BSILHK Mulai Aksi Baru Proteksi Berbasis Lanskap di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, Libatkan Semua Stakeholder

Cagar Biosfer Giam Siak Kecil/dok. Wikipedia

Badan Standaridasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BSILHK) bersama ITTO dan mitra-mitra terus memperkuat pengelolaan berbasis lanskap di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil (GSK), Riau.

Hal itu terungkap dalam pertemuan Steering Committee Project ITTO bertajuk “Enhancing The Implementation of Landscape Management of Giam Siak Kecil-Bukit Batu Biosphere Reserve” di Bogor, 2 Mei 2023.

Kepala BSILHK Ary Sudijanto menjelaskan Cagar Biosfer GSK yang memiliki luas 705.000 hektare itu merupakan rumah bagi flora dan fauna penting selain menjadi penyangga kehidupan manusia.

“Intervensi perlu dilakukan untuk mempertahankan kawasan Cagar Biosfer GSK,” tegas Ary.

Kawasan GSK sudah ditetapkan sebagai salah satu Cagar Biosfer oleh UNESCO pada 26 Mei 2009. Ancaman yang dihadapi oleh Cagar Biosfer GSK di antaranya adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan perubahan habitat untuk kepentingan ekonomi lainnya.

Proyek yang bertajuk “Enhancing The Implementation of Landscape Management of Giam Siak Kecil-Bukit Batu Biosphere Reserve” diharapkan bisa mendukung pengelolaan Cagar Biosfer GSK. BSILHK mendapat dukungan dari APP Sinar Mas sebagai Colaborating Agency. Proyek dari International Tropical Timber Organization (ITTO) itu juga mendapat dukungan pendanaan dari Republik Korea melalui Korea Forest Service (KFS).

Ary menyatakan, proyek tersebut diharapkan bisa mengembangkan standar pengelolaan cagar biosfer. “Jika standar pengelolaan yang diterapkan sukses, bisa direplikasi ke tempat lain,” ujar Ary.

Ary mengundang semua pemangku kepentingan untuk terlibat aktif dalam proyek yang akan dilaksanakan. Termasuk APP Sinar Mas, Balai Besar KSDA Riau, hingga Dinas LHK Prov.Riau. Menurut dia, kolaborasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan akan mendukung tercapainya target pengelolaan berkelanjutan di Cagar Biosfer GSK.

Dr. Hwan OK Ma, Project Manager dari proyek tersebut menyatakan pihaknya sangat berharap proyek yang dilaksanakan akan mencapai keberhasilan dengan dukungan dari berbagai pihak.

Sementara perwakilan dari Korea Forest Service, Song Wonyeong mengingatkan pentingnya solusi berbasis alam untuk menghadapi tantangan yang dihadapi masyarakat seperti perubahan iklim. Itu sebabnya, pengelolaan berkelanjutan di Cagar Biosfer GSK sangat penting.

Song Wonyeong juga mengatakan pihaknya antusias dengan proyek yang dilaksanakan akan akan melibatkan pihak swasta (APP Sinar Mas) untuk pengelolaan gambut berkelanjutan. Dia menuturkan, pihaknya juga melaksanakan proyek pengelolaan gambut berkelanjutan di Hutan Lindung Londerang Jambi.

Elim Sritaba, Chief Sustainability Officer APP Sinar Mas menyatakan bahwa APP Sinar Mas berkomitmen mendukung pengelolaan dan perlindungan kawasan cagar biosphere GSK BB dalam upaya konservasi, pelestarian keanekaragaman hayati dan penguatan fungsi kawasan.

Implementasi dari komitmen tersebut adalah ikut menjaga dan mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan disekitar area cagar biosfer bersama sama dengan para pemangku kepentingan lainnya yg ikut terlibat bersama sama. ***