Alat dan mesin pertanian (alsintan) sudah terbukti sangat mempermuda petani dalam melakukan budidaya pertanian. Untuk itu Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya memberikan bantuan alsintan kepada petani/kelompok tani.
Di kabupaten, Sulawesi Selatan, tahun 2021 Kementan telah menyalurkan bantuan alsintan kepada sejumah kelompok tani di Kabupaten Jeneponto sebanyak 182 unit alsintan senilai Rp 5,5 miliar.
Bantuan alsintan tersebut terdiri dari traktor roda 4, traktor roda 2, pompa air, cultivator, hand sprayer dan alat tanam jagung dorong. Dengan alsintan tersebut diharapkan petani lebih produktif lagi berusaha tani.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, sejauh ini Kementan terus berkomitmen memberikan bantuan alsintan melalui poktan/gapoktan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, selain berorientasi pada upaya meningkatkan produktivitas pertanian.
“Bantuan alsintan ini merupakan upaya Kementan untuk mendorong realisasi tujuan pembangunan pertanian nasional. Hal itu adalah pemenuhan kebutuhan pangan seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor,” katanya.
Direktur Jenderal PSP Kementan, Ali Jamil menambahkan, alsintan merupakan program strategis Kementan untuk mendorong agar petani dalam berproduksi.
Menurut Ali Jamil, alsintan memiliki nilai tambah untuk meningkatkan pendapatan petani. Dalam pengadaan alsintan dilakukan secara terbuka sehingga dapat diakses dengan baik oleh publik.
“Jadi, program alsintan ini merupakan salah satu program strategis Kementan untuk mendorong sektor pertanian ke arah yang lebih maju, mandiri dan modern,” ujar Ali.
Dia menyebutkan, selain mampu meningkatkan produktivitas pertanian, alsintan juga meningkatkan kesejahteraan petani. Pendapatan mereka menjadi berlipat karena alsintan mampu meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian.
Selain itu, alsintan juga menjadi ciri pertanian modern melalui penerapan mekanisasi pertanian yang telah beradaptasi dengan era tenologi 4.0.
“Maka, kami pun terus melakukan pendampingan dan pengawalan untuk memastikan alsintan yang disalurkan bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh petani,” katanya.
Ali mengatakan, sejak awal memang alsintan ini diarahkan untuk peningkatan produksi pangan dan kesejahteraan petani. Pengembangan alsintan diharapkan harus seimbang dengan tenaga kerja manusia, sehingga pengembangan pertanian tetap memberdayakan petani dengan teknologi pertanian yang maju.
“Alsintan akan bermanfaat untuk mempercepat proses pengolahan tanah, masa tanam, dan masa panen. Tentu ini akan memacu produktivitas dan kesejahteraan petani,” kata Ali.
Dirjen menyebutkan, alsintan dapat membantu petani menghemat waktu, tenaga, dan biaya produksi pertanian. Sebut saja, misalnya, pada saat masa musim tanam.
Dengan alsintan, mengolah sawah yang tadinya membutuhkan waktu lima sampai enam hari untuk luas lahan satu hektar, kini hanya hitungan jam saja. “Kami juga terus memodernisasi alat-alat pertanian, agar pertanian kita semakin maju, mandiri, dan modern,” ujar Ali.
Sementara itu Direktur Alsintan Ditjen PSP Kementan, Andi Nur Alamsyah mengatakan, alsintan yang dikelola dengan baik akan memberikan pemasukan lebih kepada petani yang tergabung dalam kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan). Selain itu pengelolaan alsintan juga didorong melalui UPJA sehingga pemanfaatannya lebih efektif dan optimal.
“Dengan begitu, petani akan mendapatkan nilai tambah dari hasil usaha penyewaan alsintan ini,” kata Andi. Ia berharap para petani dapat memaksimalkan pemanfaatan bantuan alsintan yang diberikan.
Andi menjabarkan, Kementan terus berupaya memastikan tak ada kendala yang diterima petani saat menerima bantuan alsintan dengan adanya kepastian garansi, perbaikan dan kemudahan dalam memperoleh sparepart serta suku cadang alsintan.
“Bantuan ini walau gratis tapi merupakan milik negara. Tidak boleh dibiarkan berkarat, harus dikelola dan dirawat dengan baik,” katanya. Jamalzen