Bantuan Alat Tanam Sukseskan Petani Jagung

Bantuan alat tanam jagung (corn planter dorong dan corn planter implement) yang disalurkan melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian (Kementan) menjadi salah satu faktor suksesnya petani jagung di Indonesia.

Pasalnya, pada tahun 2018, bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) yang terealisasi hingga 10.437 unit senilai Rp38,4 miliar berupa corn planter dorong dan corn planter implement. Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, ke depan produksi jagung harus ditingkatkan. Untuk itu, petani perlu dibantu Alsintan seperti alat tanam.

“Saya mengharapkan petani semangat melakukan usaha tani dengan memproduksi pangan lokal, serta mencintai produk dalam negeri,” kata Sarwo Edhy di Jakarta, pekan lalu.

Dia mengatakan, sudah menjadi kewajiban Ditjen PSP mendukung target swasembada jagung yang dicanangkan Mentan Amran Sulaiman. “Ditjen PSP mengemban visi dan misi sebagai institusi pendukung direktorat jenderal komoditas, khusus jagung,” tegasnya.

Komitmen tersebut menyikapi melimpahnya produksi jagung di seluruh Indonesia menjelang panen raya, khususnya pada tujuh kabupaten di Provinsi Jawa Timur, yakni Tuban, Lamongan, Lumajang, Jember, Kediri, Mojokerto, dan Pasuruan.

Sentra jagung Jawa Timur mulai memetik hasil panen jagung. Hal itu mendorong Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyemangati petani jagung, khususnya di Kabupaten Tuban melalui kunjungan kerja di Desa Talun, Kecamatan Montong.

“Saya senang lihat para petani tersenyum dengan hasil panennya. Di sini kami memang untuk melayani, jadi kami datang tidak dengan tangan kosong,” kata Amran Sulaiman.

Pada Februari, Desa Talun, Kecamatan Montong memanen sekitar 10.000 hektare (ha) lahan jagung. Sedangkan untuk Kabupaten Tuban, secara keseluruhan memanen lebih dari 50.000 ha lahan jagung.

Tuban merupakan salah satu sentra pertanaman jagung di Jawa Timur. Dengan tibanya masa panen jagung ini, Amran Sulaiman berharap para petani dapat memasok kebutuhan jagung peternak, baik yang berada di wilayah Tuban, maupun kabupaten lainnya.

Antisipasi

Sementara itu, petani jagung Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur mengharapkan bantuan Ditjen PSP berupa  Alsintan pasca panen, mesin pemipil jagung (corn sheller). Alat ini dibutuhkan untuk proses hasil panen, sehingga jagung dalam bentuk olahan memberikan nilai jual lebih kepada petani.

Kepala Dinas Pertanian Pemkab Trenggalek, Joko Surono mengatakan, Kementan dapat memberikan bantuan sarana pasca panen untuk menjaga kualitas jagung agar harga di pasar menjadi lebih baik.

Dia menambahkan, sebentar lagi akan terjadi panen raya jagung di tiap daerah, dan harus dapat mengantisipasi jatuhnya harga jagung. “Kita harus mulai mempertimbangkan untuk menjual jagung dengan bentuk hasil olahan agar ke depan ada nilai jual lebih,” tuturnya.

Direktur Pembiayaan, Ditjen PSP, Sri Kuntarsih menanggapi positif ‘curhat’ petani yang bergabung pada kelompok tani Tani Makmur, dipimpin Muhaji, yang mengharapkan adanya corn sheller.

“Kami akan teruskan permintaan petani yang mengusulkan bantuan Alsintan berupa corn sheller untuk proses hasil panen jagung,” kata Sri Kuntarsih, yang juga Penanggung Jawab LTT Upsus wilayah Karesidenan Madiun, salah satunya adalah Kabupaten Trenggalek.

Muhaji mengatakan, petani setempat memanfaatkan 300 ha lahan kering milik Perum Perhutani dengan memanfaatkan benih jagung hasil swadaya petani, yang produktivitasnya mencapai 6,3 ton/ha. Sementara harga jual saat ini rata-rata Rp3.800/kg dari sebelumnya Rp4.100/kg.

DPR  Serahkan Bantuan Alsintan

Sementara Kementan bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyerahkan bantuan Alsintan prapanen dan pasca panen kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) se-Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Bantuan diserahkan langsung Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet).

Alsintan yang diberikan adalah 1 traktor roda empat, 25 traktor roda dua, 14 pompa air empat inchi, 8 pompa air delapan inchi, 50 hand sprayer, dan 5 power thresher.

Pendistribusian Alsintan ini adalah salah satu strategi pemerintahan Presiden Joko Widodo bersama DPR untuk menyempurnakan manajemen teknis guna mendongkrak produksi pertanian.

Menurut Bamsoet, petani juga bisa lebih nyaman mengelola lahan karena tidak perlu memikirkan pengeluaran uang untuk membeli Alsintan. DPR selalu memastikan agar petani terfasilitasi dengan baik, mulai dari benih, bibit, pupuk, irigasi, sampai ke pemasaran hasil pertanian.

“Saya percaya, menyejahterakan bangsa Indonesia salah satu caranya harus dimulai dengan menyejahterakan petaninya,” ujar Bamsoet di Desa Entak, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Jumat (22/2/2019).

Data Kementan, potensi lahan pengembangan pertanian padi, jagung, kedelai, dan ubi kayu (PJKU) di Kabupaten Kebumen mencapai 45.331 ha. Terdiri atas lahan basah (sawah) eksisting seluas 41.278 ha dan potensi pengembangan tanaman pangan lahan kering seluas 4.053 ha.

Dirjen PSP Sarwo Edhy menambahkan, dalam APBN 2019, DPR bersama pemerintah menyiapkan anggaran hampir Rp4,9 triliun. Tak hanya itu, DPR dan pemerintah juga menetapkan pagu subsidi pupuk tahun anggaran 2019 sebanyak 9,55 juta ton atau setara dengan Rp29,5 triliun, baik untuk pupuk Urea, SP-36, ZA, NPK maupun organik.

“Besarnya anggaran yang digelontorkan sejalan dengan misi besar Indonesia untuk menggenjot produktivitas padi dari sekitar 56,54 juta ton pada 2018 menjadi 84 juta ton di 2019, jagung 33 juta ton, kedelai 2,80 juta ton, bawang merah 1,41 juta ton, cabai 2,29 juta ton, dan bawang putih 0,079 juta ton,” jelas Sarwo. PSP