Pacu Produktivitas Kedelai, Balitbangtan Siapkan Varietas Unggul

kedele (pixabay.com)

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry mendorong agar jajarannya serius dalam mengembangkan komoditas kedelai. Menurutnya pengembangan kedelai harus segera dilakukan menyusul rencana Presiden Joko Widodo dalam menyiapkan satu juta hektare lahan untuk produksi kedelai.

Fadjry mengatakan bahwa Presiden minta satu juta hektare (lahan), agar dapat memanfaatkan lahan-lahan perkebunan, areal tanam baru atau di lahan rawa yang potensial dan belum dimanfaatkan

“Tolong dibantu terkait kedelai ini, terutama dalam menyiapkan benih. Saya juga akan minta kepada unit lain terkait rekomendasi pupuk untuk kedelai,” kata Fadjry saat menghadiri Rapat Koordinasi di Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) Bogor, Rabu (13/1/2021).

Adapun kedelai yang potensial dikembangkan adalah varietas unggul baru (VUB) biosoy. Kedelai tersebut memiliki karakter biji besar menyerupai kedelai impor serta memiliki produktivitas mencapai 3,5 ton per hektare. Hingga kini perbanyakan kedelai biosoy masih terus dilakukan dengan melibatkan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Dinas Pertanian, serta penangkar di berbagai provisnsi di Indonesia.

“Untuk lahan, tahun ini kita targetkan secara nasional 525 ribu hektare dan ke depan bisa mencapai satu juta hektare,” ujar Arif Muliawan dari Subdit Kedelai Direktorat Direktorat Aneka Kacang dan Umbi (AKABI), usai menerima benih kedelai biosoy kelas BS sebanyak 60 Kg di Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) Bogor, 12 Januari 2021 lalu.

Selain mendapatkan benih yang diperoleh langsung dari Balitbangtan, AKABI juga akan memanfaatkan kedelai biosoy yang telah dikembangkan penangkar di Grobogan, jawa Tengah. “Di sana sudah ada 10 Ton dan masih ada lagi yang mau panen. Intinya Biosoy ini akan kita jadikan salah satu andalan kita untuk bisa memercepat peningkatan produksi kedelai Nasional,” jelas Arif.

Arif menambahkan, sejauh ini pengembangan memang diprioritaskan di Pulau Jawa, namun perlu disadari bahwa lahan di Jawa terbatas sehingga untuk ekstensifikasi sangat susah. Untuk itu AKABI akan memaksimalkan tumpang sari dengan komoditas lain serta mengembangkannya di 23 provinsi di Pulau Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan.

Kepala BB Biogen, Mastur menjelaskan, benih kedelai yang tersedia saat ini adalah 30 ton. Benih tersebut akan ditanam bulan Januari dan Juni, dengan target hasil pada September mendatang adalah 27.000 ton benih. “Dengan hasil segitu insyaAllah keinginan persiden bisa tercapai,” ujar Mastur.

Selain kedelai, Fadjry juga meminta agar jajarannya mengembangkan komoditas porang, khususnya dalam memerbanyak benih secara kultur jaringan.

“Kita memiliki banyak laboratorium, itu bisa dimanfaatkan. Dengan memanfaatkan laboratorium yang ada, kita menjadi lebih mudah dalam memetakan berapa kebutuhan serta produksi yang bisa kita lakukan,” kata Fadjry.

Sebelumnya,  tren permintaan porang di pasar dunia terus meningkat, alhasil banyak pihak yang tertarik untuk membudidayakan tanaman yang sedang fenomenal dikalangan pengusaha ini. Di Indonesia, tanaman porang belum banyak dibudidayakan dan tumbuh di pekarangan atau di pinggiran hutan yang tumbuh liar serta berkembang biak dari umbi atau biji tanaman sebelumnya.

“Terakhir adalah bawang putih. Saya berharap para peneliti kita mampu memanfaatkan teknologinya agar Indonesia tidak ketergantungan dengan impor,” pungkasnya.

Atiyyah Rahma