Kemenperin Munculkan Wirausaha Baru Lulusan Lapas

Warga binaan pemasyarakatan  banyak memiliki ketrampilan dalam menghasilkan produk kreatif dan berdaya saing. Potensi mereka ini akan dibina dan dikembangkan Kementerian Perindustrian guna menciptakan wirausaha industri baru khususnya sektor industri kecil dan menengah (IKM)

“Kami terus mendukung program graduasi ini. Artinya, agar warga yang sedang dibina di lembaga pemasyarakatan (lapas) punya jiwa wirausaha, sehingga nantinya ada kompetensi atau kemampuan dalam melanjutkan karier di luar secara mandiri,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada pembukaan Pameran Produk Unggulan Narapidana 2019 di Jakarta, Selasa (26/03/2019).

Menperin menyebutkan, beberapa “lulusan” lapas yang sudah mendapatkan pembinaan, ada yang menjadi desainer atau pengrajin. Bahkan, mereka mampu membuka lapangan kerja dan produk yang dihasilkannya telah diekspor.

“Jadi, pembinaan ini suatu upaya yang diperlukan. Apalagi, pada saat di lapas, mereka mempunyai waktu yang cukup. Dengan bantuan peralatan dan desain serta kemudahan bahan baku dan akses pasar, diyakini akan memacu daya saing produk yang diciptakan. Contohnya, produk kerajinan dan sarung tangan yang sudah diekspor,” paparnya.

Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya memberikan citra positif terhadap pembinaan narapidana di lapas, sehingga masyarakat di luar dapat melihat secara nyata bahwa lapas bukanlah lembaga yang membelenggu kreativitas para narapidana.

“Indonesia membutuhkan sedikitnya 4 juta wirausaha baru untuk turut mendorong penguatan struktur ekonomi,” ujarnya. Sebab, saat ini rasio wirausaha di dalam negeri masih sekitar 3,1 % dari total populasi penduduk.

Meskipun rasio wirausaha di Indonesia sudah melampaui standar internasional, yakni sebesar 2 %, Indonesa perlu menggenjot lagi untuk mengejar capaian negara tetangga. Apabila dihitung populasi penduduk Indonesia 260 juta jiwa, jumlah wirausaha nasional mencapai 8,06 juta jiwa.

Airlangga mengatakan, dalam rangka penumbuhan wirausaha baru, Kemenperin terus menerus mengembangkan pola pembinaan, baik terkait dengan bimbingan teknis, bantuan peralatan dan bantuan manajemen usaha. Contohnya, bimtek yang telah dilakukan kepada warga binaan, antara lain di Lapas Wanita Tangerang dan Pondok Bambu. Selain itu, pelatihan kerajinan kelapa di lapas Tolitoli, pembuatan tikar kayu di Pontianak, dan kerajinan kayu di Jambi.

“Hal lain yang menjadi concern kami adalah pengembangan pasar dari hasil produk warga binaan, misalnya bantuan uji coba pasar di Plasa Pameran Industri yang Alhamdulillah selalu mendapatkan tanggapan positif dari pengunjung pameran,” ungkap Airlangga.

Pameran yang digelar di Plasa Pameran Industri, Gedung Kemenperin, Jakarta, sudah dilaksanakan ke-7 kalinya berkat kerja sama Kemenperin dengan Kementerian Hukum dan HAM. Tahun ini, pameran mengangkat tema “Produktivitas yang Berkualitas, Untuk Indonesia yang Berkelas” yang dilaksnakan pada tanggal 26-29 Maret 2019.

Masa Depan Lebih Baik

Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pembukaan pameran itu menyampaikan, warga binaan pemasyarakatan mempuyai potensi untuk menapaki masa depannya lebih baik setelah menyelesaikan masa hukumannya. “Untuk itu, perlu apresiasi kepada Kemenperin, Kemenkum dan HAM serta kementerian dan lembaga lainnya yang turut membantu dalam melakukan pembinaan kepada warga di lapas,” tuturnya.

JK optimistis, produk yang dihasilkan dari warga binaan pemasyarakatan mampu kompetitif karena banyak yang kreatif. “Waktu saya kecil, keset kaki dari kelapa dikenal produksi dari lapas. Sekarang sudah berbagai produk yang dihasilkan dan bermanfaat. Ini menunjukkan adanya produktivitas yang berkualitas dan berkelas,’ imbuhnya.

Sementara Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly mengemukakan, penyelenggaraan pameran produk unggulan narapidana tahun 2019 menjadi momen tepat. Sebab, saat ini pemasyarakatan sedang melakukan revitalisasi melalui penataan terhadap penyelenggaraan pemasyarakatan terutama pada kegiatan pembinaan kemandirian yang lebih produktif.Buyung N