ATM Pertanian, Solusi Cerdas Atasi Distribusi Pangan

ATM BERAS: Mentan Syahrul Yasin Limpo (kiri) meresmikan inovasi Litbang Pertanian, yakni ATM Pertanian Sikomandan, di Kodim 0501/JPBS Kemayoran, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Warga kurang mampu, warga yang belum mendapat bantuan dari pemerintah atau Pemprov dan warga yang tidak punya penghasilan dapat mengambil beras 1,5 kg/orang di 12 Kodim yang tersebar di Jabodetabek setelah mendapat satu kartu untuk mengakses mesin ATM. Cara pengambilan beras gampang, cukup tempelkan kartu, beras akan keluar dari mesin tersebut.

Kementerian Pertanian (Kementan) berinovasi dengan menghadirkan ATM. Hanya saja, ini bukan anjungan tunai mandiri perbankan untuk mengambil uang, tapi ATM Pertanian Sikomandan untuk mempercepat distribusi bantuan pangan bagi masyarakat, terutama beras.

Inovasi dari Litbang Pertanian  ini telah diluncurkan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo di Kodim 0501/JPBS Kemayoran, Jakarta, Rabu (22/4/2020).

ATM ini dinilai mampu membantu mereka yang mengalami keterbatasan akses pangan selama mengikuti kebijakan pemerintah akibat pandemi penyakit virus korona baru 2019 (COVID-19) serta saat menjalankan ibadah puasa.

Beras yang dibagikan secara gratis melalui ATM pertanian mencapai 1,2 ton/hari. Masyarakat bisa mengambil beras sebanyak 1,5 kg/orang di 12 Kodim yang tersebar di seluruh Jakarta. “Ini adalah bentuk panggilan, di mana kami hadir di tengah situasi yang sedang dihadapi bangsa ini. Apalagi, pandemi COVID-19 telah menyerang seluruh dunia,” ujar Mentan SYL.

Untuk mendukung program ini, Kementan menyiapkan beras sebanyak 45 ton/bulan. Setiap hari disiapkan beras untuk 1.000 orang atau 1.000 rumah tangga.  Harapannya, 1.000 rumah tangga ini bisa mengambil beras lewat ATM Pertanian Sikomandan dan setiap Kodim disiapkan 1,5 ton/hari.

“Kementan mempunyai tanggung jawab untuk memberi makan 267 juta orang. Itu tidak boleh kurang. Dan pengadaan beras gratis ini merupakan salah satu usaha pemerintah untuk mencegah terjadinya kelaparan,  khususnya di saat COVID-19,” katanya.

Mentan SYL menambahkan, kehadiran ATM ini adalah bentuk kepedulian pemerintah. Selain itu juga sesuai dengan instruksi Presiden agar pemerintah selalu hadir di masyarakat dalam kondisi apapun.

Beras yang diberikan cuma-cuma menggunakan mesin ATM ini diberikan ke warga yang belum tersentuh bantuan sama sekali, terutama dari pemerintah kota. Ada tiga kriteria buat warga untuk dapat bantuan ini, yaitu warga kurang mampu, warga yang belum mendapat bantuan dari pemerintah atau Pemprov dan warga yang tidak punya penghasilan.

Penerima bantuan beras sebelumnya didata oleh Koramil dan Babinsa setempat dengan  mengumpulkan Kartu Keluarga (KK) dan KTP. Kriteria yang dapat bantuan adalah warga kurang mampu, warga yang belum mendapat bantuan dari pemerintah dan warga yang tidak punya penghasilan.

Warga yang telah terdata mendapat satu kartu untuk mengakses mesin ATM. Cara pengambilan beras gampang, cukup tempelkan kartu, beras akan keluar dari mesin tersebut.

Saat ini, ATM Pertanian telah di tempatkan di 12 titik di Jabodetabek, antara lain Kodim 0501/Jakpus, Kodim 0502/Jakut, Kodim 0503/Jakbar, Kodim 0504/Jaksel, Kodim 0505/Jaktim, Kodim 0506/Tangerang, Kodim 0509/Kab. Bekasi, Kodim 0508/Depok, Kodim 0606/Kota Bogor, dan Kodim 0621/Kab. Bogor.

