Festival Ciremai 2024, Sekjen KLHK Ingatkan Pentingnya Kelestarian Taman Nasional Gunung Ciremai

Sekjen KLHK Bambang Hendroyono pada Pembukaan Festival Ciremai 2024

Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono menilai penyelenggaraan Festival Ciremai 2024 sebagai kegiatan yang strategis untuk menyuarakan pentingnya melestarikan kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai kepada seluruh lapisan masyarakat.

“Ngarawat, Ngaruwat dan Ngarumat sebagai filosofi yang dipegang teguh oleh masyarakat Ciremai yang mencerminkan adanya kesadaran bahwa manusia tidak bisa lepas dari alam, manusia membutuhkan alam untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, sehingga tumbuh kesadaran dari hati nurani yang dituangkan dalam aksi nyata untuk menjaga alam, agar alam tetap lestari sehingga sumber daya alam tetap tersedia hingga anak cucu kelak,” puji Bambang di Kuningan, Sabtu, 8 Juni 2024.

Bambang yang datang mewakili Menteri LHK itu pun memuji Pemerintah kabupaten Kuningan yang menyelenggarakan Festival Ciremai.

Bambang menjelaskan, Taman Nasional Gunung Ciremai adalah menara air bagi warga di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan). Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai merupakan hulu dari DAS (Daerah Aliran Sungai) Cimanuk dan Cisanggarung.

“Dari 97 titik sumber air yang ada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, 54 diantaranya dimanfaatkan oleh masyarakat di desa penyangga untuk kebutuhan non komersial yaitu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan pengairan/irigasi lahan pertanian,” urai Bambang.

Bambang menambahkan, nilai jasa lingkungan lain dari Taman Nasional Gunung Ciremai yang tak kalah penting yakni menyediakan udara bersih bagi kita semua, menjadi paru-paru bagi tiga kabupaten di sekitarnya, dan Taman Nasional Gunung Ciremai juga menjadi habitat bagi beragam tumbuhan dan satwa liar.

Tak hanya itu, Taman Nasional Gunung Ciremai juga mampu memberikan solusi bagi pertanian dan menyehatkan lingkungan dengan ditemukannya 3 jenis mikroba yang berfungsi seperti penyubur, sehingga sangat potensial menggantikan peran pupuk kimia buatan.

“Temuan luar biasa ini menjadi bukti betapa pentingnya kawasan konservasi itu, bukan hanya terkait dengan wisata alam, habitat satwa, perubahan iklim dan air saja, namun juga manfaat bioprospeksi yang akan menjadi masa depan kita,” tegas Bambang.

Sementara itu, Raden Iip Hidajat, Penjabat Bupati Kuningan menyampaikan bahwa keberadaan Gunung Ciremai adalah anugerah Allah SWT kepada masyarakat Kuningan dan Jawa Barat. Gunung Ciremai adalah ‘Atap Jawa Barat’.

Pada kesempatan yang sama, Iip merilis muatan lokal Gunung Ciremai.

“Hal ini adalah upaya bersama meningkatkan sense of belonging dan sense of responsibility kepada warga Kuningan sehingga dapat bersama-sama menjaga Gunung Ciremai,” jelas Iip.

Menyadari begitu pentingnya keberadaan Gunung Ciremai, Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Kuningan mengajak semua pihak untuk mendukung suksesnya implementasi kurikulum muatan lokal Gunung Ciremai.

“Apresiasi saya berikan kepada Pemerintah Kabupaten Kuningan yang telah mengupayakan agar isu-isu konservasi masuk ke dalam kurikulum Muatan Lokal Pelestarian Gunung Ciremai dari usia dini hingga perguruan tinggi. Semoga langkah awal ini menjadi semangat bagi kita semua untuk bersama-sama menjaga kelestarian Taman Nasional Gunung Ciremai,” pungkas Bambang.

Selain membuka Festival Ciremai 2024, Bambang juga membuka Kemah Konservasi di Taman Nasional Gunung Ciremai, dan melakukan flag off Jabar Ultra Run dan Push Bike Race bersama PJ Bupati Kuningan. ***