Melatih Petani Hutan Produktif Saat Pandemi

Tangkapan layar peserta yang mengikuti pelaksanaan Pelatihan Pendampingan Perhutanan Sosial Paska Izin Jarak Jauh Secara Elektronik (E-Learning)

Pandemi mengharuskan kita menjaga jarak dan berdiam diri di rumah untuk mencegah penyebaran penyakit COVID-19 yang lebih luas. Namun, itu bukan berarti produktivitas jadi kendur. Inovasi dan penggunaan teknologi bisa dimanfaatkan.

Hal itulah yang dilakukan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BP2SDM) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang memacu kompetensi dan ekonomi petani hutan dengan Pelatihan Pendampingan Perhutanan Sosial Paska Izin Jarak Jauh Secara Elektronik (E-Learning). Tak tanggung-tanggung, sebanyak 3.000 peserta akan terlibat dalam kegiatan tersebut.

“Harapannya, selain tetap mengoptimalkan langkah-langkah pengelolaan dan aktivitas program Perhutanan Sosial, pelatihan jarak jauh ini juga dapat mendorong penyadar-tahuan terhadap mitigasi dan pencegahan penularan COVID-19,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam video yang diputar saat pembukaan pelatihan, Senin (27/4/2020).

Tangkapan layar saat Menteri Siti Nurbaya dalam video menyampaikan sambutan pembukaan Pelatihan Pendampingan Perhutanan Sosial Paska Izin Jarak Jauh Secara Elektronik (E-Learning)

Pelatihan berdurasi 25 jam pelajaran selama empat hari ini dilaksanakan mulai tanggal 27 April sampai 8 Juni 2020 secara bertahap, dengan target sebanyak 3.000 peserta di seluruh Indonesia — yang terbagi dalam 100 angkatan, di mana satu angkatan terdiri dari 30 peserta. Pada periode 27-30 April 2020, sebanyak 500 peserta telah mengikuti pelatihan tersebut yang diselenggarakan di Balai Diklat LHK, unit pelaksana teknis BP2SDM KLHK.

Pelatihan ini bertujuan untuk terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi masyarakat yang terlibat di dalamnya secara berkesinambungan. E-learning ini sekaligus difungsikan untuk sosialisasi mitigasi/penanganan COVID-19 kepada masyarakat atau kelompok Perhutanan Sosial (PS) dan para pendamping PS di seluruh Indonesia, kelompok kerja percepatan PS (Pokja PPS) dan NGO/komunitas/aktivis perhutanan sosial.

Implementasi pelaksanaan pelatihan dengan sistem e-learning akan dilakukan di seluruh wilayah Indonesia dengan dikoordinir oleh Pusat Diklat SDM KLHK, Balai Diklat LHK seluruh Indonesia dan Balai PSKL wilayah; Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Papua.

Selain tentang Mitigasi dan Penanganan Wabah COVID-19, materi yang akan disajikan adalah Pengendalian Karhutla dan Prakondisi Petani Hutan. Selain itu, Panduan Role Model Pendampingan Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan; Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan Hutan dan Lingkungan; Kerja Sama, Akses Permodalan dan Akses Pasar; serta Monitoring dan Evaluasi Perhutanan Sosial juga akan dijelaskan lewat komunikasi dua arah oleh para narasumber.

Peningkatan Kualitas

Hingga 22 Maret 2020 sudah ada 6.940 KUPS. Terdiri dari komoditas agroforestri (25%), buah-buahan (17%), wisata alam (11%), kayu-kayuan (13%), Kopi (8%), tanaman pangan (8%), madu (5%), aren (4%), hasil hutan bukan kayu lainnya (4%), rotan dan bambu (3%), dan kayu putih (1%).

Dengan pendampingan dan pelatihan, produk para petani hutan tersebut diharapkan bisa semakin meningkat kualitasnya. Apalagi, banyak produk yang dihasilkan yang telah diteliti secara ilmiah mampu membantu meningkatkan imunitas tubuh manusia dari serangan mikroorganisme penyebab penyakit.

“Kami terus dorong petani hutan untuk meningkatkan produksinya, karena peminatnya juga semakin banyak. Dengan begitu, ekonomi rakyat terus bergerak di tengah tantangan menghadapi pandemi korona ini,” kata Menteri Siti.

Pelatihan jarak jauh yang dilakukan akan memberikan aktivitas yang memadai kepada masyarakat, sehingga program PS tidak terhenti karena wabah COVID-19. “Hutan sosial adalah prioritas Presiden Joko Widodo. Jadi, penting untuk terus meningkatkan kualitasnya. Dalam suasana pandemi, pelatihan dilakukan dengan sistem jarak jauh,” kata Menteri Siti.

