Kementerian Pertanian (Kementan) siap memberikan bantuan untuk atasi kekeringan atau pun banjir yang terjadi dibeberapa daerah belakangan ini. Pemerintah Daerah (Pemda) diimbau segera mengkoordinasikan kebutuhan prasarana dan sarana yang diperlukan.
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, kementerian siap membantu menyediakan infrastruktur yang diperlukan bagi daerah-daerah terdampak kekeringan dan kebanjiran dengan menyediakan paket bantuan kepada petani.
“Pertama adalah pompanisasi dan pipanisasi. Bantuan tersebut digunakan untuk menarik air dari sumber-sumber yang ada, baik dari sungai maupun mata air,” ujar Sarwo Edhy, pekan lalu.
Dia memberikan contoh sejumlah daerah yang pernah dilakukan pipanisasi untuk menarik air dari sungai, yakni Indramayu, Cirebon, Brebes, dan Tegal saat musim kemarau lalu.
Intinya, daerah-daerah yang terancam kekeringan, selama masih ada sumber airnya, maka akan dibantu dengan pompa dan pipa. “Ini bisa menyelamatkan lahan sawah yang terancam gagal panen. Bila Kabupaten Samosir juga membutuhkan, silakan ajukan permintaannya,” tegasnya.
Kedua, Kementan juga bisa menyediakan pembangunan embung atau long storage. Program ini untuk kelompok tani guna menampung air di musim hujan (bank air) kemudian dialirkan ke sawah bila dibutuhkan.
Ketiga, membangun sumur dangkal (sumur bor) di lahan-lahan yang mengalami kekeringan. “Sumur bor ini dalamnya bisa mencapai 60 meter. Ini juga cukup membantu dalam mengatasi kekeringan,” ungkapnya.
Keempat, petani diimbau untuk ikut program asuransi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Dengan asuransi ini, jika ada lahan padinya mengalami kekeringan hingga 70%, maka akan dapat ganti rugi sebesar Rp6 juta/hektare/musim.
“Sehingga petani tidak perlu lagi was-was mengalami gagal panen karena kekeringan. Karena dari klaim bisa jadi modal menanam kembali,” tambahnya.
Kekeringan di Samosir
Kasus kekeringan yang melanda Kabupaten Samosir mencapai 2.007 hektare (ha) yang tersebar di 6 kecamatan, yaitu Simanindo seluas 217 ha, Palipi seluas 400 ha, Nainggolan seluas 500 ha, Onanrunggu seluas 240 ha, Pangururan seluas 500 ha, dan Kecamatan Ronggurnihuta seluas 150 ha.
Pemda Samosir sudah mengambil langkah sigap dengan menurunkan tim terpadu dari Dinas Pertanian bekerja sama dengan Dinas PUPR, Dinas Kominfo, Pemerintah Kecamatan dan pemerintah desa.
Tim ini mengerahkan seluruh pompa air pertanian untuk membantu para petani mengatasi kekeringan lahan persawahan karena musim kemarau panjang yang sudah tiba.
Beberapa lahan persawahan yang dimonitoring oleh instansi terkait ke beberapa lahan pertanian yang dialiri pompanisasi antara lain Desa Rianiate dengan luas lahan sekitar 40 ha menggunakan 2 unit pompanisasi.
Desa Sigaol Simbolon dengan luas lahan 100 ha dengan 1 unit pompa besar dengan kapasitas 50 liter per detik, Desa Palipi dengan luas lahan 120 ha juga menggunakan 1 unit pompa besar.
Begitu juga di Desa Pangaloan, Kecamatan Nainggolan dengan luas 15 ha menggunakan 1 unit pompanisasi, Desa Harian di Kecamatan Onan Runggu dengan luas lahan 4 ha dengan 1 unit pompa.
Di Desa Pardugul, Kecamatan Pangururan dengan luas sekitar 40 ha. Keseluruhan pompanisasi yang dimonitoring berfungsi dengan baik.
Pemkab Samosir melalui Kadis Kominfo Rohani Bakara mengatakan, siap memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat kabupaten Samosir terutama tentang pengembangan pertanian dan pengolahan sawah.
“Semoga mesin-mesin pompa yang disuplai pemerintah ini dapat meringankan pekerjaan petani dan membawa hasil panen tani yang baik walau dengan kondisi cuaca yang cukup ekstrem saat ini. Mari bergandeng tangan bahu membahu, bersama kita berjuang membangun kesehjateraan masyarakat Samosir di segala lini,” ujar Rohani.
Dia mengatakan, pemerintah daerah turut menyerahkan 100 unit mesin pompa yang bisa mobile (dipindah-pindah) pada sejumlah kelompok tani. Bagi petani yang belum bergabung dengan kelompok tani, diharapkan bisa segera bergabung agar bisa terjangkau bantuan.
Siap Salurkan Bantuan
Sementara di Kabupaten Indramayu, lahan sawah seluas 6.092 ha tergenang banjir. Dari luas tersebut, 32 ha di antaranya puso dan sebagian sudah surut dan pertanaman aman.
Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, pemerintah telah menyiapkan upaya pompanisasi untuk area banjir dan bantuan bibit gratis. “Kita sudah koordinasi untuk menyiapkan pompanisasi jika terdapat genangan di sawah,” kata Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy memastikan, upaya pencegahan maupun penanggulangan dampak hujan berupa banjir di area persawahan tahun ini akan lebih efektif. Kementan, menurut dia, telah menyiapkan seluruh kebutuhan sarana prasarana.
Selain itu, pemerintah akan memberikan bantuan bagi para petani yang sawahnya terdampak banjir. Bantuan itu terbagi menjadi dua kategori, yakni sawah dengan asuransi tani dan sawah tanpa asuransi tani.
“Bagi petani yang sawahnya memiliki asuransi tani, pemerintah akan memberikan kompensasi senilai Rp6 juta/ha. Sementara untuk petani yang sawahnya tidak memiliki asuransi tani, hanya akan diusulkan pemberian bibit gratis,” katanya.
Dia menjelaskan, kalkulasi kompensasi asuransi itu sudah diperhitungkan dan diperkiran cukup bagi petani untuk melakukan budi daya lahannya mulai dari pengolahan lahan, membeli benih, dan juga pupuk.
“Mengingat cuaca yang tidak menentu, kami terus dorong petani mengasuransikan lahannya sebelum tanam. Ini agar lebih aman dan nyaman dalam usaha taninya,” tegasnya,
Sarwo Edhy mengatakan, Kementan sudah meminta Kadistan (Kepala Dinas Pertanian) Indramayu untuk bersurat ke Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk normalisasi Sungai Kalensemak, Sungai Gempol dan lainnya. “Kita dari pusat mengkordinasikan ke Kementerian PUPR untuk keperluan normalisasi sungai tersebut,” katanya.
POPT Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Orin menuturkan, penyebab banjir ini dikarenakan ada 3 tanggul yang jebol di Kandanghaur dan saluran pembuangan ke sungai atau laut mampet karena terjadi sedimentasi dan tidak lancar.
Orin menambahkan, untuk tanggul yang jebol sudah dilakukan pengurugan sementara dengan menggunakan karung berisi tanah. Pompanisasi untuk mengeluarkan genangan air dari areal sawah belum bisa dilakukan. Orin menuturkan, sawah yang tergenang paling luas di Kecamatan Kandanghaur seluas 2.214 ha. “Posisi sungai yang relatif lebih tinggi dari sawah menyulitkan kita untuk dilakukan pompanisasi. Bila hujan tidak deras, diprediksi 3 hari lagi akan surut dan mudah-mudahan keadaan kembali normal,” katanya. PSP