Kepala Balai Taman Nasional (TN) Ujung Kulon, U Mamat Rahmat mengungkapkan untuk menjaga kelestarian satwa Badak Jawa, Balai TN Ujung Kulon Kementerian LIngkungan HIdup dan Kehutanan (KLHK) membentuk tiga tim khusus, yaitu Rhino Monitoring Unit (RMU), Rhino Protection Unit (RPU), dan Resource Based Management(RBM).
“Ketiga tim ini memiliki fokus-fokus khusus. RMU fokus kepada monitoring populasi dan kondisi badak, RPU fokus kepada upaya perlindungan dan pengamanan badak dari gangguan, serta RBM menjalankan pengamanan berbasis wilayah dan lintas wilayah,” jelasnya, Senin (18/9/2017).
Baik tim RMU dan RPU dipimpin oleh para pegawai fungsional TN Ujung Kulon, dan beranggotakan masyarakat. Hal ini merupakan bentuk kolaboratif bersama masyarakat dan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat sekitar.
Menurut Mamat, sifat Badak Jawa yang cenderung soliter merupakan salah satu kendala dalam kegiatan inventarisasi dan monitoring, sehingga dalam habitatnya sendiri, satwa ini sulit dijumpai secara langsung.
Mamat juga menambahkan bahwa sejak tahun 1967 hingga 2008, metode monitoring populasi Badak Jawa sangat sederhana, yaitu dengan jejak kaki badak dan beberapa jenis temuan lainnya, seperti kotoran, urin, bekas tumbuhan yang dimakan, dan bekas gesekan pada batang pohon.
“Saat ini, monitoring sudah dapat dilakukan dengan teknik video trap, sejak tahun 2011 dan 2012, sebanyak 40 kamera video otomatis dengan sensor gerak, telah dipasang pada lokasi-lokasi yang sering dikunjungi Badak Jawa,” lanjutnya.
Hingga tahun 2017, monitoring telah menggunakan kurang lebih 100 kamera video trap.
Berdasarkan hasil identifikasi tahun 2012, ditemukan minimal 51 individu Badak Jawa (29 jantan dan 22 betina), kemudian di tahun 2013 ditemukan minimal 58 individu (33 jantan dan 25 betina). Selanjutnya di tahun 2014, diketahui jumlah minimal 57 individu, dan di tahun 2015 jumlah Badak Jawa minimal 63 individu.
“Untuk jumlah terakhir perkiraan populasi Badak Jawa sampai saat ini, nanti akan kami sampaikan di tanggal 22 September mendatang saat perayaan Hari Badak Sedunia,” ungkap Mamat.
Adapun perkiraan populasi Badak Jawa dalam jumlah yang relatif besar berdasarkan hasil pengamatan, menurut Mamat, berarti satwa tersebut mengalami perkembangbiakan alami dengan baik di TN Ujung Kulon. Ini memberi harapan besar bagi keberlangsungan hidupnya, dan hal ini diharapkan dapat semakin memperkuat komitmen semua pihak dalam menjaga kawasan TN Ujung Kulon. Sugiharto