Kementerian Pertanian (Kementan) membangun embung untuk Kelompok Tani Tentrem di Desa Kalipait, Kecamatan Tegalsimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Program pengadaan embung tersebut guna mendukung peningkatan produktivitas petani di Banyuwangi, yang ditandai dengan peningkatan Indeks Pertanaman (IP) padi.
Selama ini, IP tanaman padi di Desa Kalipait Kecamatan Tegalsimo hanya sekali (IP 100). Namun, berakat dibangunnya embung oleh Kementan, melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), indeks pertanaman meningkat menjadi IP 200 atau dua kali menanam dalam setahun.
Kenaikan itu berarti produksi tanaman di Kabupaten Banyuwangi akan meningkat. Dengan peningkatan ini diharapkan pendapatan petani pun menjadi semakin baik.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, embung merupakan upaya untuk menampung air pada saat musim hujan, dan digunakan (mengairi) pada saat sawah kekurangan air.
Sebab, kata Syahrul, air merupakan faktor penting penunjang pertanian. “Tanpa air, sulit bagi petani untuk mengembangkan produktivitas mereka. Maka embung adalah hal penting agar pasokan air ke lahan pertanian semakin lancar,” tegasnya.
Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil menyebutkan, keberadaan embung akan berimbas positif pada peningkatan IP, produktivitas dan tingkat kesejahteraan petani. “Dengan meningkatnya IP, itu artinya produktivitas pertanian juga meningkat. Meningkatnya produktivitas pertanian bermakna bahwa kesejahteraan petani juga terangkat,” kata Ali.
Dengan embung, Ali melanjutkan, pasokan air untuk mengaliri areal persawahan diatur dengan baik. Embung berfungsi mengatur perairan, baik dalam kondisi musim hujan maupun musim kemarau.
“Embung ini water management dalam segala kondisi, baik musim hujan maupun musim kemarau. Saat musim hujan, air ditampung di embung. Saat musim kemarau, sawah tetap dapat teraliri air dari embung tersebut,” kata dia.
Menurut Ali, embung akan membantu petani dalam budidaya pertanian mereka. “Dengan pasokan air yang cukup, maka budidaya pertanian kita juga menjadi baik. Maka, petani terus dapat meningkatkan produktivitas mereka,” papar Ali.
Petani Berterima Kasih
Direktur Irigasi Ditjen PSP Kementan, Rahmanto merinci, embung ini memiliki luas oncoran 25-30 hektare (ha) dengan dimensi 528 meter kubik. Produktivitas pertanian 6,86 ton/ha dan peningkatan IP 200. “Embung adalah faktor teknis bagi terungkitnya produktivitas pertanian,” ujarnya.
Ketua Kelompok Tani Tentrem Suprayitno menyampaikan terima kasih kepada Kementan atas program yang didapat kelompoknya. Embun berhasil meningkatkan kapasitas produksi pertanian kelompoknya. “Kami ucapkan terima kasih atas program embung ini, di mana kami akhirnya bisa meningkatkan masa tanam kami,” katanya.
Data Agro Indonesia mencatat, Ditjen PSP telah melaksanakan program pengembangan bangunan konservasi air, yakni embung, damparit, dan long storage sebanyak 2.785 unit.
Untuk irigasi perpompaan, Ditjen PSP mencatat hingga 5 November 2018 telah membangun 2.978 unit. Dengan estimasi luas layanan per unit 20 ha, maka luas oncoran atau yang dapat diairi saat musim kemarau mencapai 59,78 ribu ha.
Tahun 2014, Kementan sukses membangun sebanyak 9.504 unit embung di 30 provinsi. Sementara tahun 2015, embung yang dibangun 318 unit di 16 provinsi.
Pengembangan embung, dam parit, long storage dalam empat tahun terakhir (2015-2018) mencapai 2.956 unit (untuk realisasi per 5 November 2018).
Dengan estimasi luas layanan 25 ha/unit, maka mampu memberikan dampak pertanaman seluas 73,90 ribu ha. “Bila dapat memberikan dampak kenaikan IP 0,5, maka potensi penambahan produksi pertanaman mencapai 384,28 ribu ton,” kata Rahmanto.
Menurut dia, sarana dan prasarana tersebut dilakukan untuk mengantisipasi musim kemarau. “Tahun ini kami membangun embung, memperbaiki jaringan irigasi tersier serta membuat Irigasi Perpompaan/Perpipaan,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Rahmanto, pihaknya akan memprioritaskan dan mengawal pemanfaatan sumber-sumber air sebagai suplesi pada lahan sawah yang terdampak kekeringan.
