Plywood Vietnam Kena BMAD di Amerika

Departemen Perdagangan AS membuat keputusan akhir dan menyatakan kayu lapis (plywood) dari jenis kayu keras (hardwood), yang diekspor dari Vietnam menggunakan sumber pasokan plywood hardwood dari China, sebenarnya adalah produk China.

Dengan penetapan itu, maka plywood dari Vietnam tersebut menjadi subyek bea masuk antidumping (BMAD) dan bea masuk penyeimbang (countervailing duty/CVD) yang dikenakan terhadap plywood hardwood asal China.

Sebanyak 37 perusahaan ditemukan telah gagal bekerja sama atau gagal merespons investigasi Depdag. Depdag pun memerintahkan pihak Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan untuk mengumpulkan deposit tunai dari ke-37 perusahaan tersebut dengan pengenaan BMAD untuk produk plywood China sebesar 183% dan 23% untuk CVD.

Dalam keputusannya, Depdag AS “memutuskan bahwa impor produk plywood hardwood tertentu (hardwood plywood), yang diselesaikan di Republik Sosialis Vietnam (Vietnam) dengan menggunakan pasokan plywood dan komponennya (face veneer, back veneer, dan/atau core veneer rakitan atau individu) yang dibuat di Republik Rakyat China (China), menghindari pengenaan aturan BMAD dan CVD terhadap plywood hardwood dari China.”

Dumping terjadi ketika produsen asing menjual sebuah produk di Amerika Serikat dengan harga di bawah harga penjualan produsen di negara asal produsen, atau dengan harga yang lebih rendah ketimbang biaya produksi. Sedangkan countervailing terjadi ketika pemerintah negara asing memberikan subsidi kepada industrinya untuk memperoleh manfaat dari produksi, manufaktur atau ekspor barang-barang.

“Ini merupakan kemenangan penting buat para pekerja Amerika serta produsen hardwood plywood yang berjuang melawan praktik perdagangan hardwood plywood yang tidak adil dari China, termasuk menghindari (pengenaan BMAD dan CVD) hardwood plywood China melalui Vietnam,” ujar Ketua Coalition for Fair Trade of Hardwood Plywood, Greg Pray dalam pernyataannya seperti dikutip Global Wood Market Info.

Pray adalah Dirut dan CEO Columbia Forest Products, produsen produk kayu lapis di Greensboro, Carolina Utara.

Koalisi pimpinan Pray melaporkan kasus penghindaran impor dari Vietnam pada tahun 2020 setelah impor dari Vietnam melonjak tinggi menyusul diberlakukannya BMAD dan CVD terhadap China.

Menurun

Para pengusaha kayu di Vietnam sendiri sudah mengalami kelesuan ekspor sejak awal tahun 2023 setelah banyak tahun mengalami peningkatan ekspor yang pesat.

Berdasarkan data statistik dari Vietnam Timber and Forest Products Association (Viforest), ekspor kayu diperkirakan mencapai 4,7 miliar dolar AS pada lima bulan pertama tahun ini (Januari-Mei), anjlok hampir 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ketua Umum Viforest, Do Xuan Lap mengatakan, perusahaan-perusahaan kayu sedang berjuang keras untuk ekspor karena turunnya permintaan di pasar-pasar utama, seperti AS, Jepang, Korsel, China, Inggris dan Uni Eropa.

Berlaurutnya penyelidikan dumping yang dilakukan AS, kata Lap, juga mempengaruhi secara serius perusahaan plywood Vietnam. Masalah terbesarnya adalah, perusahaan AS mengalihkan pembelian ke pasar lain.

Nguyen Liem, Ketua Umum Binh Duong Furniture Association mengatakan, perusahaan anggota asosiasinya menghadapi banyak kesulitan dan banyak yang akhirnya memangkas kapasitas operasional pabrik sampai 60%-70%.

“Situasi ekonomi global tetap tidak bisa diduga, dengan kenaikan risiko inflasi di pasar-pasar utama, termasuk AS dan UE. Semua pasar mengindikasikan kondisi yang sangat tidak positif untuk industri kayu,” papar Liem. AI