IPTEK Tingkatkan Produktivitas Hutan

Agus Justianto

Era new normal di tengah pandemi COVID-19 menjadi tantangan untuk tetap menjaga kelestarian sekaligus meningkatkan produktivitas hutan. Penerapan ilmu dan teknologi serta pengembangan inovasi bisa menjadi solusi.

Kepala Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BLI KLHK) Agus Justianto menjelaskan pentingnya hutan dalam kehidupan manusia. Menurut dia, hutan adalah mega factory sumber bahan baku obat, kosmetik, pangan premium, getah, resin, potensi sumber daya genetik lainnya dan bahkan nilai-nilai jasa lingkungan.

Untuk itu, hutan harus dijaga kelestariannya. “Kuncinya pada pengelolaan hutan, yaitu penerapan metode bisnis, azas azas teknik kehutanan, dan menjaga kelestarian sumber daya hutan itu sendiri,” kata dia dalam webinar Teras Inovasi: Bincang Seru Profesor ”Mampukah Hutan Kita Lebih Produktif, Aman dan Terus Lestari di Era New Normal?”, Rabu (22/7/2020).

Agus menjelaskan, untuk menjaga kelestariannya pengelolaan hutan harus didorong pada upaya pembalikan ke arah pemulihan. Paradigma pengelolaan hutan harus diarahkan dari berbasis komoditas ke berbasis ekosistem dengan optimalisasi multi produk.

“Pengelolaan hutan harus tepat, efektif dan efisien agar kelestarian dapat tercapai, dan memastikan bahwa semua elemen masyarakat dan para pihak mendapat manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan dari hutan dengan senantiasa menjaga kelestarian sumber daya yang ada di dalamnya,” katanya.

Agus melanjutkan, pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini berpotensi memicu efek yang signifikan pada keanekaragaman hayati dan berbagai capaian upaya konservasi yang telah dilakukan.  Menurut dia, virus corona dan virus-virus lainnya yang sejenis, muncul karena semakin tingginya interaksi dan eksploitasi terhadap hidupan liar. Selain itu, peningkatan degradasi lingkungan juga akan meningkatkan risiko munculnya berbagai penyakit baru.

“Oleh karenanya diperlukan upaya-upaya penyelamatan keanekaragaman hayati demi menjaga kualitas lingkungan dan kesehatan manusia,” katanya.

Agus menyatakan upaya mendukung penyelamatan keanekaragaman hayati hutan tropis Indonesia merupakan tulang punggung kegiatan yang dilakukan BLI KLHK.

Sebagai contoh agar pembangunan hutan meranti dalam satu bentang lansekap utuh, eksplorasi sumber daya genetik pohon hutan dari berbagai wilayah, dan keberadaan persemaian konservasi, merupakan salah satu contoh kontribusi dalam mewujudkan pengeloalan sumber daya hutan berkelanjutan.

Agus menyatakan, upaya yang dilakukan tidak boleh berhenti pada mengoleksi dan menyelamatkan sumber daya saja, tetapi yang juga penting adalah diperlukan adanya invensi dan inovasi untuk menghasilkan produk, dari berbagai sumber daya hutan yang telah berhasil dikoleksi tersebut.

“Disinilah, cara pandang baru pengelolaan hutan akan memerlukan orang-orang handal dari berbagai disiplin ilmu untuk saling bahu-membahu,” katanya.

Dia menekankan, di era New Normal ini, COVID-19 harus menjadi pemicu untuk terus meningkatkan efisiensi dan awareness raising serta mencari solusi inovatif, selain pemantapan kawasan, stabilitas dan optimalisasi fungsi ekosistem hutan, yang memungkinkan upaya pengelolaan kehutanan yang terus lestari.

Sugiharto