Beras Impor tak Masuk ke Daerah Produsen

Perum Bulog memastikan beras impor tidak akan masuk ke pelabuhan-pelabuhan di daerah yang selama ini menjadi sentra produksi beras guna mencegah munculnya dampak psikologis terhadap petani di sentra sentra produksi beras  itu.

“Beras yang diimpor tidak akan masuk ke pelabuhan pelabuhan sentra produksi beras,” ujar Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti,dalam acara media gathering di Cirebon, Selasa (16/01/2017).

Menurutnya, beras impor yang jumlahnya maksimal 500.000 ton itu hanya akan masuk melalui pelabuhan- pelabuhan di daerah non produsen beras. Adapun pelabuhan-pelabuhan yang menjadi tempat kedatangan beras impor itu adalah Pelabuhan Aceh, Bitung, Belasan Medan, Sumatera Barat, NTT, Bengkulu, Jakarta, Pontianak,Sumsel dan Bali.

Seperti diketahui, Rakortas yang dipimpin Menko Perekonomian, Senin, memutuskan untuk menunjuk Perum Bulog guna memgimpor 500.000 ton beras umum . Penunjukan Perum Bulog ini dilakukan setelah pemerintah membatalkan penunjukkan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) untuk memgimpor 500.000 ton beras khusus.

Terkait penugasan impor beras itu, Djarot mengatakan, Perum Bulog sejak Senin telah membuka tender pengadaan beras melalui web Perum Bulog.

Tender itu ditujukan untuk anggota asosiasi di negara-negara yang menjadi asal beras impor, yakni Myanmar, Thailand, Vietnam, Pakistan dan India. Tender itu akan ditutup pada hari Rabu(17/01).

“Semua pihak bisa ikut tender asal dia adalah anggota asosiasi di negara asal beras dan memiliki kemampuan untuk mengirim beras,” ujar Djarot.

Dia memperkirakan beras impor itu akan masuk ke Indonesia sejak 20 hari setelah keluarnya L/C.

Pengurusan administrasi dan L/C baru akan muncul setelah lima hari sejak tender ditutup.Buyung N