Beras Vietnam Cetak Harga Tinggi

Foto: Antara

Harga beras di pasar internasional terus merangkak naik, menyusul merosotnya pasok beras di pasar global serta dampak El Nino. Bahkan Vietnam mencatat harga beras sudah mencapai angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

Berdasarkan data terakhir dari Bea Cukai Vietnam (General Department of Vietnam Customs), dalam semester I/2023 (Januari-Juni), ekspor beras sudah mencapai 4,2 juta ton lebih dan devisa yang diraup senilai 2,26 miliar dolar AS. Dari sisi volume, berarti terjadi kenaikan 21%, sementara dari sisi nilai naik 32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Harga ekspor beras selama Juni secara rata-rata juga mencapai 650 dolar AS/ton (sekitar Rp9.750/kg dengan kurs Rp15.000/dolar AS). Harga itu naik 9,4% dibandingkan Mei dan lebih tinggi 20,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, demikian disebutkan vnexpress.net.

Dalam 6 bulan pertama 2023, harga beras ekspor diperkirakan mencapai 539 dolar AS/ton atau naik 10% selama periode yang sama 2022 dan tercatat sebagai harga tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

Menurut Kementerian Pertanian dan Pembangunan Desa, alasan terjadinya kenaikan tajam harga adalah menyusutnya pasok. Pola cuaca El Nino juga memaksa banyak negara yang menaikkan pembelian beras untuk menumpuk stok.

Departemen Pertanian Filipina memperkirakan, El Nino akan kembali dan berpengaruh buruk terhadap produksi dalam negeri mereka. Sedangkan Indonesia memperkirakan kekeringan juga akan terjadi meluas, sehingga panen produk pertanian selama Juli-Agustus kemungkinan menurun signifikan.

Dalam 5 bulan pertama 2023, ekspor beras Vietnam ke pasar utama mereka — Filipina dan China — tumbuh kuat mencapai dua digit. Di samping itu, eskpor beras ke pasar baru, seperti Indonesia, Chile, Turki dan Senegal juga terbang tinggi dari 1,1%-16,0% selama periode yang sama.

Sementara harga beras dari India juga melambung setelah pemerintah New Delhi mempertimbangkan larangan ekspor seluruh varietas beras non-Basmati untuk mengontrol inflasi.

Harga beras eceran di New Delhi sudah naik 15% tahun ini, sementara harga beras dalam negeri rata-rata naik 8%, kata Kementerian Urusan Konsumen, Pangan dan Distribusi Umum India.

Asosiasi Pangan Vietnam dan perusahaan swasta yakin, jika India benar-benar memberlakukan larangan ekspor beras, harga beras global pasti naik. Dalam jangka pendek, beras Vietnam tidak hanya akan memperoleh manfaat dari kenaikan harga itu, tapi juga sangat bagus buat ekspor.

Satu perusahaan di Can Tho, Delta Mekong Vietnam mengatakan, pesanan ekspor sangat banyak dan harga beras wangi paling besar kenaikan harganya. Perusahaan ini juga mengaku tak punya cukup pasok untuk memenuhi permintaan. Diperkirakan harga beras di pasar ekspor akan mencapai puncaknya di semester II/2023 ini.

Guna mengamankan permintaan beras dalam negeri dan ekspor, Kementan Vietnam telah memerintahkan daerah-daerah sentra produksi beras, terutama Delta Sungai Mekong, untuk aktif menanam dan memprioritaskan varietas padi dengan umur pendek serta varietas beras wangi yang cocok dengan permintaan pasar.

Beras Vietnam telah diekspor ke 156 negara dan wilayah, termasuk banyak ke pasar beras kelas atas. AI