Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (FORPRO) memperkenalkan inovasi baru produk kayu berupa impregnasi untuk meningkatkan kekuatan kayu lunak pohon jabon (Anthocephalus cadamba Miq).
Inovasi ini diyakini bisa menjadi solusi untuk memenui kebutuhan kayu pertukangan untuk komponen bangunan rumah dan furnitur.
Peneliti bidang pengawetan hasil hutan FORPRO, Dr. Jamaludin Malik mengatakan salah satu spesies kayu cepat tumbuh yang ditanam secara luas di Indonesia adalah jabon. Jabon memiliki keunggulan diantaranya adalah mudah dibudidayakan, adaptif dengan kondisi alam Indonesia, dan cepat tumbuh.
Namun kayu cepat tumbuh ini biasanya tidak seperti kayu dari hutan alam dalam hal kekuatan, kestabilan dimensi dan keawetannya.
“Kayu jabon adalah kayu cepat tumbuh tetapi memiliki kerapatan dan kekuatan rendah serta kayunya kurang stabil. Selain itu, termasuk kayu dengan kelas awet kayunya rendah atau mudah terserang organisme perusak kayu (kelas IV sampai V),” papar Jamaludin saat International Conference on Forest Products (ICFP) 2020, di Bogor, Selasa (1/9/2020).
Jamaludin menambahkan, kelemahan sifat pada kayu cepat tumbuh ini bisa diatasi dengan aplikasi teknologi modifikasi. Salah satu metode yang digunakan dalam modifikasi kayu adalah impregnasi menggunakan ekstrak kayu merbau yang dipolerimisasi.
“Ekstra kayu merbau merupakan salah satu bahan impregnasi yang cukup menjanjikan. Ekstrak kayu merbau diperoleh dari limbah kayu merbau” ujar Jamaludin
Lebih lanjut, Jamaludin mengatakan kayu cepat tumbuh yang telah dimodifikasi memiliki keunggulan. Diantaranya adalah kekuatan meningkat dan tahan terhadap rayap.
“Dari hasil penelitian kami, kayu jabon yang telah diimpregnasi meningkat ketahanannya secara signifikan dan tahan terhadap serangan rayap tanah dan rayap kayu kering,” kata Jamaludin.
Menurut Jamaludin, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kayu dengan karakteristik inferior tetapi cepat tumbuh dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk kayu yang bernilai tinggi melalui pengolahan impregnasi.
“Selain menggunakan teknologi yang sederhana, produk ini juga ramah lingkungan” pungkasnya.
Sebagai informasi, ICFP merupakan seminar yang diselenggarakan oleh FORPRO. Pada tahun 2020 mengangkat seri tematik 12th International Symposium of IWoRS (Indonesian Wood Research Society) dan mengusung tema “Forest Products Processing Innovations for Communities and Sustainable Forest and Environmental Management”.
Sugiharto