Antisipasi Perubahan Iklim, Kementan Optimalkan Irigasi Pertanian

Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya mengoptimalkan irigasi pertanian sebagai langkah adaptasi dan antisipasi perubahan iklim.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pengairan yang baik diperlukan agar budidaya pertanian berjalan tanpa kendala. “Air merupakan kebutuhan mendasar bagi sektor pertanian. Hanya saja, air juga bisa menjadi petaka bagi pertanian jika tidak dikelola dengan baik,” ujarnya.

Hal itu dikemukakan Mentan dalam webinar dengan tema “Upaya Optimasi Irigasi Pertanian Dalam Rangka Adaptasi dan Antisipasi Perubahan Iklim,” Kamis (12/8/2021).

Menurut Mentan, dalam pertanian dibutuhkan pengelolaan air secara tepat, baik saat musim penghujan maupun musim kemarau.

Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menyatakan, pihaknya secara umum telah memiliki berbagai sarana untuk mengantisipasi terjadinya perubahan iklim.

Terlebih, kata dia, untuk mengantisipasi saat datangnya musim hujan secara tiba-tiba dan kemarau yang berkepanjangan.

“Kuncinya adalah optimasi irigasi pertanian. Kami akan gunakan sarana embung, rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT), hingga pepompaan,” imbuh Ali.

Oleh karena itu, dia meminta petani agar tidak perlu khawatir dalam menghadapi perubahan iklim. Sebab, Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP telah memiliki berbagai sarana untuk mengantisipasinya. “Misalnya ketika banjir ada pemompaan untuk menarik air, begitu pula saat musim kemarau. Artinya, secara umum kami sudah siapkan untuk mengantisipasi perubahan iklim,” ujar Ali.

Kendati demikian, dia mengaku, pihaknya akan berfokus pada pengoptimalan sawah tadah hujan. Tujuannya agar budidaya pertanian tidak terganggu dengan perubahan iklim.

“Menurut saya, masalah sawah tadah hujan harus diselesaikan supaya luas pertanaman dan luas pertanian di Indonesia meningkat. Itu yang menjadi fokus saya. Nanti kami undang khusus berbagai narasumber untuk membahas hal ini,” imbuh Ali.

Sementara itu, Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP Kementan, Rahmanto menyatakan, pertanian harus terus berjalan meski dalam situasi apa pun.

Oleh karenanya, sebut dia, irigasi dengan berbagai model harus dilakukan guna mengantisipasi terjadinya perubahan iklim.

“Jadi, irigasi akan menjadi problem solving terjadinya perubahan iklim. Kami akan berkoordinasi dengan baik mengantisipasi perubahan iklim di sektor pertanian,” ucap Rahmanto.

Berkat Irigasi Produksi Naik

Rehabilitasi jaringan irigasi teryata juga sangat bermanfaat buat petani. Produktivitas pertanian di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat contohnya, yang melonjak drastis setelah Kementan merehabilitasi jaringan irigasi pertanian. Hal itu diakui Bupati Indramayu, Hj. Nina Agustina Da’i Bachtiar saat melakukan panen raya di areal persawahan di Kecamatan Sindang.

Mentan Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, dalam pertanian, air merupakan kebutuhan mendasar agar budidaya pertanian bisa berkembang dengan baik. Pasokan air yang cukup juga akan meningkatkan produktivitas pertanian.

“Pengairan yang baik diperlukan agar budidaya pertanian berjalan tanpa kendala. Air merupakan kebutuhan mendasar bagi sektor pertanian,” ujarnya.

Dirjen PSP Kementan, Ali Jamil menuturkan, air merupakan salah satu faktor penting bagi pertanian. Untuk itu, irigasi pertanian merupakan program strategis untuk mengaliri lahan persawahan milik petani agar tak terganggu.

Menurut Ali, pasokan air amat penting untuk menggenjot produktivitas pertanian. Baginya, aktivitas pertanian tidak boleh terganggu, pertanian tidak boleh bermasalah. “Oleh karena itu, kita memastikan air selalu tersedia untuk mendukung produksi pertanian, di antaranya melalui irigasi perpipaan, embung dan lain sebagainya,” ujar Ali.

Sebagai bagian dari water management, irigasi pertanian memastikan air bisa selalu terus tersedia untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian dalam situasi dan kondisi apapun. “Sehingga produksi pertanian benar-benar tidak terganggu,” tegas Ali.

