Bulog akan Fokus ke Pengadaan Gabah

Perum Bulog akan mengutamakan pengadaan gabah guna menghasilkan beras yang berkualitas dan harga jual yang tidak bisa dipermainkan seenaknya oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab.

“Dengan pengadaan berupa gabah, maka beras yang dihasilkan nantinya  berkualitas bagus dimana beras yang dihasilkan masih fresh karena baru dihasilkan dari kegiatan penggilingian gabah,”kata   Direktur Utama Perum Bulog Komjen (Purn) Budi Waseso, di Jakarta, Senin (14/05/2018).

Menurutnya, selama ini Perum Bulog tak mampu melakukan pengadaan beras secara maksimal karena beras yang dibeli berasal dari pihak ketiga yang juga menjadi penentu harga jual beras tersebut.

“Karena itu, dengan membeli melalui gabah, kita bisa memotong rantai pasok sehingga harga pembelian bisa lebih murah. Lewat pola ini, petani dan konsumen tidak dirugikan,” ucapnya.

Untuk merealisasikan kegiatan itu, Perum Bulog telah melakukan kordinasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan). Kementan akan memberikan bantuan 1.000 unit dryer (alat pengering) kepada gabungan kelompok tani (Gapoktan).

“Dengan adanya alat pengering itu, maka Perum Bulog bisa membeli gabah sesuai standar yang ditentukan kadar airnya,” papar Budi Waseso.

Porsi 25%

Direktur Pengadaan Perum Bulog Andrianto Wahyu Adi menjelaskan kalau kenaikan volume pengadaan gabah akan dilakukan secara bertahap oleh Perum Bulog pada tahun ini mengingat masih adanya halangan yang dihadapi Perum Bulog.

“Kami masih menghadapi tantangan berupa keterbatasan pegawai pembeli di lapangan langsung serta jumlah dryer,” ujar Andrianto,

Dijelaskan, saat ini Perum Bulog baru memiliki 103 unit dryer.  Satu unit dryer hanya mampu mengeringkan 30 ton gabah setiap harinya.

Walaupun begitu, ungkapnya, Perum Bulog akan terus melakukan peningkatan pengadaan dalam bentuk gabah secara maksimal. Untuk tahun ini, pengadaan gabah akan ditargetkan sebanyak 25%  dari total pengadaan beras dan gabah/ Tahun lalu, porsi pengadaan gabah BUMN bidang pangan ini hanya sekitar 10 %.

“Porsi pengadaan gabah akan terus bertambah seiring dengan bertmbahnya satker untuk pembelian langsung serta ketersediaan jumlah dryer,” papar Andrianto.

Pada tahun 2017 Bulog telah menyerap sebanyak 2,1 juta ton setara beras. Jumlah tersebut mencapai 58 % dari target yang dicanangkan pada tahun 2017, sebanyak 3,7 juta ton. Tahun 2018, Perum Bulog mentargetkan mampu menyerap sebanyak 2.7 juta ton setara beras.

Andrianto juga menjelaskan kalau stok beras Bulog per 13 Mei 2018 mencapai 1.262.782 ton dan jumlah itu akan terus bertambah seiring dengan masih berlanjutnya pengadaan beras dan gabah di dalam negeri. B Wibowo