Mengajak Perbankan

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Sarwo Edhy mengatakan, Ditjen PSP turut menggerakkan mitra usaha perbankan, seperti BNI 46, BRI, dan Bank Mandiri juga BUMN lainnya.

Lembaga perbankan ini diajak untuk turut serta membantu masyarakat, khususnya kaitan dengan pangan. “Dalam masa pandemi COVID-19 ini, tugas Kementan adalah membantu menyiapkan agar pangan tidak kurang,” katanya.

Menurut dia, pengadaan beras gratis melalui ATM Pertanian ini  merupakan salah satu usaha pemerintah untuk mencegah terjadinya kelaparan, khususnya saat COVID-19.

“Dengan ATM ini, masyarakat pra-sejahtera bisa mendapatkan beras gratis. Selain itu, keluarga yang terdampak COVID-19 dan telah terdata,” jelasnya.

Sarwo Edhy menambahkan, dalam masa pandemi COVID-19 ini, tugas Kementan adalah menyiapkan pangan untuk masyarakat  agar tidak kelaparan. “Kementan mempunyai tanggung jawab untuk memberi makan 267 juta orang. Itu tidak  boleh kurang. Pengadaan beras gratis ini untuk mencegah agar pangan selalu tersedia di masyarakat,” katanya.

Rilis Kementan mencatat, stok beras akhir Maret 2020 sebanyak 3,45 juta ton. Rinciannya di Bulog ada 1,4 juta ton, di penggilingan 1,2 juta ton, di pedagang 754.000 ton, dan di Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) 2.939 ton. Jumlah ini belum termasuk stok di masyarakat lainnya seperti di rumah tangga dan horeka (hotel, restoran dan katering).

Produksi April-Juni 2020 diperkirakan sekitar 10,5 juta ton, dengan prediksi penurunan 4% dari perkiraan produksi yang sudah dirilis BPS. Jika dikurangi dengan kebutuhan April-Juni sekitar 7,6 juta ton, dan ditambah dengan stok di akhir Maret, maka di akhir Juni masih ada surplus beras 6,4 juta ton.

Terobosan Bagus

Keberadaan ATM Pertanian Sikomandan dianggap sebagai solusi cerdas, terutama dalam hal pendistribusian sembako untuk warga terdampak yang minim akses beras. “Dengan ATM itu, masyarakat menjadi lebih praktis. Bantuan menjadi tepat sasaran dan menghindari kerumunan,” kata Dr. Ir. Suhirmanto, dosen Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, pada diskusi yang dilakukan secara daring, pekan lalu.

Menurut dia, ATM beras yang diluncurkan Kementan tersebut merupakan terobosan yang bagus dan perlu dipikirkan juga kaitannya dengan pengabdian masyarakat.

Dia mengatakan, FAO telah memperingatkan akan dampak COVID-19 dan kekeringan yang panjang akan memicu terjadinya krisis pangan dunia atau kelaparan. “Atas dasar referensi ini, maka Kementan menjadi di garda depan yang harus menyelamatkan bangsa. Kementan tumpuan negera ini yang diharapkan Presiden bekerja untuk mengamankan perut rakyat yang jumlahnya 267 juta jiwa itu,” tegasnya.

Menurut Suhirmanto, setidaknya ada lima hal yang harus lakukan pemerintah, yakni pastikan stok pangan cukup dan aman. Lalu, perbaiki dan carikan jalan agar rantai pasok tidak ribet dan lancar. Selain itu, kerja sama yang harmonis dengan semua pihak, terutama TNI dan Polri. “Semangati petani dan fasilitasi dengan stimulus yang mampu mendorong bertanam lebih maksimal. Kemudian hindari penyelewengan, dan kesan-kesan negatif dari publik,” paparnya. PSP