Transformasi Pendidikan Pertanian Fokus Utama BPPSDMP

Kepala BPPSDMP, Dr. Ir. Momon Rusmono, Ms.

Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) memegang peranan penting untuk kelembagaan petani dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian.

BPPSDMP Kementerian Pertanian (Kementan) membentuk SDM pertanian profesional mandiri dan berdaya saing dari segi pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan.

Pendidikan menjadi sorotan utama untuk meningkatkan produktifitas SDM, hal tersebut terus diupayakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Dr. Ir. Momon Rusmono, Ms.

Lulusan S3 Program Study Ilmu Ketehnikan Pertanian di IPB Bogor tahun 1999 ini terus mengupayakan aspek pendidikan yang menjadi dasar terbentuknya karakter yang unggul.

Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris BPPSDMP ini menginginkan pendidikan pertanian lebih ditingkatkan dalam aspek program studi agri bisnis pertanian.

“Sekolah Tingkat Tinggi Pertanian (STTP) dan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian (SMKP) akan menjadi Politeknik Pertanian. Kedepan kita akan memiliki 10 politeknik pertanian. Dampak dari transformasi tersebut dapat meningkatkan kompetensi pertanian,”ujarnya. Berikut petikan wawancara dengan Momon Rusmono.

Transformasi apa yang ada dalam aspek pendidikan untuk meningkatkan SDM?

Aspek pendidikan memang merupakan program utama untuk mendapatkan SDM yang berkualitas. BPPSDMP akan mengalihkan fungsi pendidikan  STPP (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian) menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian baik di Bogor, Magelang, Malang, Gowa, Medan, Jogja, Manokwari.

Begitu juga pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMKPP) menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian seperti di Banjarbaru, Sumbawa, dan Kupang. Jadi, dalam hal pendidikan kita memiliki 10 politeknik pertanian.

Apa yang menjadi dasar perubahan status dari setiap sekolah tersebut?

Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 Pemerintah Daerah tentang  pendidikan menengah baik di propinsi dengan peraturan daerah di tingkatkan statusnya menjadi politeknik.

Apa yang menjadi dampak dari perubahan transformasi pendidikan tersebut?

Dampaknya adalah untuk meningkatkan kompetensi pertanian dengan menciptakan wirausaha muda dan tenaga ahli pertanian. Orientasinya menciptakan wirausaha muda atau menciptakan lapangan kerja.

Seperti apa jalur penerimaan mahasiswa pertanian baru?

Sudah 2 tahun lalu STTP sudah memulai mengawali sehingga mahasiswanya sudah mulai dengan semua mahasiswa umum. BPPSDMP memiliki 4 jalur mahasiswa, yaitu jalur umum melalui tes, jalur undangan seperti anak petani berprestasi, jalur balai penyuluhan kecamatan atau kepala dinas, jalur kerja sama dengan pemerintah daerah dengan catatan setelah lulus pemerintah daerah dapat memfasilitasi atau membuka lowongan pekerjaan baik dalam bidang wirausaha atau tenaga ahli.

 Berapa jumlah mahasiswa yang sudah mendaftar?

Untuk jumlah mahasiswa tahun ini semula menerima 900 mahasiswa baru. Tapi peminatnya di luar dugaan baik Bogor, Goa, Magelang hampir 2000 orang, sedangkan Malang dan Medan 1600 dan yang lainnya 500 mahasiswa. Begitu banyaknya pendaftaran, BPPSDMP diputuskan tahun ini menambah pendaftaran 300 mahasiswa baru.

Target 2021 dapat menerima pendaftaran mahasiswa kurang lebih 3600, ada dampak dari mahasiswa yang meningkat. Dimana, harus mempersiapkan dosen dengan target 400 orang. BPPSDMP menawarkan Eselon 1 atau lainnya pegawai pendidikan minimal Strata 1 (S1) dan Strata 2 (S2) sesuai keahlian yang dibutuhkan politeknik kedepan.

Bagaimana sistem pembelajaran di politeknik?

Proses pembelajaran di politeknik lebih kepada orientasi peningkatan teaching factory. Proses pembelajaran dalam usaha tani atau model-model bisnis dalam arti teachinigf actory. Hal tersebut, tentu membutuhkan peningkatan saran dan prasarana pendidikan.

Tugas pendidikan lainnya adalah melakukan regenerasi pendidikan. Lulusan-lulusan orientasi regenerasi pertanian berupa penumbuhan wirausaha muda pertanian bagi mahasiswa dan lulusan perguruan negeri. Pemerintah bekerja sama dengan 16 perguruan tinggi negeri dengan memberikan fasilitas penumbuhan dalam bentuk kelompok dan bintek (bimbingan teknis), bantuan modal, dan monitoring. Program ini sudah masuk tahun kedua, di tahun pertama sudah ada wirausaha muda dalam program ini.

Program pendampingan mahasiswa alumni perguruan tinggi atau program UPSUS, makna utamanya sebetulnya selain mengawal program-program tapi sebetulnya menumbuhkan minat supaya mau berwirausaha di sektor pertanian. Tidak hanya mengawal tapi menumbuhkan minat. Ada kecenderungan kalau tidak dikondisikan para alumni disediakan anggaran setiap tahunnya. 2000 mahasiswa dan bekerja sama dengan 16 perguruan tinggi diturunkan dan peminatnya kebanyakan alumni bukan mahasiswa. Kenapa demikian, karena mahasiswa di bentuk program mata kuliah yang didalami. Hasilnya banyak yang berminat, para alumni siap dan mau menjadi wirausaha muda di sektor pertanian.

Aspek pendidikan yang terakhir, mandat lainnya membina sekolah-sekolah menengah kejuruan pertanian. Walaupun tidak memiliki tingkat SLTA tapi pembinaan kepada memitraan dengan Diknas untuk lulusan wirausaha muda SMKP menjadi perhatian utama. Dampaknya dapat mempercepat lulusan wirausaha muda di sektor pertanian.Sabrina