PMK pada Ternak Tidak Menular Kepada Manusia

Joko Waluyo S,Pt M.Si, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul

Joko Waluyo S,Pt M.Si, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul

Setelah heboh Covid-19 diikuti Hepatitis akut, sekarang masyarakat dihebohkan dengan wabah penyakit PMK pada sapi yang merebak di sejumlah daerah Indonesia, seperti Aceh dan Jawa Timur. Ini membuat masyarakat kuatir dan takut penyakit ini juga menular pada manusia. Apalagi menjelang hari raya Idul Adha, yang ada pemotongan hewan Qurban.

Apa sebenarnya Penyakit Mulut dan Kuku ini. PMK adalah penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan virus dikenal juga sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) dan Aphtae Epizooticae. Pada ternak penyakit ini cepat sekali menular. Dan bisa membuat kematian ternak. Apakah PMK berbahaya pada manusia? Seberapa bahaya PMK pada ternak dan manusia?

Untuk mengenal lebih dalam PMK, Agro Indonesia berkesempatan mewawancara Joko Waluyo S,Pt M.Si, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Selasa 7 Juni 2022, disela-sela kesibukannya.

 Kondisi PMK khususnya di Kabupaten Bantul sampai saat ini sudah berapa banyak kasus? 

Untuk PMK di Bantul sampai saat ini suspeknya 356 ekor, yang suspek baik dari domba kambing maupun sapi.

Ternak yang suspek itu berapa persen dari keseluruhan ternak yang ada di Bantul?

Populasi ternak di Bantul untuk sapi 69.000 ekor, ternak kambing 150.000 ekor. Ada sekitar 200 ribuan ternak, dan yang suspek 356 ekor.

 Yang suspek tersebut kondisinya bagaimana? 

Sudah diobati sama teman-teman, begitu ada yang suspek ada laporan petani, langsung kita obati.

 Artinya tidak sampai ada kematian? 

Sudah ditangani, dan disini belum ada yang sampai kematian.

 Ternak apa saja yang bisa diserang PMK? 

Yang bisa kena PMK sapi, kerbau, kambing, domba, babi,

 Gejala yang bisa diketahui secara umum

Kalau sapi itu demam tinggi, lepuh-lepuh pada mulut, ada liur di mulut, agak pincang, tapi kalau kambing, domba tidak begitu kelihatan karena kecil. Tapi kalau sapi kelihatan sekali, nafsu makannya jelas turun

 Proses penularannya

Air liur, makanya ternak yang sudah kena kita isolasi, kita pisah dengan ternak yang sehat. Tidak boleh semua orang masuk ke situ karena nanti ikut menularkan, karena virus itu bisa menular lewat orang sebagai karier.

 Apa yang sudah dilakukan untuk antisipasi PMK? 

Kita telah membentuk satgas di tingkat kabupaten, melibatkan beberapa upd seperti perhubungan, polres, kodim, kominfo, perekonomian. Di tingkat Kecamatan membentuk tim reaksi cepat yang diketuai oleh dokter-dokter hewan yang ada di Puskeswan. Pengawasan lalu lintas ternak. Melaksanakan pemantauan ke tempat-tempat penampungan ternak, biasanya menghadapi lebaran banyak pedagang-pedagang timbul. Pemantauan di kandang-kandang kelompok, juga ditempat-tempat pengusaha ternak sapi. Memeriksa ternak-ternak yang muncul atau dikirim ke penampungan-penampungan, kandang-kandang kelompok. Kita juga melakukan penyemprotan kandang dipasar hewan, disinfektan. Ada 6 pasar hewan di Bantul, yang terbesar di Imogiri. Tiap pasaran pasti melakukan penyemprotan baik ternak, angkutan, begitu masuk dipintu masuk ada penyemprotan. Dan kita juga mengobati ternak yang suspek.

Dibeberapa daerah melarang ternak dari luar, bagaimana di Bantul

Sama. Kita melakukan pengawasan ketat, tidak menerima ternak dari daerah yang sudah terjangkit PMK. Untuk ternak dari daerah yang belum ditemukan PMK, ternak masuk harus ada Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari dokter hewan, guna memastikan kesehatan ternak tersebut.

Untuk masyarakat dan petani apakah ada penyuluhan? 

Ya ada penyuluhan. Seperti hari ini ada rapat dengan penyuluh dan dokter hewan. Kita kolaborasi, kerjasama yang sinergis. PPL yang penyuluhan sosialisasi pada masyarakat bahaya PMK, dokter hewannya yang melakukan penanganan seandainya ada itu. Dan dokter-dokter hewan itu, digerakkan untuk mengatasi seluruh hewan yang bisa terserang oleh PMK.

 Kalau yang sudah kena, bisakah diobati?  

Begini jadi PMK disebabkan oleh virus. Virus itu belum ada obatnya, yang ada vaksin. Vaksin saat ini belum ada, baru dibikin oleh pusat. Kita hanya baru bisa mengobati gejalanya. PMK yang berdampak itu pada kerugian ekonomi karena ternak mulutnya sakit dia tidak mau makan, jadi kurus-kurus, akhirnya ekonomi daripada petani yang dirugikan, karena kurus harga turun. Tapi kita amati saat ini meski ada PMK harga sapi mulai naik.  Seperti kemarin, harga kenaikan sapi mencapai Rp2 juta per ekor, harga kambing naik Rp500 ribu – Rp700 ribu per ekor.

Kalau untuk yang belum ada indikasi, yang masih sehat ada tindakan pencegahan juga

Hanya disinfektan, penyemprotan. Kita himbau juga pada peternak untuk menjaga kebersihan kandangnya.

 Kedepannya menurut Bapak bagaimana penyebaran PMK, kenapa bisa muncul sekarang ini?

Kita tidak tahu. Indonesia bebas PMK tahun 1990, dan 32 tahun kemudian (tahun 2022) muncul lagi kita tidak tahu.

 Secara ilmu bisakah diketahui siklusnya sekian tahun sekali

Tidak tahu. PMK ini timbulnya pertama bukan di Yogya tapi di Jatim. Padahal di Bantul pemotongan ternak cukup tinggi karena untuk kuliner sate, pemotongan kambing domba cukup besar, kita punya jagal banyak. Otomatis perputaran ternak di Bantul cukup besar. Tapi PMK awalnya yang kena di Jatim, dan kita tidak tahu.

Dengan kondisi seperti itu di Bantul kedepannya kira-kira akan meledak atau bisa diatasi semua? 

Kita sudah mengoptimalkan lewat teman-teman di lapangan, bisa terkendali. Yang suspek terbanyak di domba, kambing. Kambing domba untuk memenuhi kuliner di Bantul cukup tinggi, pemotongan cukup besar. Yang suspek juga sudah diobati. Sudah terpantau semuanya. In Syaa Allah bisa terkendali. Bisa teratasi.

 Apakah hewan yang kena bisa dikonsumsi, atau berbahaya?  

PMK itu bukan penyakit zoonosis jadi tidak ada masalah untuk dikonsumsi dagingnya. Jadi daging dari ternak PMK tidak ada masalah apa-apa. Yang tidak kita konsumsi adalah jeroan, kepala sama kaki, itu dikubur atau dibakar. Karena apa, untuk mencegah penularan, virus itu hidup, menyerang kaki, mulut ternak. Jadi petani dan masyarakat jangan panik untuk mengkonsumsi daging ternak itu, karena itu bukan penyakit zoonosis.

 Berarti untuk besok Qurban boleh dibilang kondisi di Bantul aman? 

Aman dan Insya Allah untuk kebutuhan ternak di Bantul, seandainya kita tidak mengeluarkan ternak keluar daerah masih tercukupi dari ternak yang ada di Bantul. Kecuali ada ternak yang keluar besar-besaran.

 Harapan ke depan?

Harapan kami bumi pertiwi itu bebas dari PMK. Masyarakat khususnya Bantul, tidak usah panik, apalagi menghadapi Idul Qurban, karena PMK bukan penyakit zoonosis, tidak bisa menular pada manusia, dagingnya bisa dikonsumsi manusia, asalnya dimasak dengan matang. Kita sarankan, jeroan, kaki dan mulut ditinggal. Saya kira tidak akan masalah. Jadi pada sahibul yang mau korban, jangan kawatir, tidak usah panik Kemudian pada peternak-peternak yang punya ternak dan memperlihatkan gejala yang mirip itu segera lapor ke petugas biar petugas segera mengambil tindakan. **

 Anna Zulfiyah