Meski stok diyakini cukup untuk memenuhi kebutuhan, namun pemerintah memutuskan untuk mengimpor 500.000 ton beras.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan keputusan membuka impor beras merupakan hal terbaik untuk bangsa. Dia menekankan bahwa sejak tahun 2016, Indonesia tidak mengimpor beras. “Yang jelas pemerintah selalu melakukan yang terbaik untuk bangsa, “ katanya usai pembukaan Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian di Jakarta, Senin (15/01/2018).
Sementara itu Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gatot Irianto menyatakan saat ini sejumlah wilayah produksi seperti Jawa dan Sulawesi Selatan telah masuk masa panen sehingga bisa meningkatkan stok beras yang ada.
Puncak panen akan terjadi Februari di beberapa wilayah Indonesia. “Sulawesi Selatan kemarin 82.000 ton, dapat disebarkan ke seluruh Indonesia 2.000 ton,” kata Gatot.
Beras yang diproduksi pun sangat bagus setara dengan beras premium. “Padi cukup, panen pada bulan Januari 1.700 ha dan Februari 38.000 ha. Hasil produksi baik medium dan premium apapun itu, karena musim sedang bagus,” ungkapnya.
Gatot enggan menanggapi tentang kebijakan impor beras. Menurut Gatot, impor merupakan bagian dari kebijakan Kementerian Perdagangan. Sedangkan, Dirjen Tanaman Pangan Kementan tidak memiliki otoritas untuk menanggapi hal tersebut, dikarenakan, hanya fokus pada produksi beras.
“Tidak punya otoritas, Dirjen Tanaman Pangan hanya memproduksi dantidak memiliki kewenangan untuk menanggapi hal tersebut,” tegasnya. Sabrina