Pemerintah terus membagikan Kartu Tani (KT), mengingat kartu ini sangat bermanfaat bagi petani. Dengan KT ini, petani tidak hanya bisa memanfaatkannya untuk mengambil atau menebus tebus pupuk subsidi di kios-kios, tapi juga bisa dipakai untuk mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Selain itu, data petani pemegang kartu sudah lengkap, sehingga pemerintah dengan gampang bisa melakukan pengecekan luas lahan yang dimiliki. Bahkan, KT dijadikan pemerintah sebagai dasar pengambilan kebijakan.
Kabupaten Bengkulu Selatan, misalnya. Mereka telah mendistribusikan KT sebanyak 9.611 buah kepada petani. Penyerahan secara simbolis dilakukan Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Manna, Senin, (2/3/2020).
Bupati Gusnan meminta petani agar memanfaatkan kartu tani ini dengan baik. Terutama dalam pengambilan pupuk bersubsidi dan juga dalam memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Kartu Tani ini sekaligus juga berfungsi sebagai ATM. Harapan kami, jangan hanya memanfaatkan ATM-nya saja, tapi manfaatkan juga peluang pinjaman modalnya dengan bunga yang ringan, yakni Kredit Usaha Rakyat atau KUR,” jelas Gusnan.
Dinas Pertanian Bengkulu Selatan juga terus meng-update data penerima sampai seluruh petani di Bengkulu Selatan memiliki KT.
“Update data terakhir berdasarkan eRDKK, saat ini sudah ada 24.000-an petani yang terdata untuk diterbitkan kartu taninya. Namun, saat ini baru 9.611 KT yang sudah siap didistribusikan,” ujar Kabid Sarana dan Prasarana, Dinas Pertanian Bengkulu Selatan, Edi Siswanto.
Melalui KT ini, diharapkan penyaluran pupuk ke petani akan lebih tertib dan tepat sasaran. Ke depannya, ketika menebus pupuk subsidi petani harus menunjukkan KT.
“Cukup gesek kartu tani, akan muncul nama petani dan kuota pupuk yang bersangkutan. Dengan begitu, penyaluran pupuk akan tepat sasaran,” jelas Siswanto.
Untuk pendistribusian KT tahap pertama ini, dijadwalkan dibagi sejak tanggal 2-19 Maret 2020 mendatang di seluruh kecamatan se Bengkulu Selatan.
Proses KT
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan, keberadaan KT memang diharapkan membawa dampak yang positif bagi semua kalangan.
Menurut dia, tidak hanya bagi pemerintah dan pihak terkait saja, melainkan yang paling penting adalah manfaat bagi para petani. “Dengan adanya kartu tani, nantinya para petani dapat menggunakannya dalam membeli pupuk bersubsidi, langkah ini efektif dalam menyalurkan pupuk subsidi tepat sasaran,” katanya, di Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Dia menyebutkan, tidak semua orang dapat memiliki kartu ini, karena ada rangkaian proses yang harus dijalani. Tujuannya agar bantuan subsidi pupuk benar-benar tepat sasaran.
Persyaratan utama mendapatkan kartu ini adalah petani harus tergabung dalam kelompok tani, kemudian petani mengumpulkan foto copy e-KTP dan tanda kepemilikan tanah, bukti setoran pajak tanah, bukti sewa, atau anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan ( LMDH ).
“Verifikasi data Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) sekarang diarahkan ke e-RDKK, kemudian Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) melakukan pendataan dan verifikasi data ke lapangan (NIK, Luas lahan, komoditas dan jenis pupuk), yang kemudian PPL mengunggah data petani ke dalam Sistem Informasi Pertanian Indonesia (SINPI),” tegasnya.
Selanjutnya, tambah Sarwo Edhy, dilakukan upload data RDKK atau upload alokasi pupuk bersubsidi. Petani pun harus hadir ke Bank yang di tunjuk, yaitu Bank BRI, Mandiri unit desa atau tempat yang telah ditentukan agar KT terbit.
Dalam proses ini, petani menunjukkan e-KTP asli dan menyebutkan nama ibu kandung. Kemudian petugas melakukan pengecekan ke server bank, yang dilanjutkan pembuatan buku tabungan.
“Setelah proses ini rampung, petugas bank akan menyerahkan kartu tani dan buku tabungan. Kartu tani langsung bisa digunakan untuk pembelian pupuk subsidi. Petani yang akan membeli pupuk subsidi tinggal membawa kartu tani data ke agen atau pengecer yang telah ditunjuk, kemudian kartu tani digesek pada mesin EDC di kios untuk melakukan pembelian pupuk subsidi sesuai dengan kebutuhan,” paparnya.
Petani juga bisa mengecek kembali alokasi sisa kuota pupuk, jelas Sarwo. Setelah melakukan transaksi, selanjutnya pengecer menyerahkan pupuk ke petani, dan transaksi selesai. Petani dapat membawa pulang pupuk tersebut. Tidak hanya untuk membeli pupuk, kartu tani juga berfungsi sebagai kartu debet dan alat transaksi penjualan hasil panen.
“Selanjutnya, hasil panen diinput dan muncul nilai pembayaran di server SINPI. Lalu SINPI mengirimkan laporan melalui sms ke HP (ponsel) petani. Di HP petani ada laporan jumlah panen dan nilai jualnya (rupiah). Nilai jual tersebut masuk ke rekening petani, yang bisa dicek saldonya melalui ATM,” jelas Sarwo.
Selain manfaat tersebut, KT juga dapat digunakan para petani untuk dapat mengajukan kredit usaha di lembaga perbankan dan keuangan yang telah ditunjuk oleh pemerintah. KT digunakan untuk memverifikasi data para petani ketika melakukan pengajuan pinjaman kredit usaha. “Sedangkan untuk hambatan dalam pertanian adalah masih adanya petani yang belum memiliki rekening bank untuk menyimpan hasil panen mereka. Faktor lainnya adalah letak bank yang cukup jauh dan terkendala mengenai persyaratan lainnya,” katanya. PSP