Bulog Siap Jaga Ketersediaan Pasokan Jagung

Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita

Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita mengatakan, sesuai Perpres No.48 Tahun 2016, Perum Bulog mendapat tugas mengelola cadangan pangan pemerintah, termasuk ketersediaan jagung.

” Memang kalau kita lihat Pajale (padi, jagung, Kedelai) itu harusnya mulai dari impornya, penyimpanan, dan pengolaan cadangan harusnya ada di Bulog. Tapi kenyataannya yang terlaksana sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No 48 Tahun 2016 baru beras,” jelas Febby dalam webinar Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) dengan tema Strategi Pengembangan Produksi, Kamis (24/2/2022).

Karena itu Ia berharap, ke depan dengan kehadiran Badan Pangan Nasional (BPN) hal-hal berkaitan dengan penugasan pangan krusial kembali dipegang Bulog. Barometernya, terjadi stabilisasi harga di petani, tidak harga jatuh, tercukupinya stok nasional, dan ketersediaan pangan di seluruh negeri.

Jika melihat fasilitas yang dimiliki Bulog, Febby menegaskan, pihaknya telah menyiapkan berbagai infrastruktur, termasuk 1.600 gudang miliki Bulog yang berada di seluruh Indonesia.

Bahkan kini Bulog telah memulai proses pembangunan unit Corn Drying Center (CDC) dan Silo di beberapa lokasi sentra produksi jagung sebagai tempat penyimpanan.

Ada enam lokasi silo yakni, Gorontalo, Grobogan, Wonogiri, Tuban, Dompu (NTB), dan Lampung. Untuk di Gorontalo dan Grobogan total kapasitasnya 9 ribu ton, sedangkan di Wonogiri, Dompu dan Lampung sebanyak 6 ribu ton. Paling besar di Tuban sebanyak 30 ribu ton dengan 10 unit silo.

“Ini sebenarnya persiapan kami untuk nanti kalau Bulog ditugaskan menyimpang cadangan jagung. Jadi kita sudah punya,” ujarnya.

Untuk CDC yang berada di Dompu dan Bolaang Mangondow (Gorontalo) saat ini sudah hampir 50 persen selesai. Di lokasi tersebut masing-masing mempunyai tiga silo dengan kapasitas per unit 3.000 per ton. Dengan demikian total kapasitas silonya sebanyak 18 ribu ton. Sedangkan kapasitas dryernya 90 ton/unit/hari.

“Kalau sudah siap seharusnya pemerintah bisa memberikan penugasan untuk regulai penyimpanan jagung, sehingga pada bulan-bulan tertentu tidak akan kebingungan lagi untuk penyimpanan. Kalau harga naik kita langsung bisa gelontorkan dengan operasi pasar,” sambungnya.

Atiyyah Rahma