Bligo atau waluh bligo adalah nama salah satu jenis buah berbulu yang belum banyak diketahui oleh orang-orang. Bligo memang kurang begitu pupuler dibanding labu siam, labu air (baik yang lonjong, yang bentuk kendil) labu parang, labu kuning. Bahkan, tanamannya pun belum banyak menarik minat para pembudidaya. Hanya segelintir orang yang mengonsumsi buah ini secara rutin. Buah ini hanya dijumpai di pasar-pasar di kota kecil, sesekali masih dapat dijumpai di pasar swalayan tertentu atau toko buah khusus
Di daerah pedesaan, mungkin masih banyak yang tahu dan bisa ditemui tanaman waluh bligo. Di perkotaan, jarang ditemui tanaman ini. Tetapi kalau orang melihat labu ini tumbuh dan diberi ajir (tambatan tiang) dan berbuah banyak, orang akan tertarik. Sebab saat tanaman ini berbuah lebat, tampilannya sangat mengundang.
Bligo tumbuh merambat dengan alat bantu pipin. Batang bligo panjang dan lebih besar dari oyong. Daunnya lebar, berbentuk menjari. Sepintas daunnya mirip dengan daun labu kuning Batang dan daunnya berbulu halus. Bunganya bunga tunggal, berkelamin dua, tumbuh di ketiak daun, dengan mahkota berbulu halus, berwarna kuning. Buahnya buni, bulat memanjang, berdaging, panjang 15-20 cm, warna hijau berselaput putih. Besar buahnya dapat mencapai 3kg/buah. Bagian yang dimanfaatkan adalah biji dan buah.
Buah bligo sendiri memiliki bentuk yang beragam, ada yang berbentuk lonjong ataupun bulat. Memiliki bulu yang halus dan tajam serta daging buah yang lunak dan mengandung banyak air. Buah ini ketika sudah tua akan terlapisi bedak putih yang tebal. Apabila tidak dikupas kulit luarnya, buah Bligo akan awet selama setahun. Ini disebabkan karena adanya lapisan lilin yang menyelimuti kulit luarnya yang dapat mencegah dari serangan mikroorganisme pembusuk.
Bligo berasal dari daerah tropis dan telah banyak dibudidayakan di beberapa wilayah Asia. Buah ini awalnya dibudidayakan di Asia Tenggara, namun saat ini juga ditanam di Asia Timur dan Selatan. Dalam bahasa Inggris, buah tumbuhan ini dinamakan wax gourd, white gourd, dan ash gourd, merujuk pada kulitnya yang bersalut tepung. Sementara, warga Amerika menamakannya winter melon, melihat kulit yang seolah-olah putih berselimut salju.
Bligo mempunyai nama ilmiah Benincasa hispida Bligu (Benincasa hispida Thunb. Cogn) termasuk famili Cucurbitaceae. Di Indonesia, tanaman ini memiliki banyak sebutan lain, beberapa di antaranya adalah Leyor (Sunda), Baligo, Bligo (Jawa), Kundo (Aceh), Undru (Nias), Kundua (Minang), Sardak (Lampung), Butong (Dayak), Blonceng, Kundur dan masih banyak lagi.
Meskipun dikenal dengan nama buah, tetapi buah bligo dianggap sebagai sayuran. Bligo lebih sering dijadikan sayur daripada bahan makanan pokok. Seperti yang disampaikan salah satu pembudidaya blingo, Nur Arry Wijayaningrum, dari Senoboyo V RT 2/9 Sidoagung, Godean, Sleman, Yogyakarta.
”Keluarga saya menanam ini karena memang banyak manfaatnya, tapi kami memang lebih sering memanfaatkannya sebagai sayuran, diolah jadi sayur bobor,” ujarnya.
Umumnya orang Indonesia suka menjadikan manisan. Manisan ini jika dipotong-potong kecil dan dikeringkan serta diberi pewarna makanan merah, hijau, kuning dinamakan ‘sukade’ biasanya dijadikan hiasan kue bolu ataupun kue-kue lainnya.
Di China dan Taiwan, bligo digunakan untuk campuran sup dan tambahan untuk hidangan masakan daging atau tulang babi serta dijadikan minuman Winter-Melon-Tea. Di Filipina diolah menjadi sirup.
Di Tiongkok, buah bligo diolah menjadi manisan yang dinamakan tang kwee, yang berarti labu musim sejuk. Di Malaysia, manisan buah bligo dikenal sebagai candied fruit winter melon. Di India Utara dan Pakistan dijadikan gula-gula yang disebut ‘petha’. Di India Selatan dijadikan bahan tambahan masakan Kari (curries). Bisa juga dijadikan campuran es buah apalagi yang telah dijadikan manisan.
