Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menerapkan program kelapa terpadu di Gorontalo untuk mengangkat potensi industri kelapa di provinsi tersebut sekaligus mendorong peningkatan harga komoditas itu.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Jumat (01/02/2019), menjelaskan, pelaksanaan program kelapa terpadu merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ke Gorontalo, beberapa waktu lalu.
“Kami juga kemarin sudah datang untuk melihat apa yang bisa dijalankan untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi industri pengolahan kelapa di sana,” tuturnya.
Menurutnya, hilirisasi produk perkebunan perlu terus dikembangkan, mengingat potensi bahan baku yang berlimpah di negeri ini. Kebijakan hilirisasi industri dapat memperkuat daya saing dan struktur industri nasional sekaligus menumbuhkan populasi industri.
“Selain itu, mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja yang signifikan bagi penduduk setempat. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan akhirnya mendorong perekonomian daerah,”paparnya.
Gati menyampaikan, program pengembangan yang sudah dilakukan sebelumnya cukup berhasil membuat para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di Gorontalo mampu menjadikan produk kelapa sebagai komoditas ekspor. Contohnya, Tilong Kabila Nusantara yang merupakan usaha rumahan dengan melibatkan masyarakat dalam mengolah kelapa segar menjadi produk siap minum.
“Produk kelapa segar siap minum yang dihasilkan itu melalui proses pengolahan dan pengemasan yang tepat, sehingga mampu diekspor ke Australia yang terbilang sebagai salah satu negara yang ketat dalam menerima produk pangan,” paparnya.
Sebelumnya, Selasa (29/01/2019) lalu, Gati telah melakukan pertemuan dengan Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim untuk membahas mengenai implementasi program kelapa terpadu.
Dalam kesempatan itu, Gati menegaskan, pihaknya telah menyiapkan pelaksanaan kegiatan pada tahun 2019 dalam upaya penumbuhan industri pengolahan kelapa di beberapa wilayah penghasil kelapa. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam bentuk pelatihan serta fasilitasi mesin dan peralatan.
“Jadi, nanti ada bimbingan teknis atau pelatihan produksi mengenai pengolahan minyak kelapa, pengolahan tepung kelapa, pengolahan arang aktif, dan pengolahan sabut kelapa,” sebutnya.
Di samping itu, penguatan IKM dalam rangka mendukung teknologi tepat guna bagi pengolahan kelapa sehingga produk yang dihasilkan mampu kompetitif di pasar domestik dan ekspor.
Gati menambahkan, fasilitasi mesin dan peralatan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pengolahan kelapa. Selain mesin pengolahan, juga ada fasilitasi untuk alat panen kelapa. Bahkan, kebutuhan alat panjat kelapa pun menjadi sangat penting saat ini karena semakin lama tenaga kerja untuk memanjat kelapa semakin berkurang.
“Alat pemanjat kelapa bisa menjadi solusi bagi petani dan pengusaha kelapa untuk memanen buah kelapa. Dengan menggunakan alat ini, memanen buah kelapa lebih cepat, mudah, dan lebih aman dibandingkan dengan cara tradisonal,” ungkapnya.B Wibowo