Direktur Irigasi Dirjen PSP Kementan, Rahmanto berharap masyarakat sekitar bisa menjaga dan memaksimalkan fungsi irigasi pertanian ini. “Sehingga bukan hanya produktivitas yang meningkat, tetapi juga pendapatan para petani,” katanya. PSP

RJIT Tingkatkan Mutu dan Produksi Usaha Tani di Batang

Pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan perekonomian tanah air. Pertanian menjadi motor penggerak dan penyangga perekonomian nasional.

Kementan melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) terus berupaya meningkatkan mutu dan produksi pertanian nasional .

Salah satunya melalui kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT). Contohnya kegiatan yang dilakukan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kebutuhan air sangat diperlukan, khususnya untuk mendukung budidaya pertanian dengan kegiatan RJIT. “Dengan kegiatan ini, kita pastikan air akan sampai ke lahan-lahan persawahan,” katanya.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menjelaskan bahwa RJIT merupakan bagian dari water management. Tujuannya adalah memastikan ketersediaan air untuk kebutuhan budidaya pertanian. “Program ini bertujuan meningkatkan kinerja jaringan irigasi tersier sehingga dapat meningkatkan fungsi layanan irigasi,” katanya.

Direktur Irigasi Ditjen PSP Kementan, Rahmanto menjelaskan, kegiatan RJIT yang dilaksanakan di Kabupaten Batang dengan total panjang jaringan irigasi tersier 914 km.

“Kondisi saluran yang baik ada sekitar 368 km atau 40%, sedangkan kondisi saluran yang rusak itu ada 546 km atau 60%. Saluran yang rusak ini kita perbaiki,” terangnya.

Muslih, salah seorang petani asal Kabupaten Batang, mengaku sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini.

“Dulu masyarakat petani sekitar sini, khususnya saya dan kawan-kawan, sebelum irigasi ini dibangun memang agak sulit. Malah yang di Utara itu air tidak sampai. Tapi dengan adanya pembangunan irigasi ini, Alhamdulillah masyarakat petani sangat bersyukur karena mendapatkan air,” katanya.

Petani lainnya, Purwanto, mengutarakan hal yang sama. Menurutnya, produktivitas petani lahan sawah meningkat signifikan. “Aliran air bisa lancar sehingga petani yang di bawah bisa teraliri aliran air dengan sempurna,” katanya.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang, Susilo Heru Yuwono menjelaskan peningkatan yang dialami dari RJIT.

“Dampak dari saluran irigasi yang dibangun kembali adalah bisa menaikkan hasil panen menjadi 7,5 ton/hektare (ha),” katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Suryo Banendro menyampaikan bahwa tahun ini target produksi Jawa Tengah adalah 9,4 ton gabah kering. Salah satu faktor yang mendukung adalah masalah ketersediaan dan keterjaminan air.

“RJIT akan memudahkan dalam mengelola air distribusi air dan tentunya akan memberi andil yang signifikan dalam program peningkatan produksi dan indeks pertanaman. Sinergi hubungan antara pemerintah pusat dan daerah dalam penyelenggaraan kegiatan ini menjadi kunci sukses Jawa Tengah melaksanakan RJIT,” katanya.

Sementara di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), jalan usaha tani diperbaiki/bagun untuk mendukung kegiatan pertanian di daerah setempat.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil mengatakan, salah satu manfaat yang bisa dirasakan petani dengan adanya jalan pertanian adalah mempermudah mengangkat hasil tani, “Jalan pertanian juga diharapkan bisa membantu memberikan nilai tambah buat pendapatan petani,” katanya.

Kegiatan jalan usaha tani yang dilakukan Kementan berada di Desa Penyaring, Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa. Tepatnya pada Kelompok Tani Batu Bongkang. “Targetnya, jalan pertanian ini dibangun di lahan seluas 40 ha, dengan rincian panjang jalan adalah 785 meter, dan lebar 3 meter,” jelasnya.

Ali Jamil menambahkan, keberadaan jalan pertanian juga untuk menunjang penggunaan alat dan mesin pertanian (Alsintan), baik pra dan pascapanen, serta pengangkutan saprodi dan hasil pertanian dari dan ke lokasi.

“Jalan usaha tani ini akan mempermudah akses Alsintan menjangkau areal persawahan. Jalan pertanian ini akan memutus cost produksi yang besar dan memberi banyak manfaat untuk petani,” terangnya.  PSP