Indonesia akan menggunakan ajang Hannover Messe 2021 Digital Edition untuk mempromosikan kepada dunia bahwa produk kelapa sawit dan turunannya diproduksi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
“Kita akan jelaskan kepada dunia bahwa produksi biodiesel tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasamita, dalam Press Briefing, di Jakarta, Jumat (09/04/2021).
Selama ini, produk biodiesel berbasis kelapa sawit asal Indonesia telah dipermasalahkan oleh negara-negara anggota Uni Eropa karena proses produksi kelapa sawit hingga biodiesel telah merusak lingkungan. Akibatnya, ekspor biodiesel ke Uni Eropa terganjal.
Namun, ungkap Menperin, dalam kasus biodiesel ini, Indonesia mendapat angin segar dari hsil referendum Swiss mengenai Indonesia–European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia–EFTA CEPA atau IE–CEPA).
Dalam referendum itu, mayoritas rakyat Swiss setuju terhadap kesepakatan perdagangan antara Indonesia dan European Free Trade Association (EFTA) yang terdiri dari Swiss, Norwegia, Islandia dan Lietchtenstein.
Sebanyak 51,6 % publik Swiss setuju IE CEPA disahkan dan diimpelmentasikan. Hasil ini memberikan harapan cerah bagi peningkatan ekspor dan keberterimaan produk Indonesia di negara-negara Eropa. “Hasil referendum Swiss ini mendukung Indonesia soal kelapa sawit,” ujar Menperin.
Selama ini publik Swiss dikenal sangat kritis terhadap isu-isu lingkungan, kesehatan dan sosial yang biasanya menjadi alasan bagi pemberlakuan hambatan bagi produk-produk dari negara lain. Salah satu produk yang dikritisi oleh publik Swiss adalah mengenai isu kelapa sawit Indonesia. Beberapa lembaga swadaya masyarakat di Swiss bahkan beberapa waktu lalu secara resmi mengampanyekan isu negatif soal sawit yang juga menjadi agenda salah satu referendum.
Dirjen Industri Agro Abdul Rochim mengatakan, melalui Hannover Messe 2021yang akan digelar 12-16 April 2021 secara virtual itu, Indonesia akan membuka dunia bahwa Indonesia mengembangkan kelapa sawit dan biodiesel secara sustainable dan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
“Kita akan jelaskan bagaimana Indonesia menanam sawit secara sustainable dan sesuai aturan internasional,” paparnya.
Menurutnya, promosi soal komoditas kelapa sawit dan biodiesel dalam Hannover Messe 2021 Digital Edition itu akan dijalankan oleh Badan Pengelola Dana Pungutan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Pertamina.
“BPDPKS dan Pertamina akan jadi perserta dalam pameran itu,” ucap Rochim.
Hannover Messe 2021 akan mengambil tema “Industrial Transformation” dan Indonesia melengkapinya dengan Tema “Making Indonesia 4.0”. Adapun tagline yang akan diusung dalam ajang Hannover Messe 2021 yaitu “Connect to Accelerate”.
Sebagai Official Partner Country pada ajang yang telah berlangsung selama 72 tahun tersebut, Indonesia akan tampil dalam platform digital expo, conference, dan networking dengan mengikutsertakan 156 eksibitor. Buyung N