IKM Mamin Diminta Manfaatkan IFI 2022 agar Jadi IKM Modern

Para pelaku IKM makanan dan minuman (mamin) diharapkan dapat memanfaatkan Program Indonesia Food Inovation (IFI)  untuk mendapatkan pembinaan dan pendampingan yang tepat dari para ahli di bidang bisnis maupun teknis sehingga dapat mengakselerasi bisnisnya menuju IKM modern yang marketable, profitable dan sustainable dan berujung pada peningkatan skala bisnis IKM.

Hal ini diungkapkan Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita pada Kick Off  program “Indonesia Food Innovation (IFI) tahun 2022 di Jakarta, Senin (01/08/2022).

“Promoting Sustainable Supply Chain and Added Value through Innovation to Serve the Dynamic Markets”, merupakan tema yang dipilih dalam penyelenggaraan IFI tahun ini karena Program IFI diharapkan dapat menjadi salah satu jawaban dalam menghadapi tantangan-tantangan yang telah saya sebutkan sebelumnya.

The Dynamics Markets atau kondisi pasar yang selalu berubah menyebabkan berubahnya perilaku masyarakat baik produsen maupun konsumen. Oleh sebab itu sebagai pelaku industri harus dapat selalu berinovasi dan menyesuaikan pasar,” ujarnya.

Dirjen IKMA menjelaskan, sektor industri makanan dan minuman merupakan kontributor terbesar dari sekian sektor industri pengolahan non-migas yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.

Pada triwulan pertama tahun 2022, sektor Industri makanan dan minuman menyumbang 37,77 persen dari nilai PDB industri nonmigas atau 6,55 persen dari total PDB Nasional. Dari nilai tersebut, sebagiannya merupakan kontribusi IKM makanan dan minuman yang berjumlah sekitar 1,68 juta unit usaha atau 38,27 persen dari total unit usaha IKM secara keseluruhan.

Di samping itu, IKM makanan dan minuman mampu menyerap sekitar 3,89 juta tenaga kerja sehingga menjadikannya sebagai industri padat karya.

Mengacu kepada data tersebut, dapat dilihat IKM makanan dan minuman memainkan peran penting sebagai komponen pemberdayaan masyarakat di Indonesia.

“Akan tetapi di sisi lain, masih banyak permasalahan yang menjadi hambatan bagi kemajuan IKM, diantaranya keterbatasan modal, manajemen yang belum profesional, belum terpenuhinya standar serta legalitas usaha, serta terbatasnya inovasi,” ujar Reni.

Dari sisi eksternal, ungkapnya, IKM juga dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam menjalankan usahanya seperti ketidakpastian pasokan bahan baku, kehadiran pesaing dan produk baru, serta permintaan pasar yang sangat fluktuatif.

“Berbicara mengenai permintaan pasar, selain pasar dalam negeri yang menjadi pasar utama, dalam era globalisasi ini telah membuka peluang bagi IKM makanan dan minuman Indonesia untuk memasarkan produknya di level internasional. Untuk itu, para IKM perlu mempersiapkan diri melakukan adaptasi dan berinovasi dengan membaca trend dan kebutuhan pasar, baik pasar dalam negeri maupun ekspor,” ucap Dirjen IKMA Reni Yanita.

Reni mengungkapkan, dinamika yang terjadi merupakan tantangan sekaligus peluang bagi pelaku usaha untuk dapat menjawab kebutuhan pasar yang ada. Pemerintah, melalui Kementerian Perindustrian ikut mendorong para pelaku usaha untuk terus berinovasi menciptakan produk-produk inovatif sehingga dapat terus bertahan bahkan mengembangkan usahanya di situasi yang serba baru saat ini.

Kemenperin juga telah mendorong IKM makanan dan minuman untuk menggunakan teknologi 4.0 dalam rangkaian kegiatan produksi dan pemasarannya.”Kemenperin telah memberdayakan IKM dengan teknologi 4.0 di beberapa sentra IKM,” katanya.

Program Indonesia Food Inovation (IFI) yang pada tahun 2022 ini merupakan pelaksanaan kali ke-3. Pada tahun 2021, terdapat 1.638 pendaftar yang ikut dalam seleski program IFI dan telah terpilih 20 peserta untuk mendapatkan pembinaan dalam tahapan food business scale-up melalui coaching, mentoring dan facilitating pada tiga aspek/ tema yaitu management, legal aspects, dan networking.

“Untuk itu saya berharap pada penyelenggaraan IFI tahun ini, dapat lebih banyak lagi IKM makanan dan minuman yang mendaftar sehingga akan lebih menciptakan kompetisi yang berkualitas dan sangat bermanfaat bagi perkembangan IKM itu sendiri,” pungkas Reni Yanita.Buyung N