Perkebunan terbukti sangat menjanjikan. Pesatnya keberhasilan komoditas unggulan strategis perkebunan di pasar global tentu tidak terlepas dari peran SDM yang mumpuni dalam mengelolanya.
Tak hanya menguatkan komoditasnya saja, namun sdm Aparatur Sipil Negara (ASN) perkebunan dituntut pula agar selalu memberikan kontribusi positif dan pelayanan prima demi mendukung kemajuan dan memperkokoh perkebunan Indonesia.
Tentu tak dapat diperjuangkan sendiri, tetapi butuh partisipatif dan sinergi bersama. Inilah yang mendorong Kementerian Pertanian (Kementan) mengadakan pembinaan ASN di lingkungan Ditjen Perkebunan sekaligus melaunching Corporate Identity Ditjen Perkebunan, Fokus, Responsif dan Kolaboratif.
Kementan melakukan launching corporate identity untuk subsektor perkebunan sekaligus menandai era baru perkebunan Indonesia, yaitu Perkebunan Bioindustri.
Di era baru Perkebunan BioIndustri, sejalan dengan visi “Pertanian Maju Mandiri Modern” yang diusung Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Dimana Perkebunan Bioindustri menerapkan teknologi modern yang dicirikan oleh sejumlah aspek.
Sebagai bagian dari implementasi Perkebunan BioIndustri, Kementan melakukan reorientasi program & manajemen, meliputi program, anggaran, SDM, infrastruktur, waktu, dan mindset.
Untuk mendukung Perkebunan Bioindustri, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan melakukan transformasi nilai dan tatanan baru dalam bekerja, yaitu fokus, responsif, dan kolaboratif. Transformasi nilai dan tatanan baru harus menjadi semangat dan komitmen bersama.
Nilai dan tatanan baru yang fokus, responsif dan kolaboratif diharapkan mampu mengakselerasi gerakan dan program pembangunan perkebunan semakin efisien (lincah) dan partisipatif, sekaligus menjadi cerminan dari target-target capaian program pembangunan.
Pada era Perkebunan Bioindustri, Kementan menyampaikan salah satu program yaitu Perkebunan Partisipatif atau PASTI, yaitu kegiatan terobosan dalam mendorong terciptanya investasi baru dengan berbagai jenis kemudahan di antaranya kemudahan akses varietas unggul, informasi pasar ekspor, promosi, dan lainnya.
Di Era Perkebunan BioIndustri ini juga didukung oleh sistem EKSIS (Ekosistem Perkebunan). Sistem EKSIS merupakan sistem yang terbangun oleh unsur-unsur yang mempunya hubungan timbal balik yang saling terkait dalam suatu lingkungan perkebunan,” ujar Mentan saat memberikan arahan pada kegiatan pembinaan di lingkup Ditjen Perkebunan, di Bogor, Sabtu (19/11/2022).
Mentan menambahkan, “Seiring perkembangan teknologi yang semakin canggih, maka kemampuan sdm juga harus ditingkatkan. Pemerintah terus berupaya mendorong kompetensi dan profesionalisme ASN, salah satunya melalui kegiatan pembinaan dengan menitikberatkan pada pelayanan prima.
“Kuncinya, tanamkan Fokus Responsif dan Kolaboratif secara bersama, dan menjaga kekompakan. Untuk itu mari perkuat sdm kita, SDM ini pondasinya, harus kokoh bersatu agar target program pertanian khususnya Perkebunan dapat tercapai dengan tepat guna dan meraih prestasi yang membanggakan,” ujar Mentan.
Pada kegiatan pembinaan SDM ini dilakukan Launching Corporate Identity Direktorat Jenderal Perkebunan (Fokus, Responsif, Kolaboratif) oleh Menteri Pertanian, yang dilanjutkan dengan Penandatanganan MoU Perkebunan Partisipatif Pengembangan Kelapa, Stevia dan Koorporasi Kopi JPLM, serta Santunan kepada Anak Yatim 50 Orang oleh Menteri Pertanian RI didampingi Direktur Jenderal Perkebunan.
Perkebunan Partisipatif, merupakan salah satu terobosan program baru Ditjen Perkebunan yang diharapkan dapat memberikan dampak atau manfaat positif bagi pekebun.
Pentingnya perkebunan partisipatif ini karena dianggap mampu menguatkan pengembangan perkebunan Indonesia. Berharap dengan adanya perkebunan partisipatif ini kedepannya dapat meningkatkan kualitas mutu komoditas perkebunan yang bernilai tambah dan berdaya saing.
Dirjen Perkebunan Andi Nur Alam Syah, mengatakan penguatan SDM merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat signifikan dalam upaya mencapai pengembangan produksi dan produktivitas hasil perkebunan.
Menurut dia, peningkatan manajemen kompetensi sumber daya manusia perkebunan sangat diperlukan untuk melakukan terobosan baru dalam budidaya kerja.
Kinerja ASN harus lebih baik, pelayanan pada masyarakat harus ditingkatkan, sebagai ASN harus memberikan kemudahan dengan pelayanan prima yang sesuai peraturan berlaku, berintegritas, dan memiliki komitmen, serta kemampuan yang selaras, didukung dengan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guna mendukung tugas pokok dan fungsinya.
“Dengan begitu, kedepannya diharapkan SDM ASN Perkebunan dapat berkontribusi secara profesional dan bersinergi secara optimal, terus memompa semangat dan kreativitasnya dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, sehingga menjadi ASN yang mampu mengelola pelayanan perkebunan, dan mendukung kemajuan perkebunan ke arah yang lebih baik, maju, mandiri dan modern, serta membanggakan,” katanya. Jamalzen