“Kami segera mengindentifikasi sumber air alternatif yang masih tersedia dan dapat dimanfaatkan melalui perpompaan dan irigasi air tanah dangkal,” tegasnya.
Manfaatkan Alsintan
Tidak hanya itu saja. Kementan juga mengingatkan dinas agar alat dan mesin pertanian (Alsintan) dimanfaatkan untuk mengatasi mitigasi kekeringan.
“Kita minta manfaatkan semua pompa air yang tersedia di daerah dan kerahkan Brigade Alsintan untuk membantu petani dalam mengamankan standing crop dan memitigasi kekeringan,” tegasnya.
Dia menyebutkan, total bantuan pompa air dari tahun 2015-2019 sebanyak 107.633 unit. Tahun 2020, dialokasikan dana untuk 10.000 unit. Khusus daerah yang sumber airnya masih tersedia dan mencukupi, disarankan untuk segera manfaatkan Alsintan dan kerahkan Brigade Alsintan untuk melakukan percepatan tanam padi, jagung dan kedelai.
Rahmanto mengatakan, pihaknya (Ditjen PSP, Red.) siap membantu menyediakan infrastruktur yang diperlukan bagi daerah-daerah terdampak kekeringan dengan menyediakan paket bantuan kepada petani.
“Pertama adalah pompanisasi dan pipanisasi. Bantuan tersebut digunakan untuk menarik air dari sumber-sumber yang ada, baik dari sungai maupun mata air,” ujarnya. PSP
Embung Bisa Sejahterakan Petani Minahasa
Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani adalah menaikkan produktivitas pertanian. Salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan pendapatan petani dengan membangun sarana dan prasarana pertanian seperti embung, damparit, dan perbaikan jaringan irigasi tersier.
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), mempunyai program pembangunan embung. Pembangunan embung ini biasanya diserahkan lasung kepada kelompok tani yang ada di daerah.
Salah satu pembangunan embung yang sudah direalisasikan adalah oleh Kelompok Tani Anugerah di Desa Sawangan, Kecamatan Tombulu, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, embung akan memacu produktivitas pertanian. Sebab, pasokan air yang cukup akan membuat budidaya pertanian berjalan dengan baik.
“Air itu kan faktor penting bagi sektor pertanian. Salah satu upaya penyediaan air adalah dengan membangun embung. Dengan adanya embung, air dapat diatur penggunaannya,” kata Syahrul.
Direktur Jenderal PSP Kementan, Ali Jamil menambahkan, embung akan berimplikasi positif pada tiga hal, yakni produktivitas, Indeks Pertanaman (IP) dan kesejahteraan petani.
“Ketiganya itu berkaitan erat. Embung menjadi faktor penting. Untuk itu, pembangunan embung kita realisasikan, terutama untuk mengantisipasi musim kemarau, ” tegasnya,
Menurut Ali, embung memiliki peran yang cukup besar bagi pertanian, baik saat musim hujan maupun musim kemarau. Dengan embung, aliran dan pasokan air ke areal persawahan terjaga dengan baik.
“Embung ini water management. Embung akan mengatur aliran air baik saat musim hujan maupun kemarau. Jadi, pasokan air ke areal persawahan terjaga dengan baik,” kata Ali.
Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP Kementan, Rahmanto meminta agar petani dapat memanfaatkan embung ini dengan baik dan bijak. “Embung ini tak hanya untuk tanaman pangan, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk perkebunan, hortikultura, peternakan dan lainnya,” ujarnya.
Dia menyebutkan, embung yang dibangun oleh Kelompok Tani Anugerah tersebut, panjang 10 meter, lebar 20 meter dengan kedalaman 2,5 meter. “Kita harapkan petani dapat merawat embung itu, sehingga dapat memberi manfaat bagi petani setempat,” tegasnya.
Rahmanto mengatakan, upaya yang dilakukan pemerintah terutama untuk antisipasi musim kemarau sudah cukup baik dengan membangun embung di daerah rawan kekeringan, bantuan pompa air, dan sebagainya.
“Semua itu dilakukan agar tanaman petani tidak puso pada saat musim kering. Petani juga bisa ikut asuransi, untuk hindari kerugian,” tegasnya. PSP