Di Pameran EcoPro Jepang, Belantara Foundation Promosikan Proyek Restorasi Hutan Indonesia

Dirjen PSKL KLHK Bambang Supriyanto saat mengunjungi booth Belantara Foundation/APPJ di pameran EcoPro2022, Tokyo, Jepang.

Belantara Foundation berpartisipasi pada Pameran EcoPro 2022 yang digelar di Tokyo, Jepang 7-9 Desember 2022.

Pada kesempatan ini, Belantara Foundation hadir bersama Asia Pulp & Paper Japan Ltd. (APPJ) untuk mempromosikan “Forest Restoration Project: SDGs Together” kepada dunia internasional, dan mengajak mitra-mitra APPJ lebih luas lagi dalam upaya pemulihan hutan tropis di Indonesia.

Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna dalam keterangannya, Sabtu, 10 Desember 2022, mengatakan bahwa restorasi ekosistem merupakan salah satu isu global yang penting saat ini.

Sidang Majelis Umum PBB telah mendeklarasikan the UN decade on ecosystem restoration untuk menyinergikan upaya restorasi ekosistem secara masif pada ekosistem yang rusak dan terganggu pada periode 2021-2030.

Restorasi ekosistem dianggap sebagai salah satu langkah efektif untuk memitigasi perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan pangan, menjaga suplai air serta melindungi keanekaragaman hayati.

Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen yang serius dalam upaya restorasi ekosistem melalui berbagai regulasi terkait restorasi ekosistem. Salah satunya adalah Peraturan Menteri Kehutanan No. SK.159/Menhut-II/2004 tentang Restorasi di Kawasan Hutan Produksi (IUPHHK Restorasi Ekosistem) untuk mendorong partisipasi sektor swasta dalam pemulihan ekosistem yang telah terdegradasi.

Restorasi ekosistem secara umum akan memengaruhi dan memperbaiki kualitas lingkungan, termasuk kualitas udara, kualitas air, pohon, tanah, serta habitat dan populasi satwa liar. Restorasi juga dapat mengembalikan fungsi pengaturan tata air dan iklim mikro suatu ekosistem. Restorasi ekosistem yang berhasil akan mampu mencegah atau mengurangi berbagai macam risiko kerusakan lingkungan seperti erosi, tanah longsor, tercemarnya sumber air, turunnya muka air tanah, kebakaran lahan, polusi udara dan lain-lain.

“Selain itu, restorasi ekosistem juga perlu memerhatikan dimensi sosial-ekonomi masyarakat. Restorasi ekosistem tidak hanya mengembalikan fungsi ekologis tetapi juga mengembalikan fungsi hutan sebagai sumber mata pencaharian yang berkelanjutan bagi masyarakat. Dengan tata kelola yang tepat, restorasi ekosistem dapat mendukung pemulihan fungsi hutan sebagai penyedia manfaat lingkungan, sosial, dan ekonomi bagi masyarakat,” kata Dolly.

Belantara Foundation bekerja sama dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Minas Tahura, Kelompok Tani Hutan (KTH) Tahura Sultan Syarif Hasyim dan pemangku kepentingan setempat yang didukung oleh APPJ menggagas program bernama “Forest Restoration Project: SDGs Together” di wilayah Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, Riau.

Proyek tersebut merupakan kegiatan yang dijalankan melalui donasi sebagian hasil penjualan produk yang dibuat oleh produsen kertas Indonesia, APP (termasuk beberapa produk pabrik APP China) kepada Belantara Foundation untuk menanam dan memelihara bibit pohon spesies langka di hutan Sumatera yang telah terdegradasi akibat aktivitas ilegal dan kebakaran hutan. Program donasi ini telah berjalan sejak Agustus 2020.

Pameran EcoPro merupakan pameran terbesar kedua di Jepang. Pada pameran kali ini Belantara Foundation dan APPJ juga menampilkan produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat pengelola hutan yang merupakan binaan dari Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Selain ribuan siswa sekolah, para pimpinan dan perwakilan perusahaan mitra APPJ, serta masyarakat umum, turut hadir berkunjung ke booth APPJ/Belantara Foundation di Pameran EcoPro 2022 adalah Bambang Supriyanto (Dirjen PSKL-KLHK) beserta rombongan, Zahrul Muttaqin (Atase Kehutanan KBRI Tokyo Jepang), dan Arief Wibisono (Atase Perdagangan KBRI Tokyo Jepang). ***