Kegiatan ini dimulai dari persiapan pelaksanaan, pelaksanaan pelatihan online dan mandiri, evaluasi, dan selanjutnya diharapkan seluruh peserta ini — jika lulus nantinya — akan mendapatkan sertifikat pelatihan yang dapat diprint secara online.

Menteri Siti Nurbaya berharap, pelatihan ini dapat dijadikan wadah belajar mengelola hutan sosial, sehingga hutan selain memberikan nilai tambah ekonomi, juga tetap bisa lestari.

Menteri menegaskan, Presiden Joko Widodo sering mengingatkan bahwa setelah akses legal diberikan kepada rakyat melalui hutan sosial, maka perlu dilakukan peningkatan kemampuan teknis manajemen untuk mengelolanya. “Nanti setelah materi pelatihan diberikan, lakukan exercise, analisis perencanaan menurut kondisi yang ada, bahas kembali dan formulasikan kemampuan teknis manajemen sehingga kita semakin mampu,” kata Menteri Siti berpesan.

Dalam rekaman video terpisah untuk memberikan motivasi kepada peserta e-learning, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin menyampaikan apresiasi kepada KLHK, di mana dalam keterbatasan kondisi seperti saat ini mampu menghadirkan program yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.  

“Saya sangat mengapresiasi KLHK, di mana dalam keterbatasan globalisasi saat ini mempunyai program yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, kolaborasi program peningkatan dan pemberdayaan masyarakat melalui program Perhutanan Sosial dan program pengembangan sumber daya manusia khususnya bagi masyarakat di sekitar kawasan hutan yang menjadi prioritas nasional,” kata Sudin.

Petani Sambut Baik

Kepala BP2SDM KLHK Helmi Basalamah menuturkan, peserta sangat antusias terhadap pembelajaran jarak jauh. Metode ini merupakan hal yang baru bagi petani, dan menyadari ternyata hanya dengan menggunakan smartphone atau laptop dan koneksi internet mereka dapat mengikuti pelatihan dan mendapatkan pengetahuan dari narasumber yang kompeten cukup dari rumah saja.

“Peserta pelatihan aktif dan antusias dalam proses pembelajaran melalui video conference dengan aktif memberikan pendapat, pertanyaan, penyelesaian quiz, serta membuat tugas mandiri”, kata Helmi.

Menurut Helmi, metode E-learning ini dirancang untuk menyelenggarakan pelatihan yang mudah, murah, efektif dan efisien serta dapat menjangkau masyarakat di penjuru nusantara.

“Kerja sama tim antara tutor, admin dan panitia mutlak diperlukan ketika proses pembelajaran online. Kesamaan konsep dan persepsi antara tutor yang saling berjauhan sangat penting, sehingga proses pembelajaran lancar, tepat waktu, tidak terganggu sinyal ataupun gangguan lainnya,” terang Helmi.

Kepala BP2SDM KLHK Helmi Basalamah

Peserta yang mengikuti e-learning ini meninggalkan kesan yang baik untuk penyelenggaraan kegiatan ini. Seperti yang disampaikan oleh Pendamping Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Pemandang, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Johan Wibowo.

Johan menyatakan kegiatan e-learning adalah kebijakan yang luar biasa, sebuah transisi teknologi menuju era digital. Ditengah situasi Pandemi COVID-19, peserta tetap dapat memperoleh pengetahuan.

Sementara Sapto, petani hutan dari Rajabasa, Lampung mengungkapkan rasa bangga dan senang dengan pelatihan jarak jauh ini. Dia berharap, semoga ada pelatihan lain untuk mendukung pengembangan usaha.

Demikian juga dengan petani hutan dari Sukabumi Jawa Barat, Sandi Mulyana. Dirinya bersyukur dapat mengikuti pelatihan dan menilai pelatihan jarak jauh sesuatu yang sangat baru, dan akan menerapkannya di lapangan untuk mendukung kemajuan areal perhutanan sosial yang dikelolanya.

Petani lainnya adalah Nurdin dari Majene, Sulawesi Barat yang mengungkapkan bahwa materi pelatihan sangat bagus, didukung para pengajar yg sabar, baik dan kompeten mampu menjawab pertanyaan yg ada di lapangan. Nurdin akan menerapkan pengetahuan yang didapatnya untuk bekerja di lapangan. AI