Buah atau waluh Bligo ini di pasaran cukup bernilai ekonomi, dan jika diolah menjadi manisan atau olahan lain, bisa mendatangkan penghasilan dan menambah ekonomi keluarga. Tetapi untuk buah segar, Arry mengaku, tidak dijual, tapi diberikan pada siapa saja yang mau. Arry mengaku sudah lama menanam bligo. “Bligo ini mudah tumbuh, dan tidak rewel dalam perawatan,” ucapnya.
Dia mengaku awalnya tidak sengaja menyebar biji di halaman belakang, kemudian tumbuh subur, cepat sekali pertumuhannya. “Akhirnya saya rawat, diberi penyangga. Sampai sekarang tanaman ini tumbuh merambat ke banyak tempat seperti dinding, pohon. Saya biarkan, sepanjang tidak mengganggu dan saya rawat,” paparnya.
Tanaman ini juga cepat berbuah. “Waktu pertama saya lihat berbuah satu, seminggu kemudian sudah banyak sekali muncul buah. Dan sepertinya tidak berhenti berbuah sampai 6 bulan ini, berbuah terus,” ujarnya. Anna Zulfiyah
Kaya Akan Vitamin dan Protein
Buah bligo merupakan buah yang kaya akan zat-zat gizi. Mengandung zat gizi makro seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Tak heran jika di dalam buah bligo terkandung energi. Mengandung berbagai jenis vitamin dan mineral. Beberapa mineral yang dikandung adalah kalsium, fosfor, zat besi, dan kalium.
Ada pula beberapa jenis vitamin di dalamnya. Vitamin yang ada di dalam buah bligo adalah vitamin larut air, yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niasin), dan vitamin C. Buah bligo kaya akan kandungan air yaitu lebih dari 95%. Juga terdapat kandungan serat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan pencernaan. Kekurangan serat dapat mengakibatkan gangguan pencernaan berupa konstipasi, perut kembung, bahkan hingga kanker usus. Konsumsi serat yang cukup mampu mengurangi risiko-risiko tersebut.
Selain keunikannya tersebut, bligo atau benincasa hispida ini ternyata juga memiliki manfaat yang tak kalah dari buah dan sayur yang biasa dikonsumsi. Buah dengan banyak nama ini ternyata memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh. Beberapa diantaranya adalah:
- Mencegah Anemia
Buah bligo juga mengandung zat besi yang bermanfaat untuk pembaruan sel darah merah. Jika kekurangan zat besi, seseorang akan cenderung mudah terkena anemia karena kurangnya pasokan hemoglobin untuk membawa oksigen.
- Membantu Menjaga Kesehatan Mata
Kombinasi vitamin B2 atau riboflavin dan anti-oksidan dalam buah bligo mampu menjaga kesehatan mata. Penyakit defisiensi vitamin B2 mampu menyerang mata. Oleh karena itu, bila kebutuhan vitamin tersebut terpenuhi, mata akan terjaga kesehatannya.
- Menguatkan Tulang dan Gigi
Bligo mengandung kalsium dan fosfor yang cukup tinggi. Konsumsi bligo secara rutin mampu membuat tulang dan gigi menjadi lebih kuat.
- Meredakan Stres dan Depresi
Bligo bisa membantu meredakan stres. Bisa membantu mengaktifkan hormon dopamin dan serotonin yang juga dikenal sebagai hormon antistres.
- Meningkatkan Sistem Imun
Buah bligo mampu menyuplai protein dan asam amino esensial yang tidak dapat diproduksi tubuh. Zat tersebut berfungsi untuk memperbaiki berbagai kerusakan jaringan tubuh. Dengan begitu, sistem imun pun akan menjadi lebih baik. Beberapa asam amino esensial yang terkandung dalam bligu adalah triptofan, lisin, dan metionin.
- Menangkal Radikal Bebas
Kandungan vitamin C dalam buah bligo dapat menjadi senyawa anti-oksidan dalam tubuh. Vitamin C memang sudah dikenal sebagai anti-oksidan yang mampu melawan radikal bebas.
- Mencegah Flu
Kombinasi kandungan vitamin C dan zink dalam buah bligo mempu meningkatkan kekebalan tubuh sehingga mengurangi risiko terserangnya flu bagi pengonsumsi buah tersebut.
- Meredakan Migrain
Vitamin B2 yang terdapat dalam buah bligo mampu mencukupi kebutuhan tubuh hingga 11%. Tidak banyak yang tahu bahwa vitamin ini dapat membantu meringankan sakit kepala yang diakibatkan migrain.
Bligo merupakan sayuran bergizi, karena menyediakan sumber gula alami, asam amino, asam organik, unsur-unsur mineral, dan vitamin. Buah ini dianggap mengandung sejumlah properti obat seperti antidiare, antiobesitas, antiulkus, antioksidan, dan diuretik, dan bernilai ekonomi tinggi. Jadi dengan semua kelebihannya itu, tidak ada salahnya menjadikan buah Bligo sebagai tanaman sayur pilihan yang sehat di rumah.
Anna Zulfiyah