katanya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil mengatakan, percepatan realisasi KUR Pertanian di Provinsi Banten merupakan prioritas karena serapannya masih terbilang rendah.
Hingga 7 Agustus 2021, serapan KUR Pertanian di Provinsi Banten baru mencapai 5,8% atau setara dengan Rp68.592.219.579 dari dialokasikan sebesar Rp1.173.483.500.000. “Kami ingin memercepat peningkatan penyerapan KUR di Banten dan revitalisasi RMU,” kata Ali.
Revitalisasi RMU diharapkan dapat menghasilkan beras yang berkualitas, menekan keberagaman dan meningkatkan mutu fisik beras dengan cara yang efektif dan efesien. “KUR Pertanian bisa diakses untuk revitalisasi RMU ini,” katanya.
Adapun tindak lanjut dari kunjungan kerja ke Pandeglang dan Serang yakni berkoordinasi langsung dengan bupati terkait CPCL untuk pengajuan KUR.
“Kami juga menugaskan PPL untuk mendampingi Poktan dan Gapoktan dalam pembuatan proposal, memonitoring bank penyalur (BNI) untuk mem-follow up kebutuhan permodalan Poktan dan Gapoktan tersebut,” papar Ali.
Direktur Pembiayaan Ditjen PSP Kementan, Indah Megahwati menambahkan, RMU akan di-upgrade dengan pembiayaan KUR sebesar Rp500 juta. “Akan tetapi masih ada kredit KUR yang belum selesai masa tenor,” terang Indah.
Indah mengatakan, upgrade RMU ditujukan untuk peningkatan kapasitas kerja menjadi 10 ton/hari dan peningkatan kualitas produk menjadi premium.
“Upgrade juga dengan menambahkan gudang penyimpanan beras dan lantai jemur untuk menjadikan RMU modern percontohan,” tutur Indah.
Beberapa RMU yang dikunjungi di antaranya di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Di sini, lahan pertanian padi yang diolah seluas 3.039 hektare (ha). Ada 2 unit RMU yang dikelola oleh Poktan Lumbung Jatok dengan kapasitas mesin giling 5 ton/hari.
Hasil penggilingan Poktan Lumbung Jatok belum maksimal, karena quality control belum sesuai standar kebutuhan pasar yang disebabkan kapasitas dryer belum mampu menampung hasil panen. Hasil panen rata-rata di Kecamatan Panimbang sebesar 30 ton/hari di luar musim dan 50-70 ton saat panen raya.
Solusinya, dua unit RMU yang dikelola Poktan Lumbung Jatok harus di-upgrade menjadi RMU modern dengan meningkatkan kapasitas mesin giling menjadi 10 ton/hari, membeli unit dryer dan memperluas lantai jemur.
Kunjungan berikutnya ke RMU milik H. Opak yang sudah menjadi mitra Bulog. H. Opak adalah nasabah existing BNI yang pada awalnya merupakan debitur KUR yang sudah naik kelas, kemudian mendapatkan kredit investasi.
RMU Mandiri milik H. Opak akan di-upgrade dengan menggunakan alat rice polisher sebagai pemutih beras agar kualitas beras meningkat menjadi premium.
Kunjungan ke Ponpes Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, melihat RMU yang dikelola oleh Gapoktan Suka Maju. RMU berukuran 30×8 dengan kapasitas mesin 3 ton/hari, karena RMU sudah tergolong lama.
Total luas lahan yang dikelola seluas 2.100 ha. Terdapat dua unit combine harvester yang merupakan bantuan Kementan pada tahun 2018 dan 2020.
Selain itu ada 1 unit vertical dryer dengan kesanggupan kerja 6 ton/hari dan terdapat 2 unit TR 4. Dari jumlah ini, 1 unit merupakan bantuan Ditjen PSP dan 1 unit milik Yayasan Ponpes. PSP