Tingkatkan Ekspor Industri Agro ke Jepang, Kemenperin Gelar Temu Bisnis

Demi menarik investasi dan meningkatkan ekspor, pemerintah memfasilitasi pelaku industri makanan dan minuman berbasis agro untuk menjajaki kegiatan bisnis dengan pelaku industri  asal Prefektur Fukuoka, Jepang.

Kegiatan itu dituangkan dalam acara Business Matching  (temu bisnis) yang digelar Kementerian Perindustrian RI bersama Pemerintah Prefektur Fukuoka, Jepang di Jakarta, Kamis (22/02/2018).

“Kegiatan itu bertujuan meningkatkan kinerja industri agro, terutama industri kecil dan menengah, meningkatkan perolehan ekspor produk agro dari Jepang serta meningkatkan investasi” ujar Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto, usai membuka acara tersebut.

Panggah menyebutkan, nilai ekspor produk industri agro Indonesia ke Jepang tahun lalu mencapai sekitar 800 juta dolar AS. “Nilai ekspor itu akan terus ditingkatkan melalui berbagai cara, termasuk dengan kegiatan Business Matching  ,” paparnya.

Pada acara itu, Kemenperin mengundang sejumlah pelaku industri agro Indonesia untuk mempromosikan produk-produk unggulannya, antara lain produk olahan rumput laut, kakao, teh, kopi, singkong, madu hutan, serta bahan makanan baik organik dan non organik. Selain itu menampilkan pula produk makanan hasil sektor industri kecil dan menengah (IKM).

Adapun beberapa produk industri agro nasional yang berpotensi menembus pasar Jepang, antara lain produk olahan rumput laut, ikan, kopi, cokelat, singkong dan rempah-rempah. “Ini yang perlu kita kembangkan untuk ekspor ke sana, karena belum terlalu banyak. Kami juga mendorong pelaku IKM kita bisa terlibat,” imbuhnya.

Menurut Panggah, acara Business Matching dengan Prefektur Fukuoka merupakan platform yang ideal bagi para buyers dan supplier di Indonesia dan Jepang untuk memperluas pangsa pasarnya di Asia Timur. Oleh karena itu, diharapkan seluruh peserta dapat memanfaatkan secara maksimal kesempatan ini untuk melakukan komunikasi bisnis dan pertukaran informasi yang produktif sehingga dapat terjalin kerja sama bisnis yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Delegasi Fukuoka Kenji Narita mengungkapkan, untuk memulai business to business (B2B) sebaiknya perlu dilakukan terlebih dahulu kerja sama antara government to government (G2G). “Kami sudah kunjungi beberapa perusahaan makanan yang diperkenalkan oleh Kemenperin. Ini pertama kali kami penjajakan industri agro ke Indonesia,” ucapnya. Buyung N