Uni Eropa dilanda kekeringan, di mana hampir separuh kawasan itu mengalami kekeringan dan cuaca akan tetap lebih panas dan kering sampai November.
Kondisi ini memicu kekhawatiran terjadinya penurunan panen dan pasok energi di benua biru ini, yang sudah mengalami penurunan signifikan pasok gas dari Rusia.
“Kombinasi kemarau parah dan gelombang panas telah menciptakan tekanan luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap tingkatan air di seluruh Uni Eropa (UE). Kami saat ini sedang mengawasi musim kebakaran hutan dan lahan (karhutla)… yang di atas rata-rata dan berdampak penting terhadap produksi pertanian,” ujar komisioner UE untuk riset dan inovasi, Mariya Gabriel, Rabu (24/8).
Kondisi kekeringan dari “parah sampai ekstrem” terjadi di Italia, wilayah tenggara dan baratlaut Prancis, wilayah timur Jerman, wilayah timur Eropa, selatan Norwegia dan sebagian besar wilayah Balkan, demikian menurut laporan yang diterbitkan Joint Research Centre (JRC) UE, Selasa.
Dilaporkan, sekitar 47% wilayah UE masuk dalam kondisi peringatan kekeringan dan 17% dalam kondisi “waspada” kekeringan, yang artinya tumbuhan dan tanaman pertanian sudah terpengaruh. Laporan itu juga memperingatkan “dampak parah” pada sektor energi, terutama pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang tak mampu berfungsi, serta sistem pendingin pada pembangkit-pembangkit listrik lainnya.
Musim panas ini menjadi salah satu rekor paling kering di Eropa, di mana kalangan ilmuwan menyatakan pemanasan terjadi lebih cepat ketimbang rerata global. Karhutla menyebar cepat ke seluruh benua Eropa, yang menghanguskan areal lahan 4,6 kali lipat lebih luas dari musim karhutla dalam 19 tahun terakhir. Pada saat yang sama, gletser pegunungan Alpen mencair dengan kecepatan rekor pula.
Badan Lingkungan Eropa (EEA) dalam laporannya pada Juni mengatakan, suhu rata-rata tahunan di daratan Eropa dalam 10 tahun terakhir sudah menghangat lebih dari 20 celsius ketimbang era pra-revolusi industri. Sementara rerata suhu global hanya 10C.
Inggris juga dicengkram oleh kondisi cuaca panas dan kering terus-menerus, yang mendorong negeri ini mendeklarasikan kekeringan secara resmi pada Agustus. Pada Selasa (22/8), pemerintah mengumumkan bahwa 10 dari 14 wilayah mengalami status kekeringan, dan menyatakan curah hujan yang terjadi belakangan ini tidak cukup untuk memulihkan debit air sungai, air tanah dan bendungan pada “tingkat normal”.
Kondisi kekurangan air yang ekstrem dan panas membuat tanaman terpanggang dan menurunkan perkiraan produksi untuk panen musim panas ini di Eropa. Berbagai tanaman pangan, seperti jagung, bunga matahari dan kedele, paling menderita akibat kekeringan ini. Perkiraan panen untuk ketiga komoditi itu turun 12%-16% dari rerata angka produksi lima tahunan, demikian data JRC.
Kekeringan juga memperparah masalah pasok energi di seluruh Eropa. Berbagai bendungan PLTA telah menyusut di sejumlah negara, seperti Portugal dan di Norwegia, yang mendorong negara pemasok gas alam UE terbesar kedua setelah Rusia ini memperingatkan kemungkinan menghentikan ekspor energi jika situasinya tidak juga membaik.
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) juga menurun akibat berkurangnya air untuk mendinginkan reaktor nuklir.
Laporan JRC, yang mengambil data dari European Drought Observatory, memperingatkan bahwa kondisi yang lebih panas dan kering bisa berlangsung sampai memasuki musim gugur di wilayah barat Mediterania. Cuaca “untuk sebagian besar Eropa” yang akan menjadi lebih normal “tidak akan cukup untuk memulihkan secara penuh defisit (air) yang berakumulasi selama lebih dari setengah tahun,” katanya.
Para ilmuwan, sepertti dikutip Financial Times, menambahkan bahwa “kondisi cuaca yang lebih kering dari biasanya” diprediksi bakal terjadi di wilayah barat Spanyol, timur Portugal dan di sepanjang pantai Kroasia.
Dampak karhutla yang akut secara khusus terjadi di Portugal, di mana JRC menyatakan bahaya karhutla “tinggi sampai ekstrem di hampir seluruh negara itu.”
Brussells menyatakan pada Selasa bahwa mereka telah mengerahkan dua pesawat pemadam api untuk pertama kalinya guna membantu Portugal memadamkan karhutla di utara negeri